Nak... Maafkan ibu..

Ibu harus berbohong padamu..

Saat kau merengek minta mainan, terkadang ibu mengatakan "Mainan itu tidak dijual sayang". Padahal nyata sekali pak penjual itu ada di samping jualannya. Dan kaupun percaya.

Saat kau merengek minta dibelikan makanan dengan harga yang menurut Ibu tak murah, lagi-lagi ibu membohongimu, "Nak.. Makanannya kurang enak. Lebih baik kita beli di sana saja". Padahal "di sana" itu tidak ada penjual makanan. Lagi-lagi kau percaya.

Saat kau merengek minta dibelikan baju baru, Ibumu ini harus berbohong lagi, "Nak.. Lihat itu bajunya berdebu sudah kotor. Besok saja kita beli yang tidak kotor ya." Kaupun percaya. Padahal jelas-jelas baju itu baru dan tergantung rapi di dalam toko.

Sudah berapa banyak kebohongan yang Ibu ciptakan padamu? Sudah berapa kali kau harus menerima penolakan Ibumu ini?

Maafkan Ibu, terpaksa membohongimu.. Kenapa? Kalaupun Ibu sampaikan alasannya padamu, kaupun belum akan paham.

Nak.. Ibumu ini bukanlah seorang pekerja dengan gaji yang tetap.. Begitupun dengan ayahmu.

Ibu terpaksa membohongimu, karena Ibu tak ingin setiap apa yang menjadi keinginanmu harus terwujud. Nak.. Hidup itu memang sangat indah, namun tak semuanya dapat menikmatinya. Ada yang namanya rasa kecewa, ada pula rasa sakit. Ibu ingin mengajarimu menghadapi rasa itu agar kelak kau tidak terkejut lagi dengan hidup ini.

Ibu tahu, sedari awal cara Ibu salah.. Ibu membohongimu. Tapi percayalah sayang.. Ibu tak akan pernah menghianatimu..