Dewi Nurmalasari

Saya seorang guru SMA di Surabaya 😊 Alumni IKIP Negeri Malang angkatan 1991, Menyelesaikan study Magister di UNS Surakarta tahun 2009. Beberapa artikel dan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Wilangan

Wilangan

Jumat siang pulang tidak menuju ke kosan tapi langsung naik angkot menuju terminal Landungsari. Hari ini pulang kampung, akan menghadiri hari bahagia Ayu dan sekalian mudik. Paket hemat, sekali tempuh dua acara terlampoi.

Suasana terminal sangat ramai, maklum hari sabtu besuk tanggal merah sehingga ada 2 hari libur, So banyak orang yang pingin pergi-pergi. Hhm mini bus biru Puspa Indah berjajar rapi, namun yang menuju kota Jombang tidak tampak parkir di sana. Penumpang meluber di tempat tunggu bus yang jurusan itu.

Dari arah kedatangan bus yang kita tunggu-tunggu masuk ke terminal. Sontak penumpang berdiri semua dan berebut ingin segera masuk bus. Tua muda, laki perempuan berjubel di depan pintu masuk.

Aku pun ikut bergeser tapi tidak ke arah bus, karena aku yakin gak bakalan dapat tempat duduk, maka aku memilih duduk di banggu ruang tunggu yang mereka tinggalkan.

Benar prediksiku, sebagian mereka kembali ke ruang tunggu karena bus telah penuh. Ada yang tidak dapat tempat duduk karena penumpang terus bertambah, sementara bus terlambat datang.

Matahari telah bergeser ke arah barat, hari mulai sore, kondisi terminal tidak berubah. Akhirnya aku pun ikut merangseg ketika ada bus jurusan kota Jombang masuk terminal. Berebut dengan banyak orang, takut sih, tapi apa boleh buat, aji nekat aku lakukan.

Daaan alhamdulillah akhirnya dapat masuk dengan posisi duduk di belakang pak sopir. Hmm bersyukur bisa masuk dan bersyukur lagi shalat telah aku jamak sehingga hati merasa tenang.

“Permisi”

“Monggo” jawab mbak yang telah duduk lebih dahulu

“Boleh saya duduk yang dekat kaca?”

“Silahkan”

Kemudian aku mendudukkan tubuhku di samping mbaknya, dan merapikan duduk masing-masing agar merasa nyaman.

“Mbak, turun mana?” aku membuka pembicaraan

“Kandangan”

“Oh..”

“Pean turun mana?” mbaknya balik bertanya.

“Jombang mbak”

“Hanya transit di sana, nanti ganti bus yang jurusan Jogja”

Aku menjelaskan meskipun mbak nya tidak bertanya. Hehe..

“Maaf mbak ya kok rasanya saya ngantuk, ya”

“Iya jam segini memang enaknya tidur”

Kemudian sepi, kita berdua sama-sama ngantuk.

Perjalanan tak sempat aku nikmati karena saking enaknya tarikan pak sopir hingga, ngantuk membelengguku, mata ini ingin terpejam tak bisa ditahan. Yach.. aku pergi ke negeri impian. Haha tiduuur.

Siiiut ada tikungan mesra, otomatis terbangun karena tubuhku terayun kaget. Spontan membuka mata, hhmm sampai sudah di kota batu, di mana jalannya penuh liukan yang membuat penumpang harus berpegangan kalau tidak ingin jatuh.

Perjalanan Malang - Jombang yang paling mengesankan jika telah sampai kota Batu. Memang jalannya berliku-liku tapi pemandangan yang sangat indah tak pernah membosankan. Berkali-kali melalui jalan raya Batu namun indahnya tidak berkurang.

Sore hampir jam 6 baru sampai pada kota transit Jombang. Kondisinya hampir sama dengan terminal Landungsari. Ramai penumpang. Begitu juga penumpang yang ke arah Jogja.

Bus yang masuk terminal selalu penuh, kalau mau bisa dan boleh naik sih, tapi berdiri. Bus yang reguler hampir semua jurusan penuh. Tempat tunggunya juga penuh. Terpaksa aku berdiri cukup lama, hhm pingin rasanya duduk bawah karena kaki mulai pegal.

Akhirnya dapat juga bus yang bisa membawaku ke arah kota Ngawi.

“Turun mana Ning?”

“Ngawi pak”

Kondektur memberi tiket dengan centang warna merah karena aku punya kartu pelanggan. (artinya bayarnya lebih murah dibanding dengan yang reguler tiket dengan centang biru). Aku membayarnya dengan kembalian dan tiket langsung ku masukkan dompet tanpa aku cek.

Suasana bus yang nyaman, tempat duduk yang longgar, AC nya dingin membuat pegal-pegal tubuh ini terasa terobati karena hampir dua jam bediri menunggu bus. Jaket aku pakai lagi dan memejamkan mata sangat nikmat. Cling-cling entah sampai mana bus membawaku. Melaju dengan kencang dan sangat nyaman.

