Denny Boy Roha

Adalah guru dan juga principal di SMA Negeri Jakarta. Alumini IKIP Padang, jurusan Akuntansi. Wakil Ketua MGMP Ekonomi DKI, Intstruktur Kurikulum 13, ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bedebar Saat di Suntik
https://id.pinterest.com/pin/

Bedebar Saat di Suntik

#tanthar_372

#berpentigraf

Bedebar Saat di Suntik

Sangat banyak dan beragam yang disuguhkan televisi ketakutan orang saat di vaksin, mulai dari badannya yang kerempeng, menangis sejadinya, ada juga yang tampang garang, bergambar kiri-kanan, ketika disuguhi jarum suntik, nyalinya ciut dan merengek seperti anak kecil, ada juga tenaga dinkes yang minta ditemani mamanya ketika disuntik, bahkan ada yang sampai pingsan saking takutnya. Aku hanya mendehem saja atas suguhan yang ada, karena aku yakin akan kuat dan berani.

Pagi ini, bersama dengan rombongan, aku menuju lokasi penyuntikan vaksin, sebagian santai saja. Aku juga harus menunjukkan tegar dan kuat. Mengambil nomor antrian kuusahakan yang terakhir, ada saja kilahku agar tidak dapat nomor awal. Satu persatu temanku dipanggil lewat pengeras suara, masuk ruang periksa, lalu antri untuk skrining. Tinggal aku sendiri menunggu giliran dipanggil, lututku mulai gemetar, namaku dipanggil, aku berdiri dan menuju ruang periksa, wajahku memerah, hampir semua bulu romaku merinding. Aku lolos pemeriksaan kesehatan kini antri menunggu di suntik.

Tertulis nama dr.Rita Mulyani N (sebut saja demikian) di papan namanya yang tergantung di dada. Aku menatap sebentar, ada getaran aneh di dadaku, apakah pengaruh ketakutan? Aku sendiri tidak tahu. Dr.Rita memanggil namaku, aku maju, dan duduk di hadapannya. Terlihat bening bola matanya, alisnya tebal, suaranya lembut, sebuah tanda hitam kecil menempel di sisi kiri matanya, menambah manis. Diraihnya lenganku pelan dan lembut, diusap-usap bagian pangkal lenganku, aku merinding, getaran semakin menjadi, kakiku seperti mengiringi ketukan gendang musik dangdut, bibirku bergetar, dr. Rita senyum melihatku, aku semakin dag dig dug. Jarum suntik sudah ditunjukkan bersamaan vial vaksin, lalu ia meraih lenganku lembut, kelembutannya sangat terasa ketika dia mengusap lenganku lagi, tanganku digenggamnya, getaran aneh menjalar kencang. Aku diajak ngobrol, dan kemudian selembar kapas ditekankan pada lenganku, lalu kembali menutup setengah pakaianku yang terbuka. Dia membuang jarum dan vial, aku masih ternganga dengan rasa dag dig dug begitu kencang. “Mas sangat hebat… walau gemetaran tapi tidak sedikitpun meringis waktu di suntik.” Ujarnya. Aku kaget ternyata selesai sudah di vaksin, tapi kenapa dag dig dug itu masih terasa.

-salamdagdigdug

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sisi lain dari kehebohan pelaksanaan vaksin...luar biasa pak...mantap

18 Mar
Balas

hahahahaha yang penting nyari yang terselip bu. Makasih. Salam sukses bu

19 Mar

Ha haa... ini modus apa doyan disuntik... keren slalu Pak Denny Boy...

18 Mar
Balas

Suntik sih takut bu, tapi itu dia doyan di elus2

18 Mar

Hahaha...si bapak ketagihan di usap si dokter ... Keren pak. Sukses selalu

25 Mar
Balas

Haha... Padahal minta satu lengan lagi Pak, biar kori kanan di suntik, kan di usap dokter lagi tuh..

18 Mar
Balas

Betuuul maunya begitu, dijanjikan 14 hari lagi hehehehe

18 Mar



search

New Post