DESRIAH RUSMAN

di dunia nyata biasa disapa Desy, ada juga yang memanggil dengan Ecy. didunia travel teman teman memanggil dengan nama Iyya. lahir di kota Sorong Papua. Seorang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Penikmat Coto Nusantara Dipagi Hari

Penikmat Coto Nusantara Dipagi Hari

Pagi buta kunyalakan mesin sepeda motorku, cukup lima menit memanskannya. Dan ku tarik gasnya melaju menuju jalan Nusantara tempat warung Coto Makassar faforitku.

Siapa yang tidak kenal dengan makanan khas Makassar yang satu ini, ya... Coto Makassar, isian dasarnya adalah daging sapi yang di rebus lama, bisa juga dicampur hati, jantung, pipi, lidah,paru dan usus yang di potong kecil kecil. Kuahnya yang kaya akan rempah rempah asli indonesia di racik secara khusus, terasa gurih. Aromanya yang khas masuk ke inti fikiran, membuatku menambah kecepatan laju motorku.

Tiba di warung Coto Nusantara saya memesan semangkuk coto yang isinya daging. Lidah ini tidak terbiasa dengan rasa selain daging. Ada beberapa istilah untuk penikmat coto seperti, JANDA ( Jantung Daging ), HALIPA ( Hati Lidah Paru ), HALIDA ( Hati Lidah Daging). Di warung Coto ini merupakan tempat makan beberapa artis dan pejabat, terlihat dari foto yang dipajang dengan bingkai minimalis di tembok warung.

Kunikmati semangkuk Coto dengan mencampurkan sambel taucho khas coto nusantara. Sambel di warung Coto ini memang beda dari warung coto yang ada di Makassar. Saya mencampurnya dengan dua sendok sambel penuh. Tak lupa ketumpat menjadi teman setianya.

Yang namanya penikmat yah dinikmati setiap potongan daging dan sesendok demi sesendok kuah yang masuk melalui mulut, rasanya dinikmati oleh lidah dan mengirim sinyalnya ke otak. Dagingnya di kunyah oleh gigi, saluran pencernaan ini bersinergi membawa pesan makanan ini ke dalam tubuh.

Kulihat seorang wanita yang tidak lagi muda, usianya sekitar limapuluan. Duduk sendiri memakan semangkuk coto bersama ketupat di meja nomor 6. Aku berpaling lagi ke meja nomor satu tepat di hadapanku. Mereka berempat, kelihatan mereka dalam perjalanan dinas di kota ini yang ingin mecicipi makanan khas Makassar di pagi hari. Kembali mataku tertuju pada meja 6 tadi dan kulihat wanita itu sudah tidak ada. Aku tidak lagi menoleh ke meja yang berada di belakangku, tapi kulihat orang silih berganti keluar dan masuk. Yang artinya, sudah berapa lama aku duduk menikmati semangkuk coto dan sepenggal ketupat.

Mataku tak lagi tertuju pada orang orang yang makan di sekelilingku. Kunikmati lagi potongan demi potongan daging yang masuk ke mulutku sambil memainkan jempol di atas gawaiku. Sesekali kuangkat kepalaku, dan kulihat lagi orang silih berganti masuk ke warung ini. Hingga ada sepasang suami istri dan seorang anaknya meminta ijin bergabung di mejaku. Akupun mempersilahkan mereka. Tak terasa empat puluh lima menit kunikmati semangkuk Coto bersama sepenggal ketupat. Dan kutinggalkan mejaku dengan mangkok yang kosong.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post