“Mbak-mbak maaf kebalasan mbak”

Kondektur membangunkan nyenyak tidurku. Tanpa berpikir panjang aku langsung bangun dan mengemasi barang lalu turun dari bus, padahal kondisi antara tidur dan tak tidur. Setelah turun dari bus baru merasa 100% sadar,

“Lhooh”

“Ini di mana?”

Aku bertanya pada diri sendiri.

“Apakah aku sudah sampai Ngawi baru”

Aku putar pandanganku ke segala arah. Aku mulai sadar. Gelap, hari sudah larut malam.

“Ya Allah aku di tepi hutan-hutan”

Karena aku baru saja bangun tidur, nyawaku belum sepenuhnya kembali sehingga tidak bisa menemukan jawabannya aku dimana.

“Astagfirullah”

“Astagfirullah”

“Astagfirullah”

“Ya Allah aku harus bagaimana?”

Kelap-kelip kurang lebih 100 meter aku lihat ada warung kecil yang masih menyala lampunya. Aku melangkah ke arah warung itu. Baru tiga langkah aku dikejutkan dengan suara laki-laki.

“Mbak”

Hatiku terasa rontok tiba-tiba ada orang yang memanggiku dari arah belakang. Spontan aku mendekap tasku dan berputar arah berjalan cepat menjauh dari laki-laki itu.

“Mbak, jangan takut!!”

“Saya orang baik-baik, insyaa Allah bisa bantuin,” laki-laki itu mencoba meyakinkan.

Aku melambatkan langkah karena arah yang aku tuju sangat gelap dan takut mulai merambah pikiranku.

“Jangan-jangan dia..”

Pelan-pelan aku amati sosok laki-laki itu dibagian kakinya. Alhamdulillah tubuhnya masih menyentuh bumi, dia bukan seperti yang aku takutkan.

“Pean mau kemana?” orang itu bertanya

“Saya mau ke Ngawi”

“Maaf ini dimana?” aku bertanya bingung

“Wilangan” Jawab orang itu pendek

“Wilangan itu apa mas?”

“Nama daerah mbak.”

‘Ohh..”

“Pean mau ke Ngawi kok turun sini?”

‘Ngak tahu mas, tadi aku ketiduran terus diturunkan, aku kira sudah sampai Ngawi, sehingga aku langsung turun bus.

“Ya Allah”

“Ngawi masih jauh mbak”

“Kurang lebih masih 1 jam lagi kalau naik bus”

“Tadi saya kira sampean Mbok Darmi, saya janjian untuk jemput budeku itu di sini, ternyata sampean.”

“Mbak e mau tha tak antar ke polsek Wilangan, di sana bus mau berhenti, kalau di sini bus biasanya tidak mau menaikkan penumpang, dikira pean orang “nakal”, masnya menjelaskan.

“Maaf”

Aku belum selesai bicara masnya langusng menjelaskan.

“Mbak jangan takut, saya berniat baik, kasihan kalau pean di sini”

Mas nya langsung memutar sepedanya dan mempersilahkan aku duduk di boncengan.

“Maaf ya mas jadi repotin”

“Gak pa-pa mbak”

Sesampainya di depan polsek Wilangan, aku berikan uang kepada mas yang tidak aku tahu namanya.

“Gak usah mbak, terimakasih”

Dia menolak uang tersebut.

Tak lama kemudian ada bus dari kejauhan dan masnya melangkah agak ditengah jalan, sambil melambai-lambaikan tangannya. Bus berhenti dan aku dipersilahkan naik.

“Hati-hati ya mbak”

“Terimakasih banyak ya mas”

Kami saling melambaikan tangan.

Bus Sumber Kencono yang akhirnya membawaku pulang ke Ngawi dengan selamat. Tak habis-habisnya sepanjang jalan berlinang air mata aku besyukur, telah ditolong oleh Allah dengan segala caranya.

“Alhamdullillah”

“Terima kasih ya Allah”

Setelah sampai di rumah aku coba cek karcis/tiket bus, di sana yang dicentang merah adalah Jombang dan Wilangan, bukan Jombang dan Ngawi, jumlah uang yang aku bayarkan dihitung dari uang kembaliannya sesuai tarif Jombang-Wilangan.

Ya Allah memamng aku salah, kenapa tidak hati-hati dan tidak teliti. Pelajaran yang berarti bagiku jangan sampai terulang lagi. Ya Allah terimakasih dengan pertolongaaMu dengan mengirim mas yang tidak aku kenal untuk membantuku. “Ya Allah tolong sampaikan terimakasihku padanya, semoga orang tersebut selalu Engkau beri rahmad Aamiin.”

Tak dapat kubayangkan jika tidak ada yang menolongku, malam-malam ditepi hutan, sendiri, tanpa lampu, lebih parah lagi kalau ada sopir-sopir truk kasar yang suka jahil yang mangkal di situ, hii serem! Mungkin semalam serasa setahun. Maka jangan terlena karena sebuah kenyamanan sehingga melupakan hal sederhana namun membawa dampak yang sangat besar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post