Devi Fitriasti

Hanya memantaskan diri Bukan untuk mencari sensasi Memberi ruang pada diri Berkembang dan berimajinasi...

Selengkapnya
Navigasi Web

TITIPAN DARI SURGA

TITIPAN DARI SURGA

Mempunyai calon anak kembar merupakan karunia luar biasa dari Sang Pencipta. Betapa tidak, menikah baru satu bulan anugerah itu telah bersemayam di rahimku. Bahagia ketika melihat hasil USG di usia janinku yang menginjak bulan keempat. Air mataku menetes. Menjaga dua nyawa di dalam perut, membuat tubuhku begitu cepat merasa kelelahan. Apalagi medan sekolah tempatku mengajar yang terletak di daerah pegunungan. Kaget bukan kepalang ketika kutemukan ada bercak darah. Bergegas aku menghubungi suamiku siang itu. Dokter mengkhawatirkan bayi yang ada dalam kandunganku. Usianya baru 6 bulan dan masih jauh dari hari kelahiran. Aku pun harus bedress total selama seminggu di rumah sakit. Dokter menyarankanku untuk istirahat seminggu lagi di rumah. Rasa khawatir masih menghantuiku. Tetapi mengabaikan kewajibanku untuk mengajar membuat hatiku juga tidak nyaman. Suamiku yang harus tetap menjalankan kewajibannya tidak bisa terus-terusan mengantar jemput aku di sekolah. Tepat seminggu kemudian, aku harus kembali dirawat di rumah sakit. Kondisiku tidak memungkinkan lagi untuk bedress di rumah. Rasa sakit sudah tak tertahan. Jika ibu hamil yang lain sakit karena ingin melahirkan, aku sakit karena harus menahan agar kedua anakku tidak lahir secepat ini. Belum saatnya. Dokter memberiku obat dan suntikan anti kontraksi. Sehari aku bisa tenang tanpa rasa nyeri hebat. Keesokan harinya aku harus mengalami rasa mulas luar biasa lagi. Obat anti kontraksi sudah tidak mempan menahan rasa mulas ini. Aku pun harus melahirkan pagi itu juga. Dua bayi mungil lahir dari rahimku tepat di kehamilanku yang memasuki usia tujuh bulan. Dua bayi kembar dengan catatan bayi dengan berat badan sangat rendah sekali. Ya, bayiku hanya satu kilogram, separo dari berat badan bayi pada umumnya. Bayiku harus dilarikan ke rumah sakit lebih besar yang mempunyai fasilitas PICU bagi bayi prematur.

Buku “Titipan dari Surga” akan mengisahkan tentang haru biru mempunyai anak kembar yang identik dengan semua sama. Wajah, baju dan mainan yang sama. Tetapi tidak dengan kembarku, mereka berbeda. Si kakak terlahir dengan status penyandang cerebral palsy spastic himepligi yang membuat kaki kanannya menjadi kaku untuk berjalan. Bagaimana aku sebagai orang tua harus bersikap ketika banyak orang yang membanding-bandingkan kedua anak kembarku. Mereka dua jiwa dengan kepribadiannya masing-masing. Belum lagi ketika aku harus menghadapi kenyataan hamil kembali ketika usia mereka baru menginjak 8 bulan. Pandangan negatif orang dan rasa malu menghantuiku. Betapa repotnya menjadi kalimat yang sering aku dengar.

Harapanku menulis buku ini adalah agar para ibu dapat mensyukuri anak yang diamanahkan kepada kita. Bagaimanapun mereka adalah pribadi unik yang harus didukung perkembangannya. Mereka akan tumbuh dengan luar biasa karena mereka titipan dari surga Sang Pencipta.

Penulis adalah Peserta Pelatihan Sagusabu Banjarnegara

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post