Destia Dwi Lucyta Dewi (M)

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Broken Home

Broken Home

Broken home

Di tempat saya mengajar ada seorang siswa laki-laki yang selalu bermuka lesu,nampak seperti ada sesuatu yang ia pikirkan. Saya juga sering memperhatikan ia selalu menutup diri dari kawan-kawannya. Namanya Dava dia siswa kelas 4 SD. Kebetulan saya adalah wali kelas pengganti,yang menggantikan Bu Sari (wali kelas sebelumnya)karna beliau sedang mengambil cuti untuk beberapa bulan kedepan.

Ketika jam pelajaran berlangsung,saya memperhatikan dia selalu bersedih,tidak seperti anak-anak pada umumnya yang selalu bermain,tertawa bersama teman-temannya,bertolak belakang sekali dengan sikap Dava ia lebih memilih untuk menyendiri dan diam.

Melihat mirid saya seperti itu saya merasa kawatir,dan saya pun langsung menghampiri Dava yang duduk di kursi paling belakang. Saya pun bertanya" Dava apakah kamu baik-baik saja?" Dava menjawab " saya baik-baik saja bun, bun ada lah panggilan murid-murid ku kepada saya yang artinya bunda. Saya pun bertaanya ,karna seperti ada sesuatu hal besar yang ia tutup-tutupi,dan dengan rasa penasaran yang begitu besar terhadap Dava" Dava nanti pas jam istirahat keruangan ibu ya,adasesuatu yang ingin ibu tanyakan"dava pun jawab "baik bun"

Jam istirahat pun tiba,saya sudah menunggu kedatangan Dava untuk bercerita apa yang ia pikirkan selama ini,ia baru 10 tahun,tapi sepertinya ia berfikir seperti orang dewasa yang berusia 25 yang sedang bayak masalah.

Dava pun menghampiri ku dan ia berkata"ada apa bun,mengapa saya dipanggil kesinih(dengan rautmuka yang begitu penasara)?"

Ibu:" Tidak ada apa-apa ko Dava,Ibu hanya ingin menemani mu untuk istirahat bersama (agar Dava tidak merasa saya akan mengorek-ngorek isi pikirannya"

Dava:"baik lah bu kalau begitu"

Ibu:"(perlahan-lahan mulai bertanya) Dava jika ada yang ingin kamu ceritakan ke ibu ceritakan saja,ibu kan orang tua mu juga "

Dava:"saya tidak apa-apa bun"

Ibu:"bagus kalau begitu,DavaBoleh kah ibu datang kerumah mu?"dava:"tidak bu,orang tua saya tidak ada dirumah,ayah dan mamah sedang ke kantor"

Ibu:"kalau begitu ibu akan kerumah mu pada hari minggu,tentunya orang tua mu ada dirumah"

Dava:"jangan bun jangan kerumah aku"

Ibu:"kenapa ibu tidak boleh kerumah mu?ya sudah kalau begitu,apakah ada yang mau kamu ceritakan kepada ibu?sepertinya ada yang sedang kamu pikirkan?"

Dava: "baik bun ,aku akan cerita sama ibu,sejujurnya setiap orang tua saya pulang kerja,ayah dan ibu selalu berantem,entah apa yang selalu membuat mereka bertengkar sampai tidak tau bahwa aku ada di dekatnya"

Ibu:"setiap orang tua mu bertengkar apa yang kau lakukan?"

Dava:"saya hanya biasa menangis kencang agarpertengkaran mereka selesai"

Ibu:"apa kah orang tuamu selalu memperhatikan mu?"

Dava:"tidak bu ,sejak saya lahir saya di rawat oleh bibi ,karna orang tua saya selalu pulang kerja larut malam"

Kami pun terus berbincang-bincang,mendengarkan suara hati dava yang selama ini ia pedam sendiri.

Dari cerita ini dapat kita mengambil pelajaran yang sangat berharga,sesungguhnya anak adalah titipan dari allah yang harus kita jaga,kasihi,dan di rawat dengan penuh kelembutan.

Jika orang tua ada masalah,alangkah lebih baiknya di bicarakan dengan pikiran yang tenang,usahakan hindari pertengkaran di depan anak kalian. Karna itu dapat berdampak dagi mental si anak.

~ SELESAI~

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah, cerpen yang asyik. Sukses selalu dan barakallah fiik. Namun, sebaiknya dialognya gunakan kalimat yang menggambarkan kondisi. Tidak kaku dialognya

25 Feb
Balas

Makasih bunda atas masukannya,sukses selalu untuk bunda

25 Feb

Subhanallah sebagi orang tua harusnya tak cuma memenuhi materi dengan bekerja karna anak juga butuh kasih sayang dan perhatian

25 Feb
Balas

Betul sekali vi,karna kasih sayang dan perhatian lah yang mampu mengontrol tumbuk kembang anak. Karna anak akan mencontoh prilaku kedua orang tuanya

25 Feb

Tulisan yg mengandung pelajaran yg sangat bagus des. Manthulll

25 Feb
Balas

Terima kasih tiara,sukses selalu untuk kita semua

25 Feb

Mantap destia...semangat terus.Memnag terkadang rumah tangga tak lepas dari namanya pertengkaran.memnag benar sebisa mungkin kita harus menutupi dan tidak memperlihatkan kepada anak anak kita.demi tumbuhkembang dan psycologi anak.

17 Mar
Balas

Mantap destia...semangat terus.Memnag terkadang rumah tangga tak lepas dari namanya pertengkaran.memnag benar sebisa mungkin kita harus menutupi dan tidak memperlihatkan kepada anak anak kita.demi tumbuhkembang dan psycologi anak.

17 Mar
Balas



search

New Post