Deyra Isra Mirazhita

Mahasiswa semester akhir di IKIP Siliwangi Cimahi dan aktif juga di berbagai oraganisasi social non-profit seperti Rumah Zakat, Relawan Nusantara, Komite Nasion...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tips 5 ide game kreatif menumbuhkan kebiasaan baik pada anak, Simak yuk Ayah Bunda!

Tips 5 ide game kreatif menumbuhkan kebiasaan baik pada anak, Simak yuk Ayah Bunda!

Dikutip dari laman parenting.co.id

Pakar pengasuhan sekaligus penulis buku Help Your Child Want to Behave, Dr. Laura Markham mengatakan bahwa konsekuensi alami bisa mendisiplinkan anak dengan cara yang lebih lembut ketika anak-anak berperilaku tidak baik atau melanggar aturan. Misal, ketika mereka menolak untuk membereskan mainan, maka konsekuensi alami yang bisa kita berikan adalah membiarkan mereka bermain dalam kondisi kamar yang berantakan karena kita tidak akan membantu membereskan untuk mereka. Dari situ, mereka juga bisa mengalami kesulitan menemukan mainannya sebagai konsekuensi tidak membereskan mainannya sendiri. Konsekuensi alami dipercaya dapat membantu anak-anak belajar dari kesalahan dan merubah sikapnya menjadi lebih baik. Nah, selain tegas pada aturan dan konsekuensi, kita juga perlu rutin mengedukasi anak-anak tentang disiplin dan berperilaku baik. Keduanya harus berjalan beriringan. Alih-alih dengan mengomel dan berceramah, ada lho, cara menyenangkan untuk mengajarkan anak-anak berperilaku baik. Lewat permainan! Permainan apakah itu? 1. Membuat Kereta ApiCara bermain: Siapkan beberapa kardus ukuran besar di mana anak-anak bisa duduk di dalamnya. Berikan berbagai perlengkapan mulai dari spidol, penggaris, krayon, stiker, kertas berwarna, atau lem. Umumkan pada si kecil bahwa ia akan menyusun rangkaian gerbong kereta api. Mereka bisa menghias kotak sesuai dengan imajinasinya, diberi jendela atau roda. Setelah jadi, maka kereta pun bisa ditumpangi. Apa yang diajarkan: Ketekunan dan kesabaran menjalani proses. Anak-anak sering tidak sabar ketika menghadapi masalah. Akan tetapi, dengan membantu mereka berimajinasi tentang apa yang bisa dinikmati dari prosesnya, kita bisa membantunya untuk lebih tekun dan sabar. 2. The Cheer Up GameCara bermain: Permainan ini dimainkan minimal dua orang. Kita bisa mengajak kakak, adik, maupun Papa untuk memainkannya. Yang perlu disiapkan adalah kertas bergambar berbagai macam ekspresi tidak bahagia seperti sedih, marah, takut, atau sakit. Letakkan kertas di keranjang lalu minta tiap peserta bergilir mengambil gambar. Peserta yang mendapat giliran harus menunjukkan ekspresi yang sesuai dengan gambar di kertas yang diambilnya. Misal, bila ia mengambil kertas bergambar ekspresi sedih, maka ia bisa berpura-pura menangis. Peserta lain wajib mengajukan pertanyaan dan mengajukan bantuan. Mereka mungkin memberikan pelukan, mengatakan “maaf”, atau menawarkan sesuatu untuk membuat peserta di hadapannya bahagia. Apa yang diajarkan: Empati. Anak-anak akan belajar lebih peka untuk memahami emosi orang lain dan mencoba untuk membantunya. 3. “Mama, bolehkah Aku?”Cara bermain: Berdiri berhadapan dengan anak sekitar 10 langkah. Berikan perintah kepada anak tersebut, “Maju satu langkah!”. Maka, si anak harus menjawab, “Mama, bolehkah aku maju satu langkah?” Anda bisa menjawab “iya”. Setelahnya, pastikan anak kita menimpali dengan “terima kasih.” Saat mereka tidak melakukannya sesuai aturan, mereka harus bersedia mundur ke langkah sebelumnya. Apa yang diajarkan: Keterampilan mengikuti instruksi, menghormati dengan meminta izin, serta kemampuan mengomunikasikan keinginannya dengan lebih baik. Anak-anak yang dapat mengomunikasikan keinginannya akan lebih tidak mudah tantrum. 4. Katakan yang SebenarnyaCara bermain: Kumpulkan semua anggota keluarga. Semua anggota keluarga harus menjawab pertanyaan “Aku takut ketika …” kita bisa mengawali mengambil giliran menjawab. Kita bisa katakan, “Aku takut ketika Adik marah-marah dan memukul.” Pancingan ini bisa membuat semua anggota berkata terus terang. Setelah semua mendapat giliran, ganti dengan kata kunci lain seperti “sedih”, “bahagia”, atau “marah”. Apa yang diajarkan: Keterbukaan dan kejujuran. Ketika kita memberi anak-anak lampu hijau untuk berbicara tentang perasaan mereka, positif atau negatif, kita membantu mereka merasa aman untuk mengatakan yang sebenarnya. 5. Sang KaptenCara bermain: Katakan kepada anak kita, bahwa kita adalah kapten yang memimpin dan harus diikuti. Bergeraklah keliling rumah sambil bertepuk tangan dan menyanyi, pastikan mereka mengikuti. Kemudian, kita bisa berhenti dan berkata, “Wah, kamar ini sangat berantakan. Sekarang kamu jadi kapten, Mama jadi anggota. Kamu pimpin Mama untuk membersihkan, ya.” Apa yang diajarkan: Kedisiplinan dan tanggung jawab. Anak-anak akan bangga bahwa mereka bisa melakukannya sendiri.

Baik, cukup sekian untuk artikel kali ini. Semoga bisa menjadi inspirasi ayah bunda di rumah. Nantikan artikel-artikel seputar parenting selanjutnya. Jazakumullahu khairan katsiraa.. Terimakasih 😊

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post