dessi safitri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Embun menetes di pagi hari

Pagi tadi ketika aku menunggu angkot di persimpangan, mataku melihat ke arah bawah kalau kalau angkot yang ku tunggu sudah datang. Aku terkejut karena tiba tiba kudengar suara bentakan dari arah belakangku

"Pergi sana!"

Aku menoleh ke belakangku, rupanya 1 orang polisi sedang membentak seorang siswa SMA. Siswa itu sedang memegang kertas berwarna kuning mungkin itu kertas tilang.

"Maafkan saya Pak, saya tadi buru buru, saya takut terlambat" kata siswa itu sambil memohon dan menangis.

"Pulang saja sana!" kata polisi membentak lebih keras sambil mendorongkan dadanya pada siswa tersebut.Tubuh siswa itu pun terdorong dorong.

Duh. Rasanya mau ku protes itu polisi, "Masa anak sekolah kamu kasari, dia minta maaf tapi kamu bentak dan kamu dorong, kalau lihat umurmu kamu pasti punya anak yg masih SMA juga. Apa nggak bisa kamu bicara baik baik kalau memang ia salah dan lupa bawa surat surat. Lagian baru kali ini aku lihat polisi nyetop siswa di pagi hari.Biasanya preman ugal ugalan yg kamu berhentikan itu dah biasa. Gimana kalau anak kandung kamu yang diperlakukan seperti itu" batinku bicara sendiri

Aku beradu pandang dg siswa tersebut.Rambut dan pakaiannya sangat rapi.Dari penampilannya kelihatan kalau dia siswa yang patuh pada peraturan sekolah. Wajahnya juga tampan dan tidak sedikitpun menunjukkan kalau ia siswa pembangkang. Benar benar penampilan siswa yang membuat guru jatuh cinta.

Siswa itu menghapus air matanya dan berlari ke arah seberang jalan di depan ku. Motornya ditinggal karena ditahan polisi, trus ia naik angkot ke arah sekolahnya. Kelihatan sekali kalau ia takut terlambat sekolah.

"Semoga cita citamu tercapai" gumamku berdoa dalam hati.Tanpa kusadari ada embun menetes disudut mataku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah saya membacanya terharu bu, oknum polisi yang tidak mengunakan nurani saat menegakan aturan hukum lalu lintas. Salal kenal dan literasi. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah.

08 Dec
Balas

Mksh pak Mulya...salam literasi

09 Dec

Seharusnya petugas yang baik tidak seperti itu yah bund, namun mungkin ada sesuatu yang membuat petugas melakukan hal itu. Sukses selalu dan barakallah

08 Dec
Balas

Mksh Bu Siti...wah udah bikin buku brp buah bu

09 Dec

Oh kasihan, kasar sekali pak polisinya. Semoga segera menyadari kekeliruannya dan menjadi bijak saat menilang. Sukses selalu bun, barakallah.

08 Dec
Balas

Mksh bu Rita...Aamiin

09 Dec



search

New Post