GURU BK BUKAN GURU BIASA
Menjadi Guru BK bukanlah sesuatu yang mudah, ada banyak hal yang harus dilakukan dan dipertanggungjawabkan. Layaknya seperti Guru Mata Pelajaran, Guru BK juga memiliki peranan penting dalam mengantarkan peserta didiknya menjadi berprestasi dan berhasil dan kehidupannya.
Berdasarkan kurikulum yang berlaku, guru BK memang diberi hak melakukan proses pembelajaran tatap muka di kelas yang setiap tatap muka ekuivalen 2 jam tatap muka. Karena guru BK menganggap kegiatan mengajar masuk kelas itu sebuah keharusan dan ketika guru BK diberi kesempatan mengajar tatap muka dikelas, maka kesempatan itu harus dipergunakan semaksimal mungkin untuk bisa berinteraksi dengan peserta didik, menjalin hubungan yang lebih erat dengan peserta didik, selain mengajarkan materi pendidikan kepada peserta didik. Karena materi layanan yang akan disampaikan bukan materi yang berbasis kognitif tapi akan lebih dominan pada aspek afektif dan penguatan karakter peserta didik. Bukan Cuma aspek intelektual yang diutamakan tapi jauh lebih luas khususnya pada aspek emosional dan spiritual.
Ada banyak pendapat sebagian orang yang mengatakan bahwa guru BK masuk kelas itu mau mengajar apa? kalau memang mengajar, materi belajar tentunya harus ada standar penilaiannya, ada ujiannnya, misalnya ulangan harian, penilaian akhir semester dan lain-lain. Dalam kenyataannnya tidak ada jadwal ujian mata pelajaran BK. Sekilas pemikiran itu benar adanya. Terjadwal mengajar di kelas, tetapi tanpa ada ujian atau ulangan penilaian. Tetapi itulah keunikan guru BK, berbeda dengan guru mata pelajaran lainnya.
Disekolah saya, jadwal mengajar masuk kelas, satu jam tatap muka dalam seminggu di masing-masing kelas. Misalnya mengampu 150 peserta didik terdiri dari 5 kelas, maka guru BK tersebut mengajar masuk kelas Cuma 5 jam KBM untuk 5 kelas tersebut. Dalam pelaksanaan layanan klasikal BK (Tatap Muka) barangkali saya termasuk salah satu guru yang paling sering membawa laptop dan menggunakan proyektor dalam memberikan layanan klasikal BK, karena bagi saya ada banyak hal yang bisa disampaikan dengan memanfaatkan fasilitas tersebut.
Hampir setiap peserta didik kelas yang saya ampu, sangat hafal dan paham dengan karakteristik dan metode atau model pembelajaran yang saya terapkan. Yaitu setiap menyampaikan materi, saya selalu menayangkan video yang inspiratif, video motivasi, film film pendek yang menarik, tayangan yang edukatif sampai yang humoris. Yang menjadi menarik hampir setiap saya masuk kelas untuk memberikan materi layanan BK, dimenit-menit pertama para siswa pasti bertanya dan meminta “nonton video lagi ya buk…”. Itu artinya mereka seolah-seolah mereka selalu menunggu nunggu untuk konsumsi visualisasi materi melalui tayangan video, film dan slide yang naratif inspiratif.
Disamping melaksanakan layanan klasikal, guru BK tentunya akan tetap melaksanakan tugas yang sudah menjadi kewajibannya khususnya dalam membantu peserta mengatasi permasalahannya. Dari sekian permasalahan yang dihadapi peserta didik, salah satu yang cukup krusial adalah yang diakibatkan karena faktor broken home. Broken home dapat diartikan suatu kondisi ketidakharmonisan antara ayah ibu, bahkan terjadinya perceraian. Hal ini akan sangat mempengaruhi kehidupan mereka ketika anak anak usia mereka sangat membutuhkan perhatian,dukungan, kasih sayang dan keteladanan dari orangtuanya.
Hal lain yang menjalani permasalahan bagi peserta didik adalah mayoritas peserta didik yang ketika berkonsultasi tentang masalah belajar, tentunya yang mereka tanyakan adalah bagaimana mengatasi rasa malas belajar, dalam hal ini saya akan mencoba menawarkan beberapa solusi yang mungkin bisa mereka terapkan untuk mengatasi malas belajar.
Menjadi guru BK sejak tahun 2005, saya terkadang masih dihadapkan pada sebagain besar pihak lain yang mengganggap guru BK adalah “polisi sekolah”, bahkan menuntut semestinya guru BK harus benar-benar menjadi polisi sekolah. Akibat dari stigma ini, berdampak pada psikologi peserta didik terhadap guru BK. Guru BK menjadi pribadi yang ditakuti, sehingga peserta didik enggan untuk berurusan dengan guru BK. Dan hal ini menjadi tantangan tersendiri sehingga stigma seperti ini tidak melekat lagi bagi seorang guru BK.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar