devi hamdani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Tantangan hari ke 7 Genta

Masuk, kataku sambil mengarahkan pandangan ke pintu yang sengaja kututup saat pembelajaran di mulai. Handle pintu dibuka dari luar, saat pintu terbuka kulihat seorang anak berpakaian seragam sekolah berdiri di depan pintu, rambutnya kusut, mukanya masih sisa bangun tidur, pakaiannya?, jauh dari rapi. Ia terpaku di depan pintu, memandang padaku. "Genta, apalagi alasanmu terlambat hari ini?, terlambat bangun?, sepatumu tidak bertemu? atau?"' sengaja kugantung pertanyaan. Aku terlambat bangun, Bu, jawab Genta.

BU Netta kembali melanjutkan menjelaskan materi pembelajaran setelah menyuruh Genta duduk. Tak lupa Bu Netta meminta Genta menemuinya di kantor guru pada jam istirahat. Aku ingin mendengar ceritanya setelah beberapa hari ini selalu terlambat. Kadang kulihat pandangannya menerawang saat belajar. Ketika ku berikan pertanyaan ia terkejut, jelas sekali hanya raganya yang duduk di dalam kelas. Pikirannya entah sudah sampai dimana melanglangbuana.Pada jam istirahat saat teman-temannya riang bermain bersama, Genta akan duduk di tangga menuju kelas.

"Apakah Genta sudah jajan?" Aku membuka pertanyaan ketika Genta menemuiku di ruang guru. "Belum Bu", jawab Genta. Aku menyodorkan lembaran uang dua ribu rupiah ke tangannya dan menyuruhnya untuk jajan ke kantin. Genta menolak dan mengatakan bahwa ia tidak lapar dan sudah sarapan tadi dirumah tantenya. Ini yang kusukai dari Genta, ia anak yang jujur dan selalu berterus terang.

"Mengapa beberapa hari ini Genta selalu terlambat? dan Bu Netta lihat Genta sering melamun saat belajar", aku melanjutkan pertanyaan pada Genta. Aku terkejut saat Genta menjelaskan bahwa sudah tiga hari ayahnya di rawat lagi di rumah sakit. Ibu Genta menjaga ayahnya di rumah sakit sementara Genta tinggal dirumah bersama dua orang adiknya yang belum sekolah. Setiap pagi ia mengantar kedua adiknya terlebih dahulu kerumah tantenya. Setelah mengantar adiknya baru Genta berangkat sekolah. Sepulang sekolah ia akan menjemput adiknya lagi dan pulang ke rumah mereka. Ia berharap ayahnya segera sembuh dan ibunya bisa bekerja kembali. Ia berjanji padaku akan melunasi keuangan sekolah jika ibunya sudah punya uang. Padahal aku tidak meminta tunggakan keuangannya.

Hatiku menangis, betapa berat beban yang harus dipikul Genta. Dirumah, setiap pagi aku membangunkan anak-anakku dengan kasih sayang. Jangan berharap sekali kubangunkan mereka langsung bangun, segera sholat dan bersiap berangkat sekolah. Aku harus bolak balik dari dapur ke kamar mereka, kadang memanggil dari dapur saja karena takut masakanku gosong. Setelah berkali berkali membangunkan, barulah mereka beringsut dari tempat tidur.

Genta?, bangun sendiri setiap pagi tanpa ada yang membangunkan. Menyiapkan sendiri segala keperluannya untuk ke sekolah ditambah lagi mengurus dua orang adik yang masih kecil. Apakah dirumahnya ada makanan, siapa yang mencucikan pakaiannya. Ibu Genta bekerja sebagai buruh tani dan sedangkan ayahnya tidak bekerja dan mengidap suatu penyakit yang mengharuskan ia berobat rutin. Semuanya ia kerjakan sendiri tanpa mengeluh dan dengan keinginan sendiri ia selalu datang ke sekolah walaupun sering terlambat.

Aku memeluk dan memegang bahu Genta. "Genta harus kuat dan berdoa'a agar ayah cepat sehat dan pulang kembali kerumah", kataku menyemangati Genta. Aku menasehati Genta agar bangun lebih pagi sehingga tidak terlambat datang ke sekolah. "Jika Genta mengalami kesulitan temui Bu Netta, ibu akan selalu ada untukmu nak", ucapku pada Genta. Tak terasa bulir bening menepi disudut kedua mataku. Genta, tetap kuat dengan segala keterbatasan yang ada pada dirinya.

S3, 18 Juli 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ada memang siswa saya juga... sejak kecil sudah menanggung beban berat

19 Jul
Balas

Memahami mereka ... tugas kita Bunda

20 Jul

Banyak anak didik kita yg perlu perhatian kita, bu Neta adalah cintoh yg baik.

19 Jul
Balas

Ya Bunda...kita adalah orang tua anak disekolah

19 Jul

Kasihan Genta

19 Jul
Balas

Salam literasi ... yups Buk Santi...

19 Jul

Cerpen yang menginspirasi.... semoga guru lebih peka menghadapi semua masalah.... Genta adalah salah satunya

18 Jul
Balas

Salam literasi ... kompetensi guru memahami karakteristik peserta didik

18 Jul



search

New Post