DESRIAH RUSMAN

di dunia nyata biasa disapa Desy, ada juga yang memanggil dengan Ecy. didunia travel teman teman memanggil dengan nama Iyya. lahir di kota Sorong Papua. Seorang...

Selengkapnya
Navigasi Web
DRAMA ZEBRA CROSS

DRAMA ZEBRA CROSS

Hari ke - 1

#TantanganGurusiana

TNGP sudah berlalu dua bulan yang lalu. Masih ada sepenggal cerita yang belum terselesaikan. Di tantangan hari pertama ini saya memulai.

Pagi itu saya di bangunkan alarm handphone yang sudah saya setel sebelum tidur di jam 03.30 agar tidak kesiangan menuju TNGP. Terlalu dini memang, karena saya takut terlambat tiba di lokasi mengingat ini merupakan momen berharga karena baru pertama kali mengikuti Temu Nasional Guru Penulis yang diadakan oleh Media Guru setahun sekali, walaupun saya bukan dari kalangan pendidik semangatku mengikuti setiap event yang diadakan Media Guru selalu bergelora.

Masih ada waktu 20 menit melakukan rutinitas yang berhubungan dengan kamar mandi batinku. Saya beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Sesuai jadwal yang sudah saya atur, setelah itu berhias diri karena bagian ini yang paling lama pengerjaannya, yah membutuhkan waktu kurang lebih empat puluh lima menit untuk berhias karena saya masih kesulitan dalam melukis alis walaupun masih asli dan tebal. Berhias diri pun selesai dan kukenakan pakaianku yang sudah ku siapkan sebelumnya.

Jam di HP menunjukan angka 04.47 . Saya menuju kamar adekku, Sandra namanya. Ku ketuk pintu kamarnya. Lalu ku dengar bunyi 'tek tek...' dan pintu kamarnya terbuka. Ternyata dia sudah bangun dan mengatakan jika suaminya sedang bersiap siap. Karena suaminya yang akan mengantarku menuju halte busway di ragunan berhubung halte itu yang paling dekat dari rumah.

"Ayo mi kak..." terdengar seperti suara Halim suami adekku. Mengajakku yang sedang duduk menikmati secangkir teh hangat buatan Sandra adekku. Menggunakan sepeda motor scooter metiknya, saya di bonceng menuju halte busway. Lalu lintas di sekitar jalan Jagakarsa menuju ragunan pagi itu masih lengang. Hhhmmm... kutarik nafas panjang menghirup udara pagi yang masih segar dan mencoba menarik energi positif masuk kedalam diri untuk menemaniku sepanjang hari nanti. Kulihat halte busway ragunan terlewat. "Dek, itukan halte ragunan...? tanyaku. "Halte yang dekat pertanian saja kak karena disitu sepi sekali saya lihat". jawab adek iparku sambil melajukan motornya.

Tiba di halte busway pertanian sayapun turun dari motor meninggalkan Halim dan menyeberang. Di atas halte masih terlihat Halim yang sepertinya khawatir meninggalkanku sendiri, lalu ku beri kode jika aku sudah aman. Dan diapun berlalu dari pandanganku.

Kulihat lagi jam di HP ku menunjukkan angka 05.10. Tidak menunggu lama buswaynya datang juga, berhubung saya baru seminggu di Jakarta dan takut salah alamat. saya bertanya pada petugasnya. "Bang maaf, saya kan mau ke Gedung Balai Kota DKI di Jalan Medan Merdeka Selatan, bus ini arahnya ke sana ya?" tanyaku. Dan petugasnya menjawab " busnya tidak ada yang langsung ke arah itu, nanti turunnya di halte dukuh atas abis itu nyambung lagi dengan bis ke arah monas". Tiba di halte dukuh atas saya pun mengikuti instruksi yang di sampaikan kondektur bus tadi. kurang lebih lima menit saya menunggu bus tujuan Monas pun berhenti di hadapanku. kondekturnya dengan pakaian batik menyapa dengan hangat sehangat teh yang kunikmati tadi. tak perlu bertanya, aku langsung duduk manis. Tiba di halte balai kota saya pun turun dan melihat sekeliling. Kali ke empat saya menginjakkan kaki di depan pintu masuk Monas, dan baru saya dapati didepannya terdapat gedung Perpustakaan Nasional berdiri megah dengan tinggi kurang lebih 126 meter dan memiliki 24 lantai.

Saya menuju Zebra cross dan berhenti sejenak berharap kendaraan yang melintas berhenti dan membiarkanku melalui zebra cross ini. Tapi ternyata tidak ada yang mau berhenti. Akupun menengok kanan kiri hanya diriku yang ingin menyeberangi jalan ini apa ada yang salah batinku. Perlahan kuperhatikan di sekelilingku dan kudapati tiang lampu lalulintasnya tidak menyala, kuperhatikan lagi tulisan di sebelahnya "menyeberang tekan tombol" kulangkahkan kaki menuju tiang itu dan segera menekan tombolnya. Amazing...tiba tiba terdengar suara "silahkan menunggu"

lampu merah untuk pejalan kaki pun menyala diiringi musik Betawi. Sepuluh detik berlalu lampu hijau pun menyala dan suara "silahkan jalan" terdengar, Saya pun mengikuti instruksinya dan langsung melangkahkan kaki melewati zebra cross dan mobil yang ingin melintas otomatis berhenti. Damai rasanya menunggu lampu hijau untuk penyebrang jalan di iringi musik kincir kincir khas Betawi.

Tiba di Zebra cross berikutnya, demi mendengarkan musik betawi sambil mengingat ingat judul lagu dan liriknya. Saya bermain main dulu dengan Pelican Crosing ini, cukup dua kali bolak balik memencet tombol di tiang lampu rambu lalu lintas sebelum di tegur petugas lewat CCTV. Serunya melewati zebra cross ini, kapan ya Pelican crossing di pasang juga di tiap lampu lalu lintas di kota Makassar pikirku, sambil melangkahkan kaki berlari kecil menuju Gedung Balai Kota DKI.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post