“Kapalo Banda”, salah satu destinasi wisata di daerah kabupaten Lima Puluh Kota yang ramai dikunjungi, apalagi sebelum pandemi covid-19 merebak. Berada di ujung desa Taram dan jauh dari hiruk pikuk kota membuat Kapalo Banda terkesan memiliki kedamaian tersendiri. Dengan latar belakang bukit-bukit kecil yang mengelilingi kawasan tersebut membuat tempat ini menjadi wisata alam nan asri, tersembunyi dan menyejukkan.

Berjarak sekitar 12 kilometer dari Kota Payakumbuh, dengan menempuh perjalanan kurang lebih selama 25 menit untuk sampai di Kapalo Banda. Akses jalan sudah beraspal, walaupun jalan akan semakin kecil dua kilometer sebelum sampai di lokasi. Dengan merogoh kocek lima ribu rupiah, kita diberikan tiket masuk oleh pemuda sekitar menuju Kapalo Banda. Sesampainya di sana, kita akan disambut oleh panorama indah dengan danau irigasi dan bukit hijau nan elok. Suara gemericik air yang terus mengalir di danau irigasi dan suara khas alam membuat kita semakin nyaman dan takkan beranjak dari tempat ini.

Tidak lengkap rasanya di Kapalo Banda, jika tidak mencoba mengarungi danau irigasi ini dengan rakit bambu yang menjadi salah satu ciri khasnya. Hanya dengan tarif Rp10.000 per jam, kita akan diberikan satu rakit dan pengayuh bambu untuk menikmati sensasi naik rakit, menikmati semilir angin sambil berdiri mengayuh dayung bambu. Selain itu spot foto yang asri dan alami di hutan pinus juga menambah daya tarik pengunjung. Tak heran jika area ini menjadi tempat favorit bagi pengunjung dalam maupun luar daerah.

Jika suatu hari nanti, bapak ibuk, dan saudara sekalian berkunjung ke daerah Payakumbuh dan Lima Puluh Kota, jangan lupa singgah di tempat ini. Dijamin tidak bakalan kecewa.......

#Payakumbuh,25062020