Dian Diana

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
OUTING  CLASS FKG IPS KBB

OUTING CLASS FKG IPS KBB

OUTING CLASS FKG IPS KBB

Oleh : Dian Diana, M.Pd

Guru SMPN 1 Cihampelas

Setelah sukses menyelenggarakan program pertama, workshop Penulisan Karya Tulis Ilmiah dan Artikel Populer yang diikuti oleh 150 peserta guru, Forum Komunikasi Guru IPS Kabupaten Bandung Barat (FKG IPS KBB) melaksanakan program yang kedua yaