Belajar Yang Mengasyikkan

Oleh: Dewi Rochmana

Mendapatkan kesempatan belajar adalah harapan semua orang. Tidak sedikit yang sangat berharap untuk dapat belajar, namun kenyataannya tidak semua berkesempatan mendapatkannya. Hal ini terkait dengan kemampuan, baik kemampuan financial maupun kemampuan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajarannya. Lantas dapatkah kesempatam belajar dapat dinikmati oleh semua anak dengan segala keterbatasannya?

Belajar, harapan besar pada proses pembelajaran, yang tidak hanya berharap dapat belajar di kelas dengan guru dan teman-temannya, namun juga belajar dengan rasa nyaman. Sebelumnya, kita sering mendengar dari beberapa orang yang mendapat ketidak nyamanan dalam belajar, baik terkait dengan gurunya, temannya, maupun materi pelajarannya yang dirasa sangat sulit bagi beberapa siswa untuk memahami dan mengikuti proses pembelajarannya. Tidak sedikit yang merasa bahwa untuk belajar menjadi seperti momok, karena merasa takut ketika akan datang kesekolah, ada sesuatu yang membuatnya takut, misalnya gurunya yang dinilai kurang dapatnya menjadi sosok seorang guru dan orang tua yang membuat siswa nyaman, sering mendapat bully dari teman - temannya, dan juga materi pelajarannya yang sulit untuk siswa tersebut menangkapnya, atau cara menyajikan yang tidak mudah di fahami oleh siswa tertentu.

Merdeka belajar, adalah solusi dari beberapa permasalan dalam proses pembelajaran selama ini. Guru dapat merdeka dalam berinovasi pada proses belajar mengajar di kelas bersama siswa. Di samping itu guru dapat lebih memahami karakter siswanya, dengan demikian guru dapat menyesuaikan diri dalam mengajar. Sehingga siswa dapat menangkap materi pelajaran dengan lebih baik. Proses pembelajaran yang tidak monoton akan memberi kesempatan kepada siswa untuk menangkap penjelasan guru dengan nyaman, siswa juga dapat menyampaikan pendapatnya dengan tidak takut, mereka dapat berkomunikasi dengan guru layaknya berbincang dengan lebih baik tentang berbagai hal untuk masa depannya, serasa berbincang dengan orangtuanya sendiri. Disamping itu guru dapat memperhatikan para siswa untuk saling menghargai bukannya membully temannya.

Sekolah memberi kesempatan kepada siswa untuk berkreasi, misal dalam pembelajaran mata pelajaran seni budaya, ketika peserta didik mengerjakan tugas membuat mural, yaitu menggambar di dinding yang ada di sekolah dengan mengekspresikan imajinasinya untuk dituangkan pada mural mereka. Demikian juga untuk pelajaran yang lain.

Untuk menciptakan sekolah yang nyaman, guru dapat mengajar dengan merdeka. Mengajar lebih luwes dengan memperhatikan siswa dan lingkungan, sehingga siswa akan merasa bahagia dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk menciptakan hal demikian perlu diperhatikan beberapa hal misal, guru memperhatikan perbedaan kemampuan siswa dengan cara mengajar yang berbeda pula pada mereka. Siswa yang perlu perhatian, diajak berdiskusi sendiri atau bersama dengan mereka yang sama, siswa yang memiliki kemampuan lebih dapat diajak berdiskusi pula secara individu untuk menjelaskan materi lebih yang memungkinkan dia dapat lebih faham kedepannya. Jadilah sekolah menjadi tempat berdiskusi, tempat belajar yang menyenangkan, serta menjadikan sekolah tempat belajar sekaligus tempat berkreasi dan tempat rekreasi.