*Tantangan hari ke-125

#TantanganGurusiana

Sudah 124 tulisan saya orbitkan di weblog gurusiana.id. Artinya sudah 124 hari saya menulis tantangan gurusiana. Ini bukan pekerjaan mudah, namun juga bukan hal sangat sulit. Walau kendala selalu muncul. Masalah kadang hadir.

***

Hari ini saya memenuhi tantangan menulis ke-125. Setelah melewati tiga tantangan gurusiana sebelumnya. Menulis setiap hari selama 30 hari, 60 hari dan menulis selama 90 hari. Kini saya berproses memenuhi tantangan menulis dalam satu tahun. Bismillah. La haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim.

Memang gampang-gampang susah untuk memenuhi tantangan menulis untuk gurusiana. Jika tak bernyali gede. Jika tak menggila. Rasanya sulit untuk bisa menyalurkan hasrat menulis kita di weblog milik Mediaguru.

Kuncinya memang semangat membara. Semangat untuk belajar. Semangat untuk menulis. Semangat untuk berbagi. Disiplin dalam mengatur waktu. Merencanakan topik yang akan ditulis. Harus ada target pencapaian. Semua itu menjadi modal dasar dalam melewati rintangan dalam tantangan menulis. Semuanya terasa mudah. Akhirnya terasa indah.

Bagi penulis pemula, memang perjuangan besar dalam menaklukan tantangan Bos Ihsan Cs ini. Bukan hanya urusan disiplin waktu menulis. Tak cukup persoalan membuat planning topik. Tetapi harus berjuang bagaimana dalam otak dan hatinya bisa dipacu memproduksi ratusan bahkan ribuan dan jutaan kata-kata.

Kata-kata yang disusun menjadi kalimat. Kalimat menjadi paragraf, lalu terbangun struktur, sistematika, logika bahasa dalam naskah yang bisa dipahami pembaca. Semua perlu kerja keras, tuntas dan ikhlas. Mengapa harus ikhlas? Lah wong nulis ini gak ada yang mau bayari toh. Tapi hebat pada mau gitu loh. Ini kan karena keikhlasan kita yang mau belajar membangun habit menulis.

Ada banyak orang-orang hebat bergabung di gurusiana.id. Tapi toh mereka tak cukup waktu untuk menulis. Sekalipun soal ketrampilannya menulis sudah tak perlu ditanya. Saya sendiri, tak pernah merasa pintar menulis. Karena karya saya tak banyak untuk dibanggakan. Menulis di media ini, bagi saya untuk menjaga stamina otak dan hati saya agar tetap prima dalam menulis. Biar nggak pikun.

Selama menjalani tantangan menulis, tak sedikit kendala yang menghampiri. Memilih topik yang hot, gres, menggoda, sering menjadi hambatan tersendiri. Jika sekadar menulis, ada banyak bahan di sekitar kita. Namun agar tulisan kita bermanfaat buat orang lain, ini tak gampang. Belum lagi dikejar deadline di tengah kegiatan lain.

Seringkali jam menulis pada saat kritis deadline. Jam 10-11an malam. Ini waktu sangat beresiko untuk dikerjakan. Resiko ponsel bermasalah. Resiko sulit upload. Kehabisan kuota data. Kejar-kejaran nahan kantuk. Atau adminnya kelupaan meloloskan tulisan kita. Walau faktor yang terakhir ini jarang terjadi. Kendati waktu kritis, namun menjadi ujian adrenalin saya.

Masa kerja dari rumah (WFH) terasa cukup berat memenuhi tantangan menulis. Jika masa normal, saya banyak menghabiskan waktu menulis di kantor, disela kegiatan lain. Namun masa di rumah, waktu banyak dihabiskan dengan keluarga dan pekerjaan beres-beres rumah.

Saya merasakan betapa beratnya menulis harus menahan kantuk. Tak sadar tidur lalu bangun ngetik lagi. Belum lagi jika bahan tulisan belum fix ditemukan. Wah bete berat. Ditambah aplikasi word di ponsel kadang ngadat. Atau andoidnya bermasalah, seperti sekarang ini.

Smartphone saya mendadak tak bisa dicharge sehingga kehabisan batre. Ponsel anak menjadi pilihan untuk memenuhi tantangan menulis gurusiana dalam beberapa hari ke depan. Mencoba diservis cukup sulit di masa libur nasional sekarang ini. Sembarang servis tak semua mau melayani android Samsung A7. Hardwarenya ribet katanya. Ini warning bagi pengguna ponsel. Jangan sering dan lama mencharge di mobil. (*)

Cirebon, 31 Mei 2020 I 23:19

Deny Rochman

Pegiatliterasi Kota Cirebon