Kenapa Harus Malu?
Tantangan Menulis Hari ke-30
TantanganGurusiana
Setiap orang, terutama yang waras, pasti memiliki rasa malu. Rasa malu adalah suatu bentuk emosi yang dirasakan oleh seorang individu. Malu memiliki arti yang beragam yaitu sebuah emosi, pengertian, pernyataan atau kondisi yang dialami manusia akibat sebuah tindakan yang dilakukan sebelumnya dan kemudian ingin ditutupi. Penyandang rasa malu secara alami ingin menyembunyikan diri dari orang lain karena perasaan tidak nyaman jika perbuatannya diketahui oleh orang lain. Itu semua merupakan hal yang wajar, dan rasa malu itu sebenarnya sangat penting sekali bagi manusia. Secara tidak langsung, rasa malu yang dirasakan oleh manusia itu sendiri bisa menjadi sebuah kontrol sosial ketika ia melakukan suatu tindakan sosial di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Dengan rasa malu, membuat seseorang berpikir lebih jauh, apakah perbuatan yang dilakukannya ini benar atau salah. Jangan sampai ia menyalahi aturan yang ada dimasyarakat. Intinya, rasa malu yang ada dalam diri seseorang itu, bermanfaat untuk mencegah dirinya melakukan perbuatan buruk dan tentunya tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial dalam masyarakat.
Berbeda ketika melakukan suatu perbuatan yang baik, mengapa harus malu? Selagi ia tidak merugikan orang lain, ya tidak menjadi masalah. Misalnya, mengapa kita harus malu untuk membantu orang lain, ketika kita tahu jumlah bantuan yang kita berikan lebih sedikit dari orang lain. Tidak menjadi masalah, yang paling penting kita memberi dengan ikhlas. Daripada memberi sesuatu dalam jumlah yang banyak, tapi mengharapkan pujian dari banyak orang, ujung-ujungnya kan jadi riya'. Sikap seperti inilah yang seharusnya membuat kita malu, dan berjanji dikemudian hari untuk tidak melakukannya lagi.
Begitupun dengan yang pernah saya lakukan waktu SMA dulu. Kalau kebetulan sempat, aku akan membawa dan berjualan mpek-mpek ke sekolah. Mpek-mpek yang dibuat tidak sama sih dengan yang dari Palembang. Tapi Alhamdulillah cukup membuat teman-teman sekelas ku kangen dengan mpek-mpek buatanku. Buktinya, ketika aku tidak membuat dan membawa mpek-mpek ke sekolah, mereka terus menudingku dengan beragam pertanyaan, kenapa aku tidak jualan. Jelas, terlihat di wajah temanku, mereka begitu kecewa ketika mendapatiku tidak membawa dua kantong plastik hitam ke sekolah. Walaupun di koperasi sekolah, ada jualan mpek-mpek, tapi menurut temanku mpek-mpek buatanku lebih enak dari yang dijual di koperasi sekolah. Makanya mereka sering mendesakku untuk tetap jualan setiap hari. Yah...itu kan tidak mungkin, takutnya nanti malah mengganggu sekolahku, terutama kalau ada pekerjaaan rumah yang diberikan oleh guru. Sekolah tetap yang menjadi utama bagiku. Membuat mpek-mpek itu bagian dari hobyku yang suka memasak.
Pernah suatu ketika, ada yang menanyakan, apakah tidak malu berjualan di sekolah? Jawaban yang ku berikan singkat padat dan jelas. Mengapa harus malu? Selagi itu tidak merugikan orang lain, kenapa tidak ?saya malah akan malu, kalau saya mencuri dan meminta uang jajan terus dengan orang tua.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lanjut bu lova.. Baru 30 tulisan lanjut lagi sampai perak..
Amin.. insyaallah ini... mudah2n tetap semangat menulisnya
Mantul
Terimakasih banyak pak...
Betul bu. Besok2 Bawa pempek ya bu
Hehee.... insyaallah pak