dewi windiyarti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Muhasabah Diri Menghitung Amal

Tahun demi tahun silih berganti, seperti layaknya roda berputar pada porosnya.

Adanya pergantian tahun adalah peristiwa alam, sebagai wujud nyata Allah berkehendak atas bumi mengitari matahari selama 365 hari .Dalam kontek bahasa agama pergantian tahun adalah sunnatullah .Sebagai manusia beriman kita mensyukurinya dan menerima dengan suka cita masih berkesempatan memasuki tahun baru untuk yang ke sekian puluh tuhun, seiring jalan usia kita saat ini.

Masyarakat Indonesia bahkan internasional memaknai pergantian tahun sebagai hal yang istimewa. Tentu saja ada alasan yang mendasari . moment rutin setahun sekali, bakar kembang api menjadi simbol memasuki tahun baru dan banyak aktivitas yang seolah- olah mempunyai landasan yang kuat untuk di lakukan. Padahal kalau kita runut hanya menghambur hamburkan uang . waktu, tenaga.

Berapa uang yang di bakar saat kembang api mulai dinyalakan, hanya hitungan menit menjadi abu . Berapa waktu yang sia-sia saat berpesta pora menyambut detik detik waktu menuju angka 00.00 dengan berjaga tanpa tidur untuk moment itu. Akhirnya istirahat terganggu besok pagi bangun pagi terlambat,subuh telat.

Bahkan perayaan tahun baru secara sengaja dijadikan sebagai agenda istimewa untuk mengakhiri tahun ini dan mengawali tahun baru dengan bombastis. Kita menipu diri sendiri seolah-olah di tahun baru segalanya juga baru. Padahal tidak, orang tua kita ya tetap yang selama ini menjadi orang tua kita, rumah ya rumah kita yang selama ini kita huni, pasangan kita ya tetap yang selama ini menjadi suami, istri kita, pekerjaan kita juga yang selama ini sudah kita jalani. Bumi tempat hidup juga masih bumi yang sama, matahari bersinar juga matahari yang sama. Kita mungkin lupa bahwa yang baru akan menjadi usang pada saatnya.

Maka sebaiknya kita berani melakukan muhasabah diri karena bisa jadi kita menjadi bagian dari eforia menyambut tahun baru. Mungkin kita sekedar ikut-ikutan tetapi juga menjadi pendukung seseatu yang mubazir, tanpa kita sadari.

Beranikan diri kita untuk mengkalkulasi amal kita setahun kemarin, apakah sholat kita sudah tepat waktu, khusyu, sholat malam kita, tadarus quran kita sudah katam berapa kali , puasa kita, sedekah kita, berbuat baik untuk keluarga, amanah dalam mengajar, dan masih banyak lagi ibadah yang harus kita evaluasi.

Hasil evaluasi inilah yang kita jadikan input untuk peningkatan ibadah kita di tahun 2018. Saatnya melakukan resolusi diri, untuk menjadi hamba yang semakin mendekat pada Allah.Semakin berkualiatas dalam beramal. Semakin banyak memberi manfaat pada umat. Sesungguhnya orang cerdas adalah orang yang menyiapkan bekal terbaiknya untuk kehidupan akhirat. Karena akhirat sebaik-baik tempat kembali.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Itu yang saya dapatkan tadi ketika muhasabah di masjid. Menyiapkan bekal untuk pulang ke kampung akherat

31 Dec
Balas



search

New Post