Dewi Nurmalasari

Saya seorang guru SMA di Surabaya 😊 Alumni IKIP Negeri Malang angkatan 1991, Menyelesaikan study Magister di UNS Surakarta tahun 2009. Beberapa artikel dan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kenangan Hitam Putih

Kenangan Hitam Putih

Album foto lama tersimpan di rak buku, hampir 45 tahun tidak pernah aku buka lembarannya, terabaikan begitu saja. Sesekali dibersihkan menggunakan kain serbet atau menggunakan kemucing jika tampak berdebu. Digeser ke sana, digeser ke situ, jika ada penghuni rak buku bertambah. Semakin banyak buku yang bisa kubeli semakin tergeser album foto itu.

Hari sabtu hari yang menyenangkan bagiku, karena hari libur tidak masuk kerja. Emm… kalau dikatakan libur kerja enggak juga sih.., hanya kerjanya pindah tempat, tidak di kantor tapi di rumah. Biasanya hari libur pinginya rileks, santai-santai, istirahat lepaskan kepenatan. Namun tidak untuk hari sabtu ini.

Hari sabtu ini tidak seperti biasanya. Meskipun tidak masuk kantor tapi ada saja yang dikerjakan di rumah. Seperti ibu rumah tangga pada umumnya, masak, setrika, bersih-bersih, rapikan kamar, bersihkan dapur dan seterusnya dan seterusnya. Kok capek juga yach. Sttt.. stop!! tidak boleh mengeluh, entar pahalanya tak mau berlabuh hehe..

Menyortir isi rak buku yang menjadi prioritas sabtu ini. Prioritas? Bahasanya kok sok elit, yang aku kerjakan lebih dahulu daripada yang lain makasudnya. Mengapa? Karena tempatnya semakin sempit alias penuh, sementara koleksi buku yang akan disimpan semakin banyak.

Siang itu rasanya sangat bahagia, karena buku yang selama ini aku cari kutemukan di Jatim Expo. Membawa pulang banyak buku yang dibeli dari pameran. Ingin segera ditata di rak buku agar mudah dilihat dan tidak lupa untuk membacanya.

Aku tarik album foto lama itu, ku bersihkan dengan kain serbet bermotif kotak-kotak warna biru yang sedikit dibasahi, agar debunya nempel dikain, dan cling.. albumnya kembali bersih. Iseng saja jari ini membuka halamannya, lembar demi lembar aku cermati gambar-gambar yang ada di dalamya. Di sana ada foto ketika diri ini masih kecil. Manakala melihat foto ibu sedang menggendongku dan menggandeng kakak. Ibu terlihat cantik dan sangat bahagia. Senyum lebar menambah anggun paras beliau. Hhmmm air mataku meleleh membasahi pipi, rindu pada ibu mengelayuti hatiku.

Hatiku berbisik “Ibuuu.. aku kangen, ingin pulang tapi belum bisa, karena pekerjaan begitu menumpuk sehingga belum bisa pulang kampung,” mengapa air mataku tak bisa berhenti mengalir? Sedih iya aku sangat sedih.

“Semoga ibu dan bapak sehat selalu ya aamiin,” doa kupanjatkan untuk kedua orang tuaku. tetesan air mata mengalir semakin deras.

“Tisu mana tisu ?” aku menahannya dengan tisu yang ada di meja dekat rak buku.

Begini rasanya kalau jauh dengan orang tua. Rindu berat seperti rindunya Dilan hehe..

Aku lanjutkan membolak-balik album kenangan itu. Semua foto hitam putih yang terlihat klasik namun tak berkurang indahnya meskipun tidak ada warna lain selain itu. Gambar yang sudah sangat keren pada zamannya. Bapak bukanlah fotografer yang handal tapi tantara yang suka cekrak cekrik mengambil gambar kejadian di sekeliling dengan kameranya. Bapakku adalah seorang tentara muda yang ganteng, gagah dan keren dech pokoknya saat itu. Sekarang pun masih terlihat gagah, hanya rambut dan kumisnya telah memutih semua. Beliau menyimpan foto-foto itu dan mengabadikannya dalam album kenangan. Sungguh menjadi kenangan sangat indah.

