Tantangan Hari ke-30

#TantanganGurusiana

Seorang ayah yang sangat mendedikasikan dirinya untuk keluarga tercinta, seorang ayah yang menjadi “partner in crime” dalam artian positif untuk anak lelakinya. Seorang suami yang sangat menyayangi istri dan rela berkorban untuknya. Seorang suami yang terkenal sebagai “a family man” dikalangan kolega dan karib kerabatnya. Seorang rule model untuk gaya hidup sehat bagi semua orang terdekatnya. Seorang pria muda yang belum menginjak angka 41 diumurnya. Gagah, sehat, berpikiran positif, kaya dan bahagia. Tapi Allah tahu yang terbaik untuknya. Allah memanggilnya terlebih dahulu, lebih dahulu bahkan dari ayah dan ibu yang melahirkannya. Kepergian Ashraf Sinclair, seorang aktor dan pengusaha yang juga merupakan suami dari penyanyi dan aktris terkenal Indonesia, Bunga Citra Lestari, sangat mengejutkan warga Indonesia. Hampir semua TV memberitakan perihal kepergiannya. Bahkan kebanyakan feed di akun pemilik instagram yang berasal dari Indonesia sampai saat ini masih dipenuhi dengan berita meninggalnya Ashraf.

Semua video atau foto-foto yang dirangkai untuk mengenang almarhum dibalut dengan iringan lagu dari istri tercinta. Alunan merdu suara istri membuat syahdu perasaan setiap orang yang menontonnya. Dalam lirik sebuah lagu yang berjudul “Dunia Sementara Akhirat Selamanya” yang dinyanyikan oleh Derry Sulaiman terdapat kata-kata bijak; orang kaya mati, orang miskin mati, raja-raja mati, rakyat biasa mati. Inilah yang kita semua harus pahami dan ikhlaskan dalam kehidupan di dunia ini. Bahwa semua yang bernyawa, baik tua, muda, anak kecil, pejabat, rakyat jelata, orang sehat, pasien gawat asalkan mereka memiliki nyawa tentulah mereka akan menjemput ajalnya suatu saat kelak. Kapankah waktunya? Itulah yang merupakan rahasia Ilahi Rabbi yang tak boleh kita tanyakan ke cenanyang manapun.

Seperti yang Allah telah wahyukan beribu tahun yang lalu dalam Al-quran Surat Ali Imran; 185 “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati” maka akankah kita masih tidak rela dengan kepergian orang terkasih? Barangkali memang mudah untuk mengucapkannya namun pastilah sulit untuk menjadi benar-benar ikhlas menjalaninya. Namun satu yang pasti, yang bernyawa dan berjiwa bukan orang lain saja, diri kita sendiri juga akan menemui ajal pada saatnya kelak. Maka sudah siapkah kita jika jemputan itu datang nantinya? Daripada berlarut-larut dalam kesedihan, terlena dengan rasa tidak percaya, lebih baik kita melayakkan diri agar saatnya kita dijemput kelak kita sudah mempunya bekal yang cukup agar bisa dibawa ketempat yang kita idam-idamkan. Syurga Allah. Tempat yang Allah janjikan untuk-orang-orang yang melakukan amal shalih.

Batusangkar, 19 Februari 2020