DESI PURNAMA SARI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
CINTA PERTAMA

CINTA PERTAMA

Tantangan Menulis di Gurusiana Hari ke-35

Selasa, 18 Februari 2020

Langit mulai terlihat cerah, itu artinya aku bisa melanjutkan perjalananku menuju ke sekolahku. Sekolah tempat aku mengajar. Meski sekolahku tidak begitu jauh dari rumah tapi aku tetap memilih membawa sepeda motorku. Malas kalau aku berjalan kaki karena ujung-ujungnya akan menjadi topik perbincangan masyarakat di sekitarku.

Profesiku sebagai guru selalu dijadikan alasan utamanya topik trending setiap pagi. Mereka selalu menanyakan alasan kenapa aku belum menikah juga sementara aku sudah memiliki pekerjaan tetap dan aku juga memiliki usaha loundry yang mulai berjaya.

Banyak lelaki yang datang melamarku dan bahkan tidak jarang yang datang ke rumah seraya memamerkan usaha yang mereka miliki. Aku akui, lelaki yang melamarku kebanyakan lelaki sukses yang sudah jelas masa depannya.

Tapi aku tidak bisa menikah dengan lelaki yang tidak mampu membuatku berbunga-bunga. Bagaimana bisa aku hidup dengan lelaki yang tak mampu mendebarkan jantungku. Aku tidak bisa membayangkan itu apalagi kalau harus terjadi. Oh,No!

Entah kenapa, semenjak mengikuti pelatihan itu aku tambah semangat menjalani hari-hariku. Menjalani rutinitasku dengan enjoy dan bahkan aku mulai suka senyum-senyum sendiri sambil memegang gawaiku dan memencet kameranya. Kuamati wajahku dan aku bayangkan bagaimana jika dia ada di sisiku.

Perkenalan singkat menyisahkan kerinduan dalam hatiku. Tatapan matanya yang penuh ambisi untuk maju dan berkembang mampu menghipnotisku sehingga aku tak kuasa mengalihkan mata ke yang lain.

Aku suka tatapan itu, tatapan seorang lelaki yang memiliki semangat tinggi untuk maju meniti kariernya. Berbagi ilmu dengan tulus dan itu mampu membuatku terpana karena pengetahuannya yang luas seakan menarikku ke hatinya.

Entah kebetulan atau apa, ketika pelatihan itu dia selalu memilih kelompokku untuk tampil dan mempresentasikan hasil kerja kelompok kami. Tentunya aku yang maju karena aku selalu memiliki ide-ide dan keberanian untuk mengemukakan di hadapan peserta pelatihan.

Dia memiliki alasan yang tepat. Kelompokku selalu menyelesaikan tugas lebih awal. Jadi wajar kalau kelompokku selalu menjadi pusat perhatiannya. Ya, dia adalah seorang lelaki yang mendapat tugas untuk memberikan materi pelatihan kepada kami.

Meski usianya tidak jauh berbeda dariku. Tapi kariernya naik dengan cepat karena dia baru saja menyelesaikan pendidikan masternya di kampus ternama di negara kita sehingga dia memiliki pengetahuan terkini yang dibutuhkan seorang guru dalam menghadapi tantangan era globalisasi.

Cara dia memberikan materi mampu membuat jiwa mudaku bergetar hebat. Aku termotivasi untuk selalu belajar dan belajar sehingga aku bisa berkarya mengasah kemampuanku dan juga peserta didikku.

Semua ini berawal dari chatingan lewat wa. Kami sengaja membuat group wa agar kita dengan mudah berkomunikasi antar sesama anggota sehingga kita bisa menerapkan ilmu yang kita peroleh di sekolah kita masing-masing.

Setelah lengkap nama peserta pelatihan masuk group maka aku mulai memposting materi-materi yang dimiliki oleh kelompokku. Karena materi tersebut adalah tugas dari kelompokku. Baru saja aku mengirimkan materinya tiba-tiba aku mendapatkan wa dari nomor baru.

Aku tatap nomor itu, aku buka datanya dan ternyata dia yang mengirimkan pesan. Pesan singkat darinya membuat jantungku kian berdebar dan aku merasa saat itu butuh air putih agar konsentrasiku tidak hilang.

Pesan singkat yang berisi revisi tugas-tugasku karena ternyata masih ada kesalahan yang tidak aku sadari. Sementara aku sudah mengirimnya ke group wa. Dia mengingatkan aku agar menghapus file lama dan menggantinya dengan file yang baru saja dia revisi.

Salut, aku salut akan ketulusannya sehingga aku mengucapkan terimakasih kepada dia yang aku panggil bapak. Lucunya dia justru memintaku agar panggil uda saja sebab usia kami hanya terpaut 5 tahun.

Aku tidak mau memanggil dia dengan sebutan uda. Karena aku menghormati dia sebagai guruku. Ya, meskipun aku seorang guru tapi aku juga butuh guru untuk membinaku agar lebih profesional lagi.

Aku tetap memanggilnya dengan panggilan bapak. Tapi dia selalu memanggil dirinya dengan sebutan uda. Tapi ketika di group dia selalu memanggil dirinya bapak.

Aku simpan nomornya di gawaiku dan kutulis nama di kontakku 'Pak Heru' agar aku dengan mudah mengingat kalau dia adalah guruku. Guru yang mengajarkanku metode yang terbaru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolahku.

Ternyata, dia juga menyimpan nomor wa ku. Ini terbukti ketika aku memposting status ada namanya yang melihat statusku dan bahkan dia membalasnya dengan satu kata saja yakni 'Salut'.

Aku tidak tahu harus membalasnya apa tetapi jika tidak dibalas rasanya gak enak. Akhirnya aku membalasnya dengan ucapan terimakasih guruku.

Tiba-tiba gawaiku berbunyi dan ada nama dia yang memanggilku. Ya, Tuhan...Aku grogi sekali untuk mengangkat telponnya. Aku tak kuasa tapi aku harus mengangkatnya.

"Assalamualaikum, ini buk Ecy ya?", tanya dia diseberang sana.

Aku menjawab salamnya dan menegaskan kalau ini adalah aku dan mulailah aku menanyakan alasan apa dia menelponku.

Ah, lagi-lagi dia menegurku agar aku panggil dia uda. Aku tetap ngotot memanggil dia bapak. Akhirnya setelah berdebat panjang seperti mahasiswa saja ya? Aku mengalah dan memanggil dia dengan sebutan uda.

Uda Heru, dia menjadi teman berdebatku. Berdebat mengenai karierku dan kariernya dan bahkan tak jarang aku menguji kemampuannya sehingga dia sering merasa tersaingi oleh kemampuanku. Tapi bagiku dia tetap guruku yang selalu memiliki berbagai alasan untuk menjelaskan setiap permasalahanku.

Lelaki seperti dia adalah impianku. Aku ingin memiliki imam seperti dia. Bisa diajak sholat bareng karena dia juga pintar mengaji. Bisa diajak sharing tentang pengetahuan dan juga bisa diajak berdebat masalah keterampilan. Sempurna, dia adalah calon imam yang sempurna bagiku.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

So sweet

19 Feb
Balas

Sweet, sweet...Sekalikali ya un1

19 Feb

Mantap

18 Feb
Balas

Terimakasih Pak

19 Feb

Masama. Slm. Kenal

19 Feb



search

New Post