Devi Rovina

SMPN 54 Batam...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kisah Kepala Perpustakaan, Kurikulum dan Penjaga Sekolah.

Ibu Desi adalah Kepala Perpustakaan sekolah. Ketika ada satu ruang kelas yang berlebih, Beliau mengusulkan agar ruangan itu dijadikan perpustakaan. Aku sangat setuju mengingat buku Kurikulum 13 pegangan siswa dan buku referensi sudah menumpuk dalam kardus di ruangan BK karena tidak ada ruangan untuk menyimpannya.

Lalu dengan bantuan beberapa siswa dan penjaga sekolah akhirnya diangkutlah semua buku yang ada beserta lemari ke ruangan kelas yang dijadikan perpustakaan itu. Ternyata ruang kelas itu masih bisa untuk menyimpan media pembelajaran IPA, Matematika dan IPS beserta beberapa kardus berkas soal ujian semester baik yang lama ataupun yang baru.

Melihat banyak sekali berkas soal lama yang sudah menguning dan tidak terpakai lagi, akhirnya Ibu Desi meminta kepada penjaga sekolah,untuk menyingkirkan soal tersebut.

Pak Udin adalah penjaga sekolah sekaligus pesuruh dan penjaga malam. Beliau belum menikah. Tinggal di sekolah di ruangan kecil bawah tangga menuju lantai dua. Ruangan itu sebenarnya untuk gudang, tetapi karena sekolah ini masih baru dan tidak ada rumah penjaga sekolah akhirnya dimanfaatkan untuk tempat tinggalnya.

Sehari-hari tugasnya membuang sampah yang dipungut dari setiap kelas lalu diletakkan ke TPS. Mengepel di ruangan TU, BK, Kepala Sekolah dan Majelis Guru. Gajinya hanya cukup buat makan, mengingat sekolah juga tidak bisa memberikan gaji yang besar. Uang tambahan bisa didapatkannya dari menjual kertas kardus dan botol plastik yang merupakan sampah dari kantin. Juga dari kumpulan kertas sisa pekerjaan TU yang tidak terpakai.

Mendengar perintah dari Ibu Desi untuk menyingkirkan kertas soal ujian yang sudah tak layak pakai lagi, segera ‘disingkirkannya’ tanpa bertanya lagi kepada kurikulum.

Ibu Yani adalah wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Pagi ini aku memanggilnya untuk membicarakan persiapan ujian semester kelas 9. Seingatku dulu, telah disepakati soal yang dibuat tahun lalu akan dipakai ulang untuk tahun ini. Karena kurikulum tidak berubah. Meskipun guru yang mengajar di kelas 9 berganti, tetapi tidak akan menjadi masalah selagi soal yang dibuat mengacu pada indikator pencapaian kompetensi. Disamping itu juga akan menghemat anggaran untuk foto kopi. Bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain yang kadang-kadang ada saja kebutuhan yang sifatnya dadakan.

Ketika kutanyakan mengenai keberadaan berkas soal tahun lalu, dengan lembut Ibu Yani memberikan informasi bahwa sudah dimintanya kepada Pak Udin untuk mengambilnya. Tetapi semua berkas soal tersebut sudah tidak ada lagi. Sudah dijual Pak Udin dengan alasan ada perintah dari Ibu Desi agar ‘menyingkirkan’ berkas soal tersebut.

Mendengar kabar ini, langsung emosiku naik. Puncak kemarahanku tertuju pada Pak Udin yang dengan gampangnya menjual berkas soal ujian tanpa bertanya lagi. Bakalan ku suruh berhenti kerja saja kalau begini atau gajinya dipotong untuk mengganti biaya fotokopi soal

Langsung kusuruh Bu Yani untuk segera memanggil Pak Udin. Tetapi Bu Yani tak bergerak, dia menyarankan nanti saja dibicarakan menunggu aku tenang dulu. Inilah yang kusuka dari sikap Ibu Yani, selalu menenangkan. Tidak ikut terpancing emosi jika aku emosi. Mungkin karena usianya yang lebih tua, lebih dewasa sikapnya dibanding denganku.

Menjelang pulang sekolah, barulah Ibu Desi, Pak Udin dan Ibu Yani kupanggil ke ruanganku. Bukan untuk menghakimi tetapi menceritakan alur kejadiannya dan mencari solusi mengenai soal ujian semester kelas 9 kali ini. Karena waktunya tidak lama lagi.

Dari cerita Ibu Desi, berkas soal ujian yang diminta untuk disingkirkan Pak Udin adalah berkas soal yang sudah lama, menguning dan banyak coretan-coretannya. Oleh Pak Udin karena disuruh menyingkirkan, semua berkas soal disingkirkannya. Baik berkas soal lama ataupun yang baru. Tidak pula bertanya lagi dengan Ibu Yani sebagai kurikulum atau kepadaku.

Kalau ditelaah lagi, ini salah siapa?

Akhirnya solusi ditemukan. Mengingat waktu ujian yang kian dekat, kusampaikan ke Ibu Yani agar file soal lama dicetak dan dikopi ulang. Ibu Desi yang juga sebagai bendahara sekolah, harus menyisihkan kelebihan anggaran dari belanja modal untuk fotokopi. Kepada Pak Udin, agar lebih peka lagi terhadap arahan atau perintah yang dimaksud oleh guru yang meminta tolong.

Masalah tindakan Ibu Desi yang merintahkan untuk menyingkirkan berkas soal dan tindakan Pak Udin menjual berkas soal tersebut, aku hanya bisa menasehati untuk tidak bertindak tanpa seizin dan sepengetahuan kepala sekolah. Karena bagaimana pun juga kepala sekolah adalah penanggung jawab. Nasehat juga kusampaikan ke Ibu Yani agar tidak lagi menyimpan permasalahan sekolah. Karena kalau persiapan untuk ujian semester kelas 9 ini tidak kutanyakan kepadanya, aku tidak tahu masalahnya sampai sejauh ini.

Jadi selesai sudah masalah hari ini dengan damai. Tanpa marah-marah. Besok masalah baru menanti.

#TantanganGurusiana

Hari ke-44

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post