Anak- anak kita hidup di zaman yang serba modern. Tak ayal hal tersebut mempengaruhi pola pikir, kepribadian dan kematangannya. Lalu siapa yang harus disalahkan?

Rebutan hape sudah menjadi hal yang biasa dirumah. Antara anak yang satu dengan yang lain, atau antara anak dengan orang tuanya. Semua sibuk eksis. Lalu siapa yang harus disalahkan?

"Anak-anak coba kalian googling apa dan bagaimana selat gilbrartar yang sangat fenomenal itu?" perintah guru kepada murid-murid dikelasnya. Semua pun menjadi riuh. Sudah terpikir dibenak mereka bahwa mereka akan berbondong-bondong ke warnet. atau ada pula yang sudah tersenyum manis karena orangtuanya pasti tidak berkeberatan untuk meminjamkan hape mereka guna pemenuhan tugas tersebut.

Tapi lalu salah siapa, ketika si anak tadi malah asyik bermain game on line diwarnet. Atau si anak sambil tersenyum-senyum sendiri berselancar didunia maya lewat googling, fb atau sederet media sosial lainnya. Bahkan , Naudzubillah....ketika konten pornografi dapat dengan mudahnya diakses mereka.

Penanaman nilai moral, pondasi agama dan pengawasan yang ketat dari orang tua lah yang dapat memproteksi mereka dari hal-hal negatif. Kita tidak bisa menyetop arus modernisasi, kita juga tidak bisa menyetop curious atau rasa ingin tahu anak yang memang sudah ada sejak lahir. Kita hanya bisa memberi nilai-nilai moral agama sebagai pondasi dan mengawasi mereka. Temani ketika mereka googling. Bertemanlah dengan anak-anak kita lewat akun fb nya sehingga kita bisa tahu apa saja isi aku fb nya. Jangan lelah untuk terus mengingatkan ketika anak mulai melenceng dari garis ketentuan yang sudah disepakati bersama. Kalau bukan kita maka siapa lagi yang akan bertanggung jawab terhadap generasiyang akan datang.

Jangan terulang lagi kejadian si anak tersipu malu memegang androidnya karena setelah dicek dia googling "BH terbesar"!!