Dian Afmiza

Seorang guru di Kota Batusangkar, Sumatera Barat. Dulu pengajar Bahasa Inggris, sekarang guru kelas di SD....

Selengkapnya
Navigasi Web
Kamu Adalah Apa yang Kamu Baca
https://www.syfy.com/syfywire/harry-potter-becomes-best-selling-book-series-in-history-with-more-than-500-million-copies

Kamu Adalah Apa yang Kamu Baca

Tantangan Hari ke-35

#TantanganGurusiana

Beberapa saat yang lalu saya bertemu teman lama. Ya, teman yang dulunya disaat awal mengajar kami ditempatkan di sekolah yang sama. Saat ini, kami sudah sama-sama pindah dari sekolah tersebut. Kamipun berkisah tentang kegiatan yang telah kami lalui sejak berpisah dulu.

Cerita punya cerita, sampailah sahabat saya tersebut membahas bahwa beliau akan mengajukan permohonan beasiswa yang mengharuskannya menulis essay sebanyak satu lembar. Dia bercerita itulah hal sulit yang membuatnya kadang merasa ingin membatalkan permohonan beasiswa tersebut.

Tentu saja saya kaget mendengar permasalahannya tersebut. Saya tau, dia adalah seseorang yang sudah beberapa kali membuat karya tulisan berupa PTK, penelitian dan yang sejenisnya. Dia bahkan  sering membuat proposal penelitian dan dia bisa mengerjakannya dalam waktu singkat.

Saya benar-benar heran, karena dalam pikiran saya menulis essay sebanyak satu lembar tentu sangat jauh lebih mudah daripada menuliskan proposal sebuah penelitian. Saya seolah tidak terima, karena saya pernah beberapa kali menulis essay sebagai syarat mengikuti pelatihan dan hal itu benar-benar tidak sebanding kesulitannya dengan kesulitan menulis sebuah proposal bagi saya.

Kamipun bertukar pikiran tentang hal ini. Akhirnya kami sampai pada kesimpulan yang kami sepakati. “You are what you read”. Kamu adalah apa yang kamu baca. Maksudnya adalah bahwa tulisan yang kita hasilkan merupakan cerminan dari apa saja yang telah kita baca. Dia yang sering membaca buku pelajaran, buku penelitian, PTK dan karya tulis orang lain merasakan sangat mudah menulis hal-hal yang berbau karya tulis. Otaknya sudah terlatih kearah hal itu. Sedangkan saya, yang dari zaman sekolah dulu suka sekali membaca novel mulai dari novel 5 sekawan, lupus, sampai novel tebal Harry Potter atau buku-buku karya Dan Brown, Stephenie Meyer dll, menulis essay sepertinya hanya sedikit lebih sulit dari daripada membuat surat izin tidak hadir waktu zaman sekolah dulu. Bukannya sombong, tapi waktu sekolah dulu saya bisa mengulang-ulang menulis surat izin untuk tidak hadir itu sampai 10 lembar. Jadi tidak mudah juga bagi saya untuk menulis sebuah essay, tapi yang jelas saya bisa melakukannya.

Kamipun tersenyum dengan kesepakatan kami ini. Saran saya pada beliau terkait hal ini adalah mulailah membaca novel. Sebenarnya saya merasa agak berdosa karena menyarankan untuk membaca novel pada seseorang yang sangat serius belajar seperti dia namun saya yakin dia sangat cerdas dalam menanggapi saran saya. Kalau dia merasa hal itu banyak manfaatnya tentu akan dilakukan. Tapi kalau hal itu banyak buruknya tentu akan dia tinggalkan.

Batusangkar, 25 februari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Betul sekali Bund. Bacaan yang kita baca memengaruhi pemikiran. Sukses selalu dan barakallahu fiiik

26 Feb
Balas

Ya bunda, saya setuju sekali. Bacaan yang kita baca, apakah materi ataupun gaya bahasanya sepertinya menjadi persediaan/cadangan pengetahuan untuk kita baik seorang penulis ataupun seorang pembicara. Senang sekali dikunjungi bunda Vivi. Barokallahu fiik.

26 Feb



search

New Post