Semenjak subuh tadi saat mendengarkan adzan berkumandang ada getaran dalam hati untuk dapat menghampiri suara tersebut. Namun ada keraguan dalam diri untuk melangkahkan kaki mengayunkan tangan menuju sumber suara yang sangat merdu itu. Alunan adzan yang dikumandangkan membuat bulu kuduk merinding. Tanpa aku sadari air mata pun menetes membasahi di pipi. Akankah aku beranikan diri untuk dapat segera menuju asal suara adzan. Seperti subuh-subuh sebelumnya. Semenjak ada orang yang tinggal dekat masjid terkena covid 19 maka masjid itu telah ditutup. Namun suara adzan pertanda waktu shalat masuk tetap diperdengarkan.

Aku berjanji dalam hati mudah-mudahan untuk salat Maghrib nantinya aku dapat ikut salat berjamaah di sana. Namun hal itu tidak mungkin kulakukan. Karena berita yang kudengar dari pengurus masjid bahwasanya masjid mulai beroperasi esok harinya. Ada rasa rindu dan gembira dalam jiwa. Berarti besok aku akan dapat melaksanakan salat jamaah bersama dengan jemaah lainnya. Hati ini sangat senang sekali kerinduan akan tempat mesjid yang biasa kami salat bersama akan digunakan kembali. Menurut informasi dari pengurus penggunaan salat berjamaah akan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. Dimana setiap jemaah harus membawa sajadah sendiri, menjaga jarak yang telah ditentukan, dan memakai masker.

Alhamdulillah.... ternyata esok paginya aku mendengarkan adzan subuh berkumandang. Aku segera bersiap-siap mengambil wuduk untuk segera menuju ke masjid. Ada rasa senang dan gembira dalam jiwa. Dengan aku dapat melaksanakan shalat subuh berjamaah seperti biasanya. sampai di masjid kulihat jemaah Tidak seperti biasanya, hanya ada beberapa orang yang siap untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah. Ada kesedihan hati melihat suasana seperti itu. Namun Alhamdulillah masih ada jemaah yang datang untuk shalat berjamaah ke masjid.