Dhias Nurfadhilah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Draft Penyusunan Best Practice PPG Daljab

Draft Penyusunan Best Practice PPG Daljab

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran

Lokasi

SMAN 1 Purwanegara

Lingkup Pendidikan

Sekolah Menengah Atas

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik melalui penerapan Model Problem Based

Learning (PBL) dengan berbantukan LKPD dan icebreaking pada materi kedudukan titik terhadap lingkaran.

Penulis

Dhias Nurfadhilah

Tanggal

9 Januari 2023

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Kondisi Yang Menjadi Latar Belakang Masalah

Perkembangan pendidikan saat ini tidak hanya menitikberatkan pada kepintaran secara kognitif saja, namun pendidikan dipersiapkan untuk meningkatkan daya saing dan daya juang dalam menghadapi tantangan abad ke-21. Di mana seseorang dituntut untuk memiliki kemampuan- kemampuan dan kolaborasi yang kuat, terutama dalam menggunakan teknologi, kemampuan berpikir kreatif dan inovatif serta kemampuan berpikir kritis untuk memecahkan masalah. Sejalan dengan itu, pemerintah Indonesia juga telah mencetuskan Gerakan Literasi Nasional (GLN) dimana manusia Indonesia harus menguasai enam literasi dasar yaitu (1) literasi bahasa, (2) literasi numerasi, (3) literasi sains, (4) literasi digital, (5) literasi finansial, serta (6) literasi budaya dan kewargaan (Tim GLN, 2017). Gerakan Literasi Nasional (GLN) ini diimplementasikan melalui pendidikan sekolah yang disebut dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Salah satu bentuk Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yaitu dalam bentuk literasi numerasi.

Mengapa literasi numerasi? Dalam kehidupan bermasyarakat, seringkali ditemukan informasi dalam berbagai bentuk penyajian, seperti: informasi kesehatan dalam bentuk numerik, ekonomi dalam bentuk grafik/diagram, pendidikan maupun sosial politik, dan sebagainya. Dimana umumnya, informasi tersebut merupakan representasi dari informasi itu sendiri.

Disadari atau tidak, banyak peristiwa dalam hidup manusia berkaitan dengan pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan angka-angka maupun data-data matematika.

Sayangnya, hanya sebagian kecil manusia Indonesia yang memanfaatkan kemampuan ini. Seperti konsep dasar matematika yaitu menghitung yang mungkin telah dikuasai tetapi keterampilan mengaplikasikan konsep tersebut dalam situasi nyata dan masalah tidak terstruktur kadang diabaikan. Hal ini terlihat dari rendahnya kemampuan literasi numerasi peserta didik Indonesia dalam hasil tes PISA.

Pencapaian literasi matematis di Indonesia mengalami kenaikan maupun penurunan yang tak berkala dari tahun ke tahun. Hasil survei di atas menunujukkan bahwa Indonesia masuk dalam negara dengan kemampuan literasi numerasi terendah. Salah satu penyebab rendahnya kemampuan literasi numerasi peserta didik dalam menyelesaikan soal bertipe PISA yang berupa soal cerita biasanya disajikan dalam bentuk masalah kontekstual dengan wacana yang cukup panjang. adalah faktor tidak terbiasa.

Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pendidik dalam pembelajaran sering sekali pendidik belum menyiapkan pembelajaran berbasis masalah kontekstual yang dekat dengan lingkungan peserta didik. Sehingga ditemukan juga kemampuan analisis dan berpikir kritis peserta didik masih rendah, dimana peserta didik masih sulit dalam memahami masalah sampai menarik kesimpulan dan menyampaikan gagasan dari hasil pemecahannya. Ini sangat erat kaitannya dengan kemampuan literasi numerasi peserta didik. Kesulitan peserta didik ini juga berkaitan dengan ditemukannya peserta didik yang lebih suka menghafal rumus/cara cepat sehingga sering terjadi miskonsepsi terutama untuk materi prasyarat sehingga menyebabkan kesulitan dalam memahami materi selanjutnya. Selain itu, masih banyak peserta didik memiliki kemauan membaca yang rendah, dimana banyak peserta didik yang enggan mengerjakan soal cerita berbasis masalah HOTS karena enggan membaca.

Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik tidak instan, perlu dilakukan berbagai upaya salah satunya adalah penerapan pembelajaran berbasis masalah kontektual yang dekat dengan lingkungan peserta didik dengan model pembelajaran Problem Based Learning serta pemanfaatan media pembelajaran matematika berbasis teknologi sesuai karakteristik materi.

