DESI PURNAMA SARI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
CINTA PERTAMA (Part-3)

CINTA PERTAMA (Part-3)

Tantangan Menulis di Gurusiana Hari ke 37

Kamis, 20 Februari 2020

Aku harus lawan rasa itu, biarlah aku menjadi korban perasaanku daripada aku harus mengorbankan isteri dan anak-anaknya. Setelah pertemuan itu maka aku hapus seluruh kontak dan medsosnya. Aku bahkan berusaha menghapus dia dari hatiku. Beratnya jangan ditanya, tapi aku harus bisa!!!

"Bagaimana Ecy? Apakah kamu mau menerima lamaran nak Teguh?.", Mama penanyakan lagi kepadaku.

Aku bimbang karena di satu sisi aku masih mencintah uda Heru tapi di sisi lain aku tidak ingin menyakiti wanita lain.

Bismillah, aku mengambil keputusan untuk menerima uda Teguh. Uda Teguh adalah seorang guru agama di sebuah madrasah di kampungku. Dia memang satu kampung denganku tapi kami sudah berbeda jorong. Aku tidak mencintai dia tapi aku akan berusaha untuk mencintainya dan menjadi isteri yang baik untuknya.

Alhamdulillah, akhirnya kami resmi menjadi suami isteri. Uda Teguh mengajakku untuk pergi menemui kakaknya di kota. Dia mengatakan padaku bahwa kakaknya tidak bisa pulang demi mengurus suaminya yang sakit.

Perjalanan ke kota membuatku merasa menjadi seorang Ratu karena uda Teguh selalu menuruti segala keinginanku termasuk berhenti di setiap sudut jalan hanya untuk swafoto. Ya, aku suka sekali mengabadikan sesuatu yang indah.

Tiba-tiba gawaiku berbunyi dan sebuah pesan masuk,"Buk guru, kenapa tidak mau lagi membalas chatinganku? Kenapa tidak angkat telponku?"

Aku membacanya sekilas karena takut ketahuan suamiku. Jujur aku ingin sekali membalasnya tapi aku takut, takut kalau sorgaku akan menjauh dariku. Bukankah seorang isteri harus patuh kepada suaminya? Aku masih ingat nilai-nilai agama yang diajarkan orang tuaku sedari kecil.

Ku hapus pesan itu dan langsung memblokirnya. Aku akan lawan diriku sendiri demi mencari ridhoNya. Perjalanan yang panjang telah kami lewati. Akhirnya kami sampai ke sebuah rumah sakit ternama di kota ini. Aku masuk dengan ditemani suamiku sambil membawa buah-buahan yang kami beli di perjalanan tadi.

Kami menuju kamar inap, dan suamiku mulai membuka pintu itu. Baru saja kami masuk, tiba-tiba aku kaget ketika melihat wanita itu, wanita yang dikenalkan suamiku sebagai kakaknya itu. Aku merasa pernah melihatnya tapi dimana?

Ya Allah, bukankah wanita itu adalah wanita yang sama di foto profil Facebooknya uda Heru. Jadi????

"Kenalkan Ecy, ini uda Heru, kakak iparku.", lamunanku pudar ketika suamiku memperkenalkan aku dengan dia. Ya, dia adalah uda Heruku.

Kami hanya bisa saling menatap ketika wanita itu sibuk bercerita tentang pernikahan kami yang mendadak. Ku lihat ada butiran air mata yang berjatuhan dari mata itu. Dia menatapku seakan penuh kekecewaan. Beruntunglah aku karena suamiku dan kakaknya tidak curiga akan itu.

Ku dekati dia sambil memegang tangannya seolah kami berkenalan. Kemudian aku bisikan sesuatu untuknya,"Aku bukanlah wanita yang mau diperbudak oleh perasaannya, jadi tolong jangan ganggu aku lagi karena aku sudah menikah!".

Tamat

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post