Sosok yang berperan sangat penting di balik naskah buku adalah editor. Tanpa editor, mustahil buku layak untuk diterbitkan. Adalah Bu Lilik, editor buku saya dan buku alumni MWC 3 Bukittinggi lainnya.

Selama ini, komunikasi kami hanya terjalin melalui pesan-pesan WhatsApp saja. Pada acara Temu Nasional Guru Penulis lalu, kami berkesempatan untuk bertemu.

Hal yang paling saya khawatirkan saat itu adalah komunikasi yang kurang lancar. Sebab, saya tipe tertutup dan sulit untuk memulai pembicaraan dengan orang-orang yang baru ditemui. Namun, kekhawatiran tersebut sirna saat bertemu beliau. Perempuan asal Magelang ini adalah sosok yang ramah dan lembut. Pembicaraan kami mengalir begitu saja. Saya seperti berkomunikasi dengan seseorang yang sudah lama dikenal.

Mayoritas editor adalah penulis, termasuk Bu Lilik. Ada hal istimewa saat penulis saling bertemu. Saat orang lain saling bertukar oleh-oleh seperti cindera mata atau makanan, penulis memilih oleh-oleh yang berbeda, yakni buku. Saya diberi buku "Sejuta Cerita Satya Lencana (Catatan Guru Honorer)" dari Bu Lilik.

Buku dengan 84 halaman tersebut telah saya baca tuntas. Buku yang ditulis dengan gaya bahasa sehari-hari. Ringan dan santai sehingga jauh dari kata jemu saat membaca halaman demi halamannya.

Apa isi bukunya? Perjalanan seorang guru Madrasah Ibtidaiyah, yaitu Bu Lilik dengan segudang prestasi tingkat nasional. Seringnya kita mendengar guru madrasah adalah guru yang termajinalkan oleh sistem. Siapa nyana? Guru Madrasah Ibtidaiyah seperti Bu Lilik adalah sosok guru inspiratif dengan segudang prestasi dan pengalaman.

Tak hanya menceritakan segudang prestasi dalam berkompetisi, baik tingkat daerah maupun nasional, buku "Sejuta Cerita Satya Lencana (Catatan Guru Honorer)" memuat praktik manajemen berbasis sekolah, pembelajaran PAKEM, dan kisah-kisah inspiratif. Menurut saya, buku ini termasuk dalam daftar buku yang harus dimiliki. Tak hanya untuk melengkapi koleksi perpustakaan pribadi saja. Praktik-praktik manajemen dan pembelajaran yang dikemas dalam buku ini dapat diaplikasikan oleh kepala sekolah dan guru.

Bu Lilik, editor saya dan alumni MWC 3 Bukittinggi. Semoga sehat selalu, ya! Mudah-mudahan ada kesempatan untuk kita bertemu kembali.

~lembayungmerahsenja