Lelah tak dirasa, jarak tak aku hiraukan. Semangat menyatu dalam diriku. Itulah gelora yang timbul saat sebuah chat whatsapp menginfokan pelatihan menulis buku DKI 2122, MRD (siapakah MRD?) dari Pengurus PP IGI Pusat kubaca.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Langsung saja aku mendaftarkan diri. Membara semangatku untuk dapat menulis buku. Aku harus ikut dan bisa berangkat ke tempat pelatihan. Tujuanku hanya satu aku harus bisa menulis buku.

Tahun 1998 pernah menulis buku, namun belum pernah terbit. Rasa ingin tahu begitu dalam. Keramahan, dan kebaikan pengurus IGI DKI pun memicu hati untuk segera ke Jakarta. Imtihani Salimah, siapakah dia? Membuat hatiku semakin penasaran.

Akhir dari penantianku hari Sabtu dini hari tanggal 21 Januari 2017, waktu sudah menunjukkan jam 03.00. Aku mulai berkemas, dan kulangkahkan kakiku.

Kulambaikan tangan, stop! Bus Jurusan Labuan – Kali Deres berhenti. Ya Allah berikanlah ridha-Mu dan aku mohon lindungi hambamu dalam perjalanan ini, Aamiin. Bismillahi tawakaltu ‘alallah.

Sepanjang jalan aku memilih tidur. Sederhana alasannya, ingin cepat tiba di Jakarta. Jam 06.45 tiba di terminal Kali Deres. Langsung mencari koridor bus way trans Jakarta, menuju halte Senayan.

Alhamdulillah jam 08.00 tiba di gedung A lantai 2 kemendikbud, tempat pelatihan menulis buku. Senang, haru dan bangga berkecamuk dalam nadir, bisa bertemu dengan guru-guru hebat, dan pemateri yang luar biasa.

Aku semakin penasaran disaat MC mengatakan kita akan dipertemukan dengan pemateri hebat dari media guru pa Ihsan dan pa Eko Prasetyo.

Apalagi dari kesharelindung dikdas kemendikbud pa Hendra Sudjana yang memberikan harapan bagi guru yang membuat karya. Semakin menjadi cambuk bagiku untuk terus berlari untuk mengejar keteringgalan.

Subhanallah, dalam ruangan ini banyak orang hebat. Banyak peserta yang sudah menerbitkan buku. Ooh My Good, ternyata Ibu Imtihani Salimah seorang penulis. Senang dan bangga, karena aku salah satu dari empat orang yang terpilih, mendapatkan buku cerdik berkata, kisah Umar “Ayo Shalat” secara gratis. Terimakasih Ibu Imtihani Salimah.

Pa Bahar Sungkowo, wow! dia penulis hebat. Dia sudah sering mendapatkan penghargaan sebagai penulis terbaik secara nasional. Pa bahar datang sebagai peserta, untuk mengikuti pelatihan menulis buku.

Pa Ihsan (pa Camat) Pemred Pustaka Media Guru, sosok aneh yang aku temui, tapi nyata. Pemateri yang tegas dan penuh inspirasi, namun tidak pernah mau berphoto selfie. Mengapa?. I don’t know.

Pa Eko Prasetyo (pa Erte) Editor Pustaka Media Guru luar biasa ganasnya, bak harimau kelaparan. Semua tulisan kami di mutilasi. Penulis hebat pun mendapatkan warna kuning. What Is The Meaning ?. Tulisan yang belum sempurna.

Warna kuning hari itu ingin kuhapus dalam tulisanku. Namun aku tak mampu. Pa Erte berkali kali meminum air putih membaca tulisanku. Ingin menangis, menjerit karena malu. Aku hanya bisa diam dan tersenyum malu.

Warna kuning pun aku hiraukan, tantangan pak Camat aku sambut dengan semangat membara bak api yang membakar pikiranku. Aku harus bisa membuat buku. Buku populer sesuai arahan pa Erte.

Mimpi manisku. Membuat buku dan diterbitkan pada hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2017. Bisakah? Ya Allah mudahkanlah segala urusanku. Berikan aku ijin-Mu untuk meraih mimpiku. Aamiin.

Di atas bus jurusan Jakarta – Merak, mulai aku torehkan tulisanku. Dalam hati berucap janji, aku akan terus menulis sampai bisa. Menulis untuk menjadi karya yang hakiki. Karya anak bangsa.