Bait-bait Puisi Alpa
bait-bait puisiku bukan cucuran air mata
pernah ia merupa gundukan kepedihan
menjelma jadi panggung kesedihan
saat panggung sandiwara tak lagi bisa dipertontonkan
lalu kau mengulangi lagi membuat bait-bait puisi yang baru
berupa orkestra musik yang merdu
tentang cinta, persahabatan dan kebijaksanaan
mengalun indah memenuhi telinga anak-anak jalanan yang perutnya lapar
di telinga para tunawisma yang rindu akan hangatnya pembaringan berkasur tebal dan selimut hangat terhampar
di telinga lelaki musafir yang letih tanpa perbekalan lalu terkapar
di telinga para guru yang terbata mengeja zaman memburu cara baru belajar mengajar
aku dan kau lantas berbangga hati pada bait-bait puisi yang tercipta sepenuh hati
tanpa sadar puisi tentang kehidupan sebenarnya telah lama:
mati
5 Oktober 2020
Diterbitkan di SKB
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar