Diambil dari kumpulan cerpen religi "Syahadat Cinta" yang berjudul "Percakapan di Batas Suci" pagelaran ini dilaksanakan. Cerpen ini ditulis oleh Anda Juanda rekan guru Penulis dari Kuningan. Kami semua kru yang terlibat dalam pagelaran adalah kolaborasi dari beberapa ekstrakurikuler di sekolah. Hari Jum'at pagi, 22 Februari 2019 matahari bersinar cukup untuk menghangatkan para kru yang akan tampil. Berbagai persiapan dilakukan sematang mungkin. Dan properti dicari, dibuat dari bahan bahan yang sudah tidak terpakai. Seperti koran bekas, cat bekas, lem pun sebagai perekat dibuat sendiri menggunakan tepung tapioka.

Kami terbagi menjadi beberapa kru. Kru demo gunung berapi, kru laut, kru korban, kru tim SAR, kru sains erupsi dan tsunami, kru aba-aba, kru recording, kru pengisi suara, kru sound system. Persiapan seluruh kru hanya dua minggu. Tetapi sebagai pemanasan cukuplah dikatakan pagelaran dengan tema kali ini berhasil. Walaupun perlu perbaikan sana sini.

Sebagai pembimbing, hal pertama dilakukan adalah mengajak semua kru memahami isi cerita dalam buku Syahadat Cinta pada judul Percakapan di Batas Suci yang sebelumnya telah di reviu pada Januari 2018.

Beberapa kru memahami isi reviu dan berlatih akting. Berperan sebagai tim demo gurung berapi, tim magma, tim tsunami, narator, korban, laut, tim SAR, kru Tahrim, kru properti masjid, kru sendal jepit murah, kru sendal jepit mewah dan kru aba-aba. Sungguh pengalaman belajar akting dan dubbing yang luar biasa bagi kami.

Penyusun Skenario: pembimbing literasi sekolah. Penyusunan naskah skenario disesuaikan dengan naskah cerpen tersebut. Setting lokasi dalam cerpen adalah di tulisan batas suci pada sebuah masjid komplek. Kami mengimprovisasi dengan menambah epilog cerita setting lokasi di laut selat Sunda yang memiliki anak gunung Krakatau yang sedang mengalami eurpsi. Dan belum lama ini terdapat peristiwa yang memakan korban di tempat itu.

Persiapan yang memakan waktu dua minggu, digunakan untuk membuat properti gunung berapi yang dibuat dari koran bekas yang dibentuk sedemikian rupa hingga membentuk gunung. Kostum sendal jepit diperoleh dari penjahit yang baik menyumbangkan kain bekas jahitan bendera dan baliho yang sudah tidak terpakai. Demikian kain biru dan hijau sebagi laut dan tsunami.

Demikian penampakan gunung yang akan digunakan untuk demo gunung berapi.

Persiapan demo keluarnya material gunung berapi, semacam sains experimen.

Mereka antusias berdemo simple experimen tentang keluarnya material gunung berapi.

Saat pagelaran tampak penonton siswa siswa menyimak dengan seksama.

Percakapan di Batas Suci menceritakan percakapan antara dua sendal jepit yang dimiliki oleh penjual bakso dan pensiunan. Mereka berdua adalah sendal jepit yang sering dibawa ke masjid oleh pemiliknya. Dan sendal mewah adalah sendal yang baru pertama kali dibawa pemiliknya ke masjid. Dengan keangkuhannya, sendal mewah merendahkan sendal jepit murah. Namun akhir ceritanya, akhirnya sendal jepit mewah menyadari kepongahannya dan meminta maaf kepada sendal jepit murah.

Saat percakapan

Semua Kru Pagelaran Percakapan di Batas Suci.

Terima kasih kepada rekan penulis cerpen Anda Juanda dan semua Kru hebat hari ini.

Casting narator. Semua berproses. Tidak mudah untuk menjadi narator itu. Tidak mudah untuk menjadi seorang pengisi suara film. Tidak mudah untuk membuat skenario film itu. Semua memerlukan proses belajar, dipelajari untuk menjadi paham/melek terhadap proses pembuatan sebuah pagelaran. Apalagi membuat film di layar lebar. Belajar mengisi suara, menggabungkan efek suara dari beberapa referensi efek suara. Terima kasih untuk para kreator dalam efek suara untuk cinema dan musik pengiring narator dan dialog yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Maju Terus Literasi Indonesia.