Tagur Hari ke-105

IBU (2)

"Pegang Erat Tanganku"

"Pegang erat tangan Ibu"

Demikian yang sering kudengar, jika ingin menyebrang jalan.

Maka dengan cepat kugenggam tangan Ibu, sembunyi disisi tubuhnya waktu menyebrang jalan. Mobil yang melaju kencang membuatku sering takut waktu menyebrang jalan. Maka berlindung disisi tubuh Ibu, membuatku nyaman.

"Pegang erat tangan Ibu"

Demikian yang kudengar ketika kami pulang dari perjalanan dimalam hari. Maklum, jarak antara jalan raya dan rumah kami berjarak sekitar 300 meter. Kadang kala lampu penerangan jalan raya tidak begitu terang. Bayangan kami berjalanpun sering membuat aku takut sendiri. Dengan memegang lengan Ibu dengan erat, mampu membangkitkan keberanianku.

"Pegang erat tangan Ibu"

Demikian juga yang kudengar ketika kami pulang kampung, dan Ibu mau pergi ke ladang/kebun keluarga, akupun tidak ketinggalan mau ikut. Ladang/kebun nenek yang terletak diseberang sungai kecil, tanpa ada jembatan penghubung membuat kami terpaksa menyebranginya. Ukuran air yang sepinggangku membuatku agak sedikit sulit untuk melangkah didalam air. Dengan memegang erat tangan Ibu, mampu membuatku berjalan melewati arus sungai hingga sampai ke seberangnya. Kemudian Ibu akan menemaniku untuk mandi berendam di air sungai yang jernih tersebut.

Sekarang tangan tangguh itu sudah mulai melemah seiring bertambah usia. Sekarang saatnya Aku menyediakan tanganku untuk tempat berpegang bagi Ibu, tangan yang siap memapahnya waktu berjalan dan tangan yang siap untuk menggendongnya melalui hari tuanya. Love you Ibu... 🥰

Padang, 13 Oktober 2020