Dewi Erawati Pomalingo

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

LOMBA MENULIS GURUSIANA MEDIAGURU DESEMBER 2022

LOMBA MENULIS GURUSIANA MEDIAGURU DESEMBER 2022

PENTINGNYA PENDIDIKAN ANTIKORUPSI SEJAK DINI

Oleh: Dewi Erawati Pomalingo, S. Pd

Menurut KBBI, korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya). Hari Anti Korupsi jatuh pada tanggal 9 Desember. Gerakan anti korupsi ini sebenarnya bukan hanya sekadar dicanangkan saja. Kebijakan dan gerakan ini bertujuan untuk melawan korupsi. Kenyataannya hingga saat ini justru marak dengan skandal mega korupsi. Persoalan moral ini tidak kunjung sirna. Yang lebih memalukan di negeri ini adalah ketika Transparency Internasional Indonesia telah mengeluarkan Indeks Persepsi Korupsi (IPK), angka korupsi Indonesia berada di posisi peringkat ke-96 dari 180 negara. pada tanggal 25 Januari 2022. Angka yang membuat kita tercengang ketika mendengarnya.

Berbicara suap dan korupsi di negeri ini tak akan pernah habis. Semakin hari semakin merajalela. Hal ini terjadi hampir di seluruh instansi. Padahal oknum atau pelaku adalah orang-orang yang sangat paham tentang perbuatan haram itu dan konsekuensinya. Timbul pertanyaan, kira-kira hal apa yang menyebabkan mereka berani melakukannya? Banyak kemungkinan, antara lain, mereka akan terbebas dari sanksi jika mereka memberi suap kepada orang-orang yang berwenang menanganinya. Misalnya jaksa penuntut umum. Buktinya, tak jarang seorang jaksa tertangkap tangan karena menerima suap yang tak sedikit. Begitu pula dengan aparat kepolisian, meskipun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah dibentuk. Seharusnya mereka tidak berani melakukan hal itu, karena jika ketahuan boroknya akan menjadi boomerang bagi jabatannya.

Bagaimana dengan seorang guru? Banyak guru berpikir positif tentang dirinya. Ia menganggap bersih dari korupsi. Dengan tidak mengelola dana Bos berarti bebas dari tudingan sebagai seorang koruptor, kecuali kepala sekolah dan bendahara dana BOS di sekolah itu. Ternyata anggapan itu salah besar. Seorang guru justru rentan dengan korupsi. Bukan karena mengelola dana atau tidak. Korupsi itu bisa berupa korupsi waktu. Contoh,seorang guru harus masuk mengajar jam 07.30 sampai pukul 08.50 atau dua jam pelajaran (di SMP), tetapi ia masuk pukul 07.40 dan sudah keluar dari kelas sebelum waktunya. Belum lagi jika di dalam kelas hanya asyik membuka Facebook, Whapshapp untuk menengok group alumni atau yang lainnya. Sudah tentu, oknum guru tersebut sudah korupsi waktu. Ironisnya lagi jika seorang guru sering meninggalkan sekolah tanpa alasan yang jelas.

Lembaga pendidikan menjadi salah satu wahana strategis dalam rangka menyuarakan dan menebarkan bekal kebaikan pada generasi muda yang bebas korupsi. Tentu hal ini peran sentralnya adalah para pendidik (guru) yang ada. Pendidikan anti korupsi seyogyanya ditanamkan secara terpadu mulai dari pendidikan dasar sampai pada perguruan tinggi. Sudah jelas bahwa guru dan dosen haruslah dapat menjadi tauladan bagi peserta didik dan orang-orang di sekelilingnya terlebih dahulu barulah bisa menggaungkan pendidikan anti korupsi.

Pendidik harus bekerja keras menanamkan kebaikan. Sukses tidaknya pemberantasan korupsi tergantung dari penanaman pengetahuan dan pembentukan karakter sejak dini serta contoh baik dari para pendidik. Jika pendidikan antikorupsi benar-benar dilaksanakan di semua jenjang, sudah pasti generasinya akan memahami bahaya korupsi, bentuk-bentuk korupsi, sanksi yang akan diterima jika melakukan korupsi. Oleh sebab itu, pendidik wajib memperkenalkan dan memberikan pemahaman kepada peserta didiknya. Sehingga nantinya generasi muda mampu menolak dan menjauhi praktik-praktik korupsi dan perbuatan lain yang tidak bermoral.

Dengan demikian jelaslah bahwa menanamkan Pendidikan Anti Korupsi dan teladan pada peserta didik sejak dini sangatah penting, agar kelak terbangun generasi muda yang teredukasi, bermoral baik, dan negeri ini akan aman dari tindakan korupsi yang sekarang sudah menjamur.

Poso, 12 Desember 2022

PROFIL PENULIS

Dewi Erawati Pomalingo adalah seorang guru SMP Negeri 1 Lore Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, yang lahir pada tanggal 27 Oktober 1971. Memiliki Putra 2 orang. Menyelesaikan study di Universitas Tadulako, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Tahun 1996.

Dapat diikuti jejaknya di media sosial dengan nama FB dan IG Dewipomalingo. email [email protected] WA 0822 3736 6658.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sukses selalu, Bunda. Salam literasi

12 Dec
Balas

Tulisan inspiratif. Lanjutkan karyanya Bunda

06 Jan
Balas

Keren sekali, semoga lolos

23 Dec
Balas

Wauw...luar biasa ulasannya. Smga banyak gr sadar & berubah ya bunda. Sukses sllu

07 Jan
Balas

Keren ulasannya, Ibu.... Sukses selalu. Izin saya follow ya a..

29 Dec
Balas

Ulasan yang keren bu Dewi salam kenal ijin follow dan follow back ya trima kasih

01 Jan
Balas

Semoga lolos lagi ya Bun..saya absen lagi kali ini.

19 Dec
Balas

Aamiin ya Rabbal Aalamin.Trima kasih pak

12 Dec
Balas



search

New Post