Desri Lova

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Alhamdulillah Semua 'Mual'
Lovepik

Alhamdulillah Semua 'Mual'

Tantangan Menulis Hari ke-21

#TantanganGurusiana

Dari judul di atas, mungkin semua pada bertanya-tanya, ada apa dengan mual?kok lagi mual malah mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah?atau jangan-jangan yang menjadi penyebab mual itu karena sebentar lagi akan mendapatkan momongan?memang, salah satu faktor yang menjadi penyebab munculnya rasa mual itu adalah karena faktor kehamilan. Apalagi pada saat kehamilan trisemester awal. Wajar saja jika seseorang mengucapkan Alhamdulillah sebagai bentuk rasa syukur mereka atas karunia yang diberikan oleh Allah. Karunia yang belum tentu semua orang mudah untuk mendapatkannya, karena bisa jadi mereka sudah lama menunggu kedatangan si buah hati. Setelah bertahun-tahun menunggu, Alhamdulillah Allah memberikan kepercayaan kepada mereka untuk merawat dan membesarkan si buah hati.

Seperti yang kita ketahui, secara umum, mual adalah kondisi tidak nyaman yang kita rasakan di perut, sehingga bisa saja membuat seseorang yang merasakannya ingin muntah. Tidak hanya faktor kehamilan, bisa jadi munculnya rasa mual itu disebabkan karena ketidaksukaan kita terhadap suatu bau yang dianggap menjijikkan, karena makan yang kekenyangan, ketika kita lagi di kendaraan umum seperti bus, atau bisa jadi karena penyakit tertentu, sehingga itu semua bisa menjadi pemicu munculnya rasa mual. Dengan kata lain, banyak faktor yang menyebabkan munculnya rasa mual pada diri seseorang.

Begitupun dengan yang pernah saya alami dulunya. Tepatnya pada tahun 2010. Tahun ini, merupakan tahun pertama saya mengajar di salah satu SMAN yang ada di kepulauan Bangka Belitung. Hari pertama saya mengajar di daerah rantau dan merupakan pengalaman pertama yang tidak akan pernah bisa saya lupakan. Pengalaman yang membuat saya heran, bingung (sampai saya melongo sendiri), dan tentunya lucu buat saya.

Saat itu setelah menjelaskan materi pelajaran, saya ingin meyakinkan diri saya sendiri, apakah anak-anak didik saya mengerti dengan apa yang barusan saya jelaskan ke mereka. Makanya saya berinisiatif menanyakan satu persatu ke mereka, dengan satu pertanyaan yang sama. "Nak, kamu ngerti ga dengan yang ibu sampaikan barusan?" Secara spontan, siswa yang saya tanyakan tadi menjawab "mual Bu". Saat itu saya bingung sendiri, dan bertanya dalam hati "kok anak ini jawabnya malah mual ya?padahal saya kan nanyanya apakah kamu ngerti apa yang saya jelaskan barusan". Saya berusaha berpikir positif dari apa yang dijawab siswa barusan, mungkin perutnya lagi sakit, makanya anak tersebut tidak konsentrasi menjawab apa yang saya tanyakan. Lalu saya tidak berhenti disitu saja, kembali pertanyaan yang sama saya tanyakan ke siswa yang duduk di sebelah teman yang telah saya tanyakan tadi. "Kalau kamu nak, kamu ngerti tidak dengan yang ibu jelaskan barusan? Jawaban yang saya dengar dari mulutnya juga sama persis dengan yang dijawab oleh teman sebangkunya tadi "mual Bu". Sambil menganggukkan kepalanya."Saya ga habis pikir, ada apa dengan anak-anak ini ya?kok dua-duanya malah menjawab mual, apa mereka mencoba mengerjai saya" pikir saya masih dalam keadaan bingung. "Tapi ga mungkinlah mereka seperti itu, kayaknya anak-anak ini baik, ga banyak tingkah"kembali saya membatin dan berusaha tetap berpikir positif.

Masih penasaran dengan bagaimana jawaban dari anak-anak yang lain, kembali saya menanyakan pertanyaan yang sudah saya tanyakan kepada dua anak yang sebelumnya. "Anak-anakku sekalian, apakah kalian semua bisa mengerti dari apa yang sudah ibu jelaskan tadi? Kalau ada yang belum dimengerti silakan kalian tanyakan lagi! "Mual Bu, mengerti! Kata mereka dengan serempak. "Kalian ini kenapa?kok malah pada mual semua?apa tadi kalian salah makan? Makanya perutnya sakit, jadi mual, pengen muntah". Setiap ibu tanya, pasti semua pada jawab mual. Salah satu dari mereka malah tertawa, saya jadi tambah bingung. "Tadi katanya mual, tapi sekarang kok malah ketawa-ketawa? Apa kalian mempermainkan ibu ya?tanya saya lagi ke mereka. "Tidak Bu, ibu kan tadi nanya sama kami, apakah ngerti dengan yang ibu jelasin tadi? Ya kami jawab mual Bu! Karena kami memang sudah mengerti dengan apa yang ibu sampaikan. Kalau di sini (Belitung), mual itu maksudnya iya atau sudah mengerti Bu, bukan mual pengen muntah! Katanya meyakinkanku. "Ooo...ibu kira tadi kalian sakit perut semua, rupanya mual itu kata penegasan bahwa kalian sudah paham dan mengerti dengan apa yang sudah ibu sampaikan barusan ya?maaf ya ibu sudah salah paham". Sambil tersenyum mereka menjawab "iya Bu ga apa-apa, kami maklum kok, ibu kan baru di sini, jadi belum mengerti dengan bahasa daerah sini.

Pembelajaran yang berarti saya dapatkan kali ini adalah interaksi sosial bisa berjalan dengan baik tergantung dari paham atau tidak pahamnya kita dengan apa yang diucapkan oleh seseorang. Jikalau kita belum paham dengan sesuatu hal, segera tanyakan. Jangan sampai kita membuat kesimpulan sendiri, sedangkan kesimpulan itu belum tentu benar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

lys buk mual to.. mau... bukan muntah bahasa Belitong e

02 Mar
Balas

Hehee iya bu

03 Mar



search

New Post