Kresek Hitam Yang Keliru

Sabtu sore 30 November setelah TNGP hari pertama usai, kami beranjak menuju Perpustakaan Nasional yang jaraknya kurang lebih seratus limapuluh meter dari Balai Kota DKI tempat pelaksanaan TNGP.

Belum juga puas menjelajah disetiap sudut ruang pendopo museum perpustakaan nasional, petugasnya mengumumkan waktu berkunjung akan segera berakhir. dan kami dipersilahkan untuk segera meninggalkan tempat tersebut. Tidak terasa memang karena kami menghabiskan waktu dengan berfoto bersama rombongan di antara pendopo dan gedung baru perpustakaan nasional tertinggi di dunia itu.

Di luar gedung perpustakaan nasional , kami rehat sejenak sambil menunggu Grab Car yang telah di pesan. Sambil duduk di trotoar, berlesehan menikmati cemilan khas dari beberapa daerah hasil barter buku plus oleh oleh.

Tiba juga Grab yang kami pesan, saya membantu mengangkat kresek bunda Arsiah yang isinya lima belas buku Antologi yang berjudul Selamat Datang Mas Nadiem. sebenarnya bunda Arsiah memesan lima puluh buku dan kami membaginya dalam tiga kresek. dua kresek berisi masing masing lima belas buku dan satu kresek lagi berisi dua puluh buku.

Setelah semua kresek itu naik di atas mobil, saya melihat ada kresek hitam yang isinya sangat jelas terlihat dari atas karena tidak terikat yaitu beberapa buku yang sama persis dengan punya bunda Arsiah. Lantas saya dengan entengnya mengangkat kresek itu sambil bertanya "ini punya...? belum selesai pertanyaanku ada seorang bapak yang berdiri tidak jauh dari kresek itu menjawab " punya saya". Sontak saya langsung menaruh kembali kreseknya dan meminta maaf dengan berjabat tangan dan kucium tangan bapak sebagai rasa hormat, juga mengingatkan saya akan sosok bapak yang berada di kampung. Bapak tersebut sangat ramah dan sangat baik. Saya meminta bapak untuk foto bareng dan ternyata hasilnya kresek itu juga tidak mau ketinggalan.

Sehat selalu ya Bapak...

Maaf saya lupa menanyakan nama bapak 🙏

Makassar 2 Desember 2019

Iyya desy