Desnilawati

Desnilawati adalah guru MAN 1 Padang Pariaman ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Bubur Budesni (6)(Tantangan hari ke 5)

Bubur Budesni (6)

Penulis : Desnilawati

Tak lama kemudian motor Bre memasuki sebuah rumah papan yang dicat biru. Kiri kanan nya berpagar bunga puding kuning.

Puding kuning ?

Kayak kue aja.

Puding kuning ini konon kabarnya adalah ciri ciri rumah keturunan raja raja zaman dahulunya.

Entah iya atau tidak. Yang jelas puding kuning adalah kesayangan nenek Bre.

Bre memarkirkan sepeda motornya. Berjalan menuju kran disudut pekarangan rumah. Mencuci tangan, melepas pakaian lapisan luar lalu masuk kedalam rumah.

Bre bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu'.

Bre bersimpuh diatas sajadah. Kedua tangannya terkatup didepan dada. Mulutnya komat Kamit mengucap tahmid tahlil dan tasbih kemudian dilanjutkan dengan Alfatihah ayat kursi Al ikhlas Al Iqra dan terakhir surat An nas.

Mata Bre bersimbah airmata. Sepanjang hidupnya Bre baru pertama kali berdoa sekhusyuk ini.

Lutut nya terasa goyah. Bre benar benar tak berdaya. Semua yang dulu dianggapnya hanya obrolan ringan para da' i. Penyejuk telinga para jama'ah. Kini terbukti sudah. Allah memang maha kuasa atas segala sesuatu.

Makhluk nya yang kasat mata mampu menggoncang kan dunia.

Semua nasehat neneknya. terukir jelas dibenaknya. Bre menatapi dinding rumah papan itu. Disana sini mulai terlihat keropos dimakan rayap.

Ditolehnya kebilik sebelah kiri dari tempat ia duduk. Netranya menggeriap ketika disadarinya bilik itu kini telah kosong ditinggalkan penghuninya.

tinggal berdua saja dengan neneknya dirumah papan itu membuat dunia serasa milik mereka berdua.

Cerceut...cerceut...

Bunyi cacing diperut Bre sahut sahutan. Bre memegangi perutnya yang terasa perih. Dilipatnya sajadah. Bre berjalan menuju meja makan. Dibawah tudung tiada sesuatu yang bisa dimakan.

Bre mengambil termos yang terletak diujung meja. Digoyang nya pelan. Tak ada bunyi beriak menandakan termos itu sudah tak berisi.

Bre meletakkan nya kembali ketempat semula.

Kakinya Beringsut pelan menuju dapur. Mencari air didalam tempayan. Dengan menggunakan gayung diteguknya air dalam tempayan itu.

Sesaat rasa laparnya terobati. Tiba-tiba perutnya terasa melilit. Bre Berjalan hendak kebilik mencari obat. Namun kakinya terasa kram tak bisa digerakkan.

Bre melihat banyak bintang bintang mengelilingi kepalanya. Bintang bintang itu perlahan menghilang berganti dengan warna hitam gelap.

Bre terkesiap ia tak dapat melihat. Semua gelap. Badannya makin melemah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terus...ada kelanjutannya bu..?

06 May
Balas

Masih banyak...say

06 May

Masih banyak...say

06 May



search

New Post