Diah Fakhmawati

an English teacher in a boarding school at Jogjakarta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Online Learning, apa sih?

Online Learning, apa sih?

Di sepertiga awal tahun 2020 ini istilah online leraning menjadi sesuatu mewabah mengikuti wabah Covid 19 yang melanda dunia. Online learning menjadi bahan pembicaraan dan aktivitas sehari2 pelajar, mahasiswa, guru dan dosen, bahkan para wali murid. Yang dulunya tidak paham itu apa dan mungkin nggak mau paham justru menjalankannya secara ajaib bahkan ada yang tanpa belajar tapi akhirnya bisa karena mau mencoba. Ini suatu karunia besar bagi perkembangan era pendidikan. Dimana-mana pembelajaran bermediakan komputer. Sejumalh sedikit saja yang sekolah atau gurunya memutuskan untuk hanya memberikan tugas atau proyek yang tanpa bantuan komputer karena situasi dan lokasi siswa dan gurunya yang memang sulit untuk menjangkau komputer dan internet.

Online leraning atau e learning termasuk dalam CMC (computer mediated communication alias komunikasi dengan media komputer) Ada 2 moda CMC yakni: Synchronous(Syn) & Asynchronous (Asyn). Syn itu komunikasi denga delay respon. Misal email, WA, FB, IG, Kaizala dll dimana ketika berkomunikasi respon bisa dikirim/diterima nanti/esok harinya, tidak langsung ada feedback. Yang Asyn itu yang langsung misal live confernce lewat Skype, Zoom, Webex, Ms Teams, Google hangout meet dll atau vicall di WA dimana komunikasi bisa dua arah langsung. Ada feedback ketika berkomunikasi. Acara seperti webinar, rapat bisa menggunakan app tersebut krn bisa langsung tanya jawab. Tapi kalau siarang langsung yang satu arah alias tidak bisa bertukar pesan secara langsung atau delay respon juga ada misalnya live streaming dengan lewat You Tube atau Facebook live. Si komunikator bicara secara live tapi pemirsa hanya bisa merespon lewat pesan tertulis lewat kolom komentar.

Dalam KBM online moda keduanya bisa dipakai. Kalau yang Asyn biasanya pakai LMS (learning management system) seperti Google Classroom dan LMS365, dimana materi presentasi, worsheet, quiz, diskusi, catatan dan penyimpanan file hingga grading penilaian ada lewat pengolah data App yang masing2 punya seperti google sheet & ms excel, google doc & ms word, google presentation & ms powerpoint presentasion, google keep & ms Onenote, dan google dariive & ms one dariive. LMS juga bisa jadi Syn kalau disepakati waktunya untuk forum diskusi (seperti chat grup WA yang bisa bersahut2an dlam jeda waktu yang sangat pendek). Selain itu bisa lewat video conference seperti disebut diatas. biasanya app vicon jg menyertakan fitur share presentasi dan share files sehingga peserta vicon bisa saling bertukar dokumen dan meresponnya. Kalau dalam struktur kurikulum lebih besar tidak semata kelas online adalah menggunakan MOOC (massive open online course) seperti Coursera, EdX, atau Canvas dimana paket pembelajaran mulai dari daftar pelajaran, bahan pembelajaran, ruang diskusi, alat evaluasi, penilaian (grading) hingga sertifikat bisa dilayani oleh MOOC.

Jadi kalau pembelajaran menggunakan CMC yang Asyn seperti LMS guru lebih leluasa karena tidak harus ‘mantengin’ atau hadir online untuk menyampaikan pembelajaran dan mengawasi kehadiran anak. Karena sistem sudah membantu lwt penyediaan materi dan pengumpulan feedback dari anak yang terjadwal. Selama semua bahan ajar berikut tugas sudah ditayangkan dan disett batas waktu maka guru bisa mengerjakan hal lain dan atau mengecek hasil belajar siswa (siapa saja yang sudah masuk dan mengirim tugas). Inilah salah satu kelebihan pembelajaran lewat internet. Sehingga akan menghemat waktu dan tempat.

Bagaimana kalau siswa ingin mendaptkan penjelasan langsung dari guru secara audio visual bukan dengan baca tulisan? Apakah harus menggunakan moda Syn CMC?

Tidak harus. Live conference itu ada kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah adanya immediately feedback atau respon langsung antara komunikator dengan komunikan. Bisa langsung tanya jawab. Baik secara lisan atau chat tertulis. Ada visual event yang tertangkap, misal ada aktivitas praktek/demostrasi bisa langsung dilihat. Kelemahannya ada syarat tersedianya waktu yang sama antar pengguna sesuai zona waktu dari hostnya. Selain itu biaya yang tidak murah untuk host ketika jumlah invitee banyak dan berlangsung dalam waktu yang agak lama. Lalu bagaimana kalau melalui LMS yang tidak secara langsung bertatap muka? Alternatifnya adalah dengan video yang bisa diunggah dalam sistem atau dengan mengembed atau link dari media sosial video seperti You Tube. Video presentasi juga tidak harus menampakkan visual guru yang menjelaskan didepan kamera tapi bisa menggunakan konten edukasi animasi, presentasi dengan screen recorder. Yang terakhir adalah yang paling mudah pembuatannya. Kalau menggunakan Office mix bisa menampakkan visual presenternya.

Itulah gambaran umum tentang online learning dan platform yang biasa dipakai oleh praktisi pendidikan. Mana yang mau dipakai tergantung pada kenyamanan (termasuk kerumitan pperancangan/pembuatannya termasuk biasaya) dan kemudahan (fasilitas) para pemakainya.

Medio Maret 2020, DF
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post