Praktik ini penting untuk dibagikan karena menerapkan pembelajaran yang menekankan peningkatkan kemampuan literasi numerasi yang lebih diperlukan oleh peserta didik pada jaman sekarang sesuai dengan tuntutan kemajuan teknologi dan kebiasaan hidup abab ke-21. Untuk mencapai tujuan tersebut juga menggunakan salah satu model pembelajaran inovatif yaitu Problem Based Learning yang berpusat pada peserta didik dan menekankan Higher Order Thinking Skill (HOTS). Penerapan Problem Based Learning pada praktik ini menggunakan masalah kontekstual yang dekat dengan lingkungan peserta didik dengan tujuan dapat lebih menarik minat dan motivasi peserta didik, sehingga peserta didik merasa senang karena pembelajaran menjadi lebih bermakna dan memberikan dampak pada keberhasilan proses pembelajaran.

Peran saya dalam praktik ini adalah sebagai pendidik yang memiliki tanggung jawab terhadap proses pembelajaran untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan jaman abad ke-21 dan tetap dilandasi dimensi karakter profil pelajar pancasila yaitu beriman, bekebinekaan global, gotong-royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Berdasarkan penyebab dari permasalahan diatas, tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan pendidik dalam menentukan permasalahan kontekstual yang dekat dengan lingkungan peserta didik,

2. Peserta didik belum terbiasa dengan penerapan pembelajaran berbasis masalah.

3. Peserta didik belum terbiasa dalam mengungkapkan gagasan dengan lugas.

4. Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung terutama terkait teknologi dan jaringan.

Yang terlibat dalam mengatasi tantangan pada praktik ini adalah sebagai berikut.

1. Dosen pembimbing dan pendidik pamong yang memberikan masukan dan saran dalam pemilihan pemasalahan dan media pembelajaran yang sesuai sehingga dapat meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik.

2. Kepala Sekolah yang memberikan izin dan dukungan penggunaan fasilitas sarana dan prasarana sekolah.

3. Rekan sejawat yang memberikan masukan dan saran berdasarkan pengalaman dalam merencanakan dan mengelola pembelajaran.

4. Peserta didik yang selalu berusaha terbaik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Membuat perencanaan desain pembelajaran dengan menentukan model pembelajaran yang tepat yaitu Problem Based Learning .

2. Menentukan permasalahan kontekstual yang dekat dengan lingkungan peserta didik, sesuai dengan karakteristik materi dan memiliki tingkat HOTS yang tepat sesuai kemampuan peserta

didik sehingga dapat meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik.

3. Membuat perangkat pembelajaran yang mendukung untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik.

4. Pemilihan dan pembuatan media pembelajaran matematika berbasis teknologi sesuai karakteristik materi.

5. Mengkonsultasikannya desain dan perangkat pembelajaran pada dosen pembimbing dan juga pendidik pamong, kemudian merevisi sesuai dengan saran dan arahan dari pembimbing.

6. Kreatif dan inovatif dalam menggunakan sarana dan prasarana pendukung yang tersedia.

Strategi yang digunakan dalam praktik ini adalah sebagai berikut.

1. Melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat dalam perencanaan pembelajaran berupa penyusunan perangkat dan instrumen yang akan digunakan saat pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik.

2. Mendorong dan memotivasi peserta didik dengan pemberian feedback langsung ketika berhasil.

3. Memaksimalkan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas

4. Menyisipkan icebreaking dalam pembelajaran guna menghilangkan kejenuhan siswa

Proses yang dilakukan dalam praktik ini adalah sebagai berikut.

1. Membuat desain pembelajaran.

2. Menyusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, Bahan Ajar, Media Pembelajaran, LKPD, Kisi-kisi, Instrumen dan Rubrik Penilaian.

3. Menerapkan perangkat pembelajaran pada proses pembelajaran yang dimulai dari membuka pembelajaran dengan salam dan memberikan kata-kata semangat untuk mengawali pembelajaran.

4. Mengecek kehadiran peserta didik.

5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

6. Menggali kemampuan awal/prasyarat peserta didik melalui tanya jawab

7. Memberikan motivasi kepada peserta didik tentang manfaat dan penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari.

8. Menyajikan permasalahan kontekstual untuk dipecahkan oleh peserta didik secara berkelompok.

9. Membimbing peserta didik baik secara individu maupun kelompok selama proses pembelajaran dalam diskusi kelompok untuk menyelesaikan permasalahan dalam LKPD guna menemukan konsep materi pelajaran yang diharapkan.

