Menapak Jalan Lempang
Senja menawarkan warna lembayung seakan matahari menyerahkan diri menyambut datang malam yang dihiasi sinar rembulan dan gemintang
demikian indah Tuhan mewartakan alam
menawarkan kehidupan yang juga akan tenggelam apakah ke dalam kelamnya hati atau menguasai cahaya kunang-kunang
kala malam dikuasai gulita itulah pertanda usia dalam seburuk masa
kuselipkan doa-doa penuh harap agar terang cahaya-Nya menyinari nurani
lalu adakah yang lebih indah dari hening?
Waktu yang paling sempurna
menyelisihi sang hati kemana kelak ia selama ini menghadap
menelisik sang jiwa siapkah kembali pada kehidupan yang hakiki
mengajak paksa sang nafs menjauhi gemerlap kenikmatan dan hingar-bingar ketenaran
menyungkurkan pikir yang sombong serta fakir pada lembaran sajadah yang kering dari air mata
mengalirkan mata air pengakuan bahwa Tuhanlah penguasa kehidupan
*
Wahai kematian
sang pemutus kenikmatan
semoga senja kali ini
malam hari ini
persaksian mencapai puncaknya
*
biarlah hanya sebuah cahaya kunang-kunang
meski berkelip perlahan
tapi arahku tak hilang pada jalan lempang kebenaran
12 September 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya. Sukses selalu. Salam literasi
woow kereeen...Bunda D cantiik...merinding saya...penuh makna pencerahan....makasiih pengingatnya Bunda cantiik...kangen saya...lama tak saling menyapa...sehat dan sukses slaluu ..