Yaahh.. album yang penuh cerita masa kecilku yang sangat spesial bagi ibu bapak. Sama sekali tidak dapat mengingat kapan kejadiannya foto itu terjadi. Lupa karena saat itu masih anak-anak banget usia batita / bayi di bawah tiga tahun, kakak masih balita, adik masih bayi. Dari foto itu sangat nampak beliau sangat menyayangi putra-putrinya. Hebat orang tuaku, masih muda memiliki tiga putra kecil-kecil tanpa pembantu, namun semua bisa kelar tanpa ada keluhan.

Di dalam album tersebut fotoku porsinya lebih banyak dibanding kakak dan adikku. Kedua saudaraku cowok, sedangkan aku anak perempuan. Narsis boleh dikatakan seperti itu. Bagaimana tidak, segala gerak gerik lucu dipotret, model gaya apa saja ada ala-ala bintang iklan hehe.. Apapun tingkah anak-anaknya direkam dalam gambar.

Perkembangan dan pertumbuhanku semua diabadikan. Baru lahir masih dalam kain bedong sudah gaya.., memicingkan sebelah mata entah itu karena silau lampu atau karena mata memang susah untuk dibuka keduanya, haha.. lucunya. Memakai baju baru difoto, bisa tengkurap, sedang disuapin, sedang bermain, sedang latihan berjalan ada dalam cerita album kenangan itu. Aku heran sekecil itu kok sudah pinter gaya tanpa diajari. Tertawa sendiri melihat gambar-gambar itu.

Foto hitam putih yang membuka kenangan tentang kota kelahiranku. Aku lahir di kota kecil yaitu Ngawi, kota perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ketika aku masih kecil daerah asal tempe ini tidak seramai sekarang. Belum ada listrik, menggunakan lampu pertomak untuk penerangan diwaktu malam hari, transportasi yang ada hanya dokar dan becak, masih jarang yang memiliki sepeda, atau sepeda motor, bahkan kendaraan roda empat menjadi barang mewah.

Zaman kecilku Ngawi sangat sepi, tenang, udara masih segar, banyak pohon-pohon rindang, air sumur yang bening dan terasa segar. Dulu, minum langsung dari sumur atau dari mata air (air belik) tidak menjadikan masalah, sehat-sehat saja meskipun minum air mentah tersebut. Tapi jangan pernah dicoba untuk zaman sekarang karena semua tidak sebersih zaman kecilku dulu.

Tidak hanya foto yang hitam putih, televisi juga hitam putih. Tidak banyak keluarga yang memilikinya. Melayang ingatanku kala itu kalau ingin nonton TV nunggu tetangga menyetel TV nya, kemudian mengajak teman-temanku untuk permisi numpang nonton. Mengapa kok mengajak teman? Karena tidak berani kalau sendirian numpang nonton hehe.. Itupun temanku yang aku suruh minta ijin.., diriku mengekor saja.

Nobar alias nonton bereng dengan tetangga-tetangga lain. Duduk bersama, beralaskan tikar pandan. Meskipun demikian sangat asyik dan menyenangkan. Rindu masa kecil dulu. Hhmm masa lalu yang sangat lama aku tinggalkan, masa yang indah, hanya bisa dikenang tak bisa datang tuk kembali.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

siip mbak, insipirasi darimanapun berasal nampak indah dibalut lewat ukiran kata-kata, menjadikan kenangan indah terukir abadi untuk selamanya

21:31
Balas

Iya mbak makasih ya dukungannya...

30 Mar

Kenangan indah juga ketemu banyak teman baru di Sagusabu...

30 Mar
Balas



search

New Post