10. Melakukan observasi sikap dan ketrampilan selama proses pembelajaran.

11. Memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil LKPDnya, sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan. Dalam hal ini peserta didik belajar untuk berpikir kritis dan komunikatif dalam mengemukakan pendapat dan gagasan sebagai bagian dari literasi.

12. Menunjuk kelompok yang maju dengan mengunakan icebreaking.

13. Memberikan feedback langsung terhadap hasil temuan peserta didik.

14. Peserta didik secara kolaborasi untuk menyimpulkan hasil temuan.

15. Mengevaluasi hasil pembelajaran melalui kuis berbasis literasi.

16. Melakukan refleksi mandiri dari masing-masing peserta didik maupun refleksi global dari keseluruhan pembelajaran saat itu.

17. Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

18. Menutup pembelajaran dengan salam dan doa.

Yang terlibat dalam proses ini adalah sebagai berikut.

1. Dosen Pembimbing

2. Pendidik Pamong

3. Kepala Sekolah

4. Rekan sejawat

5. Peserta didik

Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini adalah sebagai berikut.

1. Kegigihan pendidik dalam menentukan permasalahan kontekstual yang dekat dengan lingkungan peserta didik, sesuai dengan karakteristik materi dan memiliki tingkat HOTS yang tepat sesuai kemampuan peserta didik.

2. Input peserta didik yang memiliki kemampuan awal/prasyarat yang beragam (diketahui saat apersepsi)

3. Kemauan pendidik untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna sehingga dapat meningkatkan kemampuan literasi numerasi peserta didik.

Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?

Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Dampak dari aksi yang dilakukan adalah proses pembelajaran menjadi lebih efektif karena pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik. Keberhasilan ini dilihat dari respon peserta didik yang lebih tertarik, tertantang, bersemangat, terlibat aktif, kritis dan kreatif dalam pembelajaran.

Hasil yang efektif dapat dilihat dari ketertarikan peserta didik terhadap masalah yang disajikan dekat dengan lingkungan mereka membuat kemauan membaca dan memahami masalah menjadi meningkat. Masalah yang didesain juga menggiring peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menemukan solusi pemecahan masalah. Selain itu, proses pembelajaran yang dirancang mengarahkan peserta didik untuk memberikan makna dari hasil pemecahan masalah juga membuat peserta didik lebih lugas dalam menyampaikan gagasan. Secara menyeluruh point- point keberhasilan tersebut menunjukan adanya peningkatan kemampuan literasi numerasi peserta didik.

Namun, juga ditemukan hasil yang tidak efektif ketika pada akhir pertemuan peserta didik diberi tugas mencari permasalahan kontekstual dari materi yang dibelajarkan secara mandiri, peserta didik belum dapat menemukan secara utuh. Hal ini

disebabkan karena baru pertemuan awal pada bab

materi dimana peserta didik belum memahami dengan baik terkait materi. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa menemukan masalah kontekstual yang sesuai tidak mudah.

Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan adalah mendukung pembelajaran yang perfokus pada peningkatan literasi numerasi sebagai kemampuan yang sangat diperlukan peserta didik sebagai tuntutan jaman abad ke-21.

Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Dukungan manajemen sekolah melalui kebijakan yang bisa mendukung pengembangan kemampuan literasi numerasi dan berpikir kritis.

2. Pengembangan sarana dan prasarana sekolah yang mendukung proses pembelajaran sesuai tuntutan jaman.

3. Ketekunan pendidik dalam melakukan inovasi proses pembelajaran.

4. Peserta didik yang memiliki komitmen untuk terus belajar mengikuti tuntutan perkembangan jaman.

Faktor ketidak berhasilan dari strategi yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Masih adanya pendidik yang mengajar sesuai jamannya bukan tuntutan jaman peserta didik.

2. Masih adanya pendidik yang tidak membuat perencaaan pembelajaran sesuai kebutuhan.

3. Masih ada pendidik yang tidak kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran.

Pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut adalah setiap peserta didik memiliki karakteristiknya masing-masing, sehingga dengan metode yang tepat semua dapat dikembangkan sesuai kemampuan, bakat dan minatnya masing-masing.

Untuk rencana tindak lanjut kedepannya pendidik akan berkomitmen menerapkan pembelajaran berbasis masalah kontekstual sesuai dengan karakteristik materi dan dekat dengan lingkungan peserta didik untuk meningkatkan minat dan motivasi peserta didik serta memiliki tingkat HOTS yang tepat sesuai kemampuan peserta didik agar tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan literasi numerasi namun juga dapat meningkatkan kemampuan lain yang diperlukan peserta didik

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post