Denny Boy Roha

Adalah guru dan juga principal di SMA Negeri Jakarta. Alumini IKIP Padang, jurusan Akuntansi. Wakil Ketua MGMP Ekonomi DKI, Intstruktur Kurikulum 13, ...

Selengkapnya
Navigasi Web
SEMOGA KAU TIDAK TULI, HORA HORE

SEMOGA KAU TIDAK TULI, HORA HORE

#Tagur #01

SEMOGA KAU TIDAK TULI, HORA HORE

Dia bukanlah seorang guru Geografi ataupun guru Sejarah, akupun demikian. Namun lagak gayanya melebihi seorang ahli geografi atau ilmu bumi, bahkan tidak jarang bergaya amtenar masa beheula dulu. Semua orang itu dianggap bawahannya saja. Beda kalau yang datang menghadap seorang perempuan cantik, putih dan imut-imut, tidak peduli perempuan itu sudah punya pasangan, yang penting baginya membuat ketergantungan. Ya itu adalah ahlinya. Puih…!

Tidak sedikit juga wanita-wanita pengejar jabatan terjerat pencitraannya, walaupun mereka juga paham dia itu sudah ada pendamping, yang mempunyai body sedikit semok kalau tidak mau dikatakan bomber, sepasang buah cinta mereka yang sudah beranjak remaja. Sepertinya mereka menutup mata untuk melihat kenyataan yang ada. Gayung bersambut, dua telapak tangan sudah menyatu membuat tepukan, jadilah bunyi. Plok…!

Pekerja-pekerja lain bukan tidak memperhatikan apa yang dilakukannya, hanya saja mereka tidak mau peduli. Gunjingan demi gunjingan tentangnya bersilweran di WAG pekerja, mereka sadar anggota group itu juga terdapat wanita-wanita yang dekat dengannya, tapi mereka tak berani bersuara, takut atau malu.

Sedang bersenda gurau usai makan siang, pekerja lelaki yang benar-benar jantan dikejutkan oleh suara tangis seorang pekerja wanita. Suara tangisannya tersedu-sedu menandakan kepedihan yang mendalam. Semua mata lelaki pekerja melihat ke arah wanita yang menangis dengan menelungkupkan kepalanya ke meja kerja. Tak seorangpun berani bertanya atau mendekat, karena mereka paham wanita itu salah seorang yang mereka perbincangkan. Tetiba wanita itu bangkit dan bersuara lantang. “Apa kalian tidak paham? Atau kalian tidak peduli? Baik tolong berikan buku ini padanya, agar dia tahu akan dosa-dosanya, segera bertobat. Jangan ada lagi tangisan seperti ini pecah di sini lagi”. Wanita itu menyorongkan sebuah buku yang sudah dicetak. Covernya siluet seorang perempuan menangis, di damping seringai tawa serigala. Tertulis dengan jelas judulnya “Semoga Kau Tidak Tuli, Hora Hore”.

#bumipengasingan, Febr 22

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Pak. Salam literasi

11 Feb
Balas

Keren pak Denny...pemilihan diksi menawan. Salam literasi

11 Feb
Balas



search

New Post