Desrianti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Lala Lelah
Pergi untuk selamanya

Ketika Lala Lelah

Ketika Lala Lelah

Aku Lala umurku 9 tahun, ayah dan ibuku telah lama meninggal dunia aku tinggal hanya berdua dengan adikku titik iya bernama Wawan berumur 4 tahun titik sedangkan aku berumur 9 tahun kami tinggal di sebuah rumah yang sangat kecil sebuah rumah yang layak disebut gubuk titik beratapkan rumbia dan berlantaikan tanah.

ayah Lala meninggal karena kecelakaan, sedangkan ibunya meninggal saat melahirkan Wawan. Lala adalah seorang anak yang sangat rajin sekali ia selalu mencari abu gosok dan membantu orang mencuci piring di sebuah warung. Lala telah putus sekolah karena tidak ada orang yang akan menjaga adiknya. Lala mencari abu gosok dari pagi hingga siang menjelang. Sedangkan siang harinya ia membantu Bu warsih di sebuah warung kecil yang tak jauh dari rumahnya..

jika Lala sedang bekerja di warung bu warsih, Wawan akan menunggu sambil bermain. Bu Arsy adalah seorang ibu yang sangat sayang kepada Lala dan wawan. Selesai membantu Bu warsi Lala akan diberi bekal berupa nasi dan lauk untuk makan malam mereka berdua. Suatu hari saat Lala sedang mencari abu gosok Lala melihat Wawan bermain tidak jauh dari tempatnya memasukkan abu gosok ke dalam karung. Lala melihat kepada adiknya sambil tersenyum. " Adikku sayang aku akan selalu menjagamu, aku akan selalu melindungimu, aku akan berjuang agar kau bisa sekolah nantinya". Ucap Lala sambil tersenyum.

hari telah beranjak siang, Lala bersiap-siap Untuk mengantarkan abu gosok ke rumah titik namun alangkah terkejutnya Lala yang tidak menemukan adiknya berada di tempat semula. Lala mencari Wawan kian kemari. Lala mulai menangis sambil berteriak "Wawan.….. Wawan kamu di mana dek, kakak telah selesai kita akan segera pulang dik". Tidak lama kemudian datanglah seorang bapak menghampiri lah lah. Bapak itu memberitahukan bahwa adik lah lawan tadi tabrak lari. Pak Rudi telah membawa Wawan ke rumah sakit. Namun takdir berkata lain, Wawan tidak dapat diselamatkan dan meninggalkan Lala untuk selama-lamanya.

semenjak kejadian itu, Lala menjadi anak yang sangat pemurung, setiap hari kerjanya hanya melamun dan menangis. Lala tidak mau makan jika tidak dipaksa. Lala merasa dialah orang yang paling bersalah atas kematian adiknya Wawan. Jika hari beranjak senja Lala akan pergi ke makam adiknya. Lala menangis dan memanggil-manggil nama Wawan. "Nak hari telah mulai gelap dan sebentar lagi Gie hujan akan turun segeralah pulang nak". Kata seorang bapak kepada Lala". Lala hanya tersenyum kepada bapak itu.

"Adikku maafkan kakak goma jangan pernah marah kepada kakak ya ya semoga kamu damai, dan berkumpul di surga bersama orang tua kita tercinta'. Doa Lala sambil berurai air mata. Karena keletihan akhirnya Lala terlelap di atas pusara adiknya. Saat lalu terbangun ia mendengar suara azan dari kejauhan. Ternyata sebentar lagi subuh mulai menjelang. "aduh aku sangat lelah, tapi aku tidak boleh menyerah aku harus bangkit demi adik dan kedua orang tuaku yang telah tiada. Lala pun bergegas meninggalkan pusara orang-orang tercinta nya. Lala ingin bangkit aku tidak boleh lelah aku akan terus berjuang aku akan song song matahari, akan ku gapai bulan dan aku genggam dunia". Ucapnya disaat Lala telah lelah.

Saat Lelah Maka Bangkitlah.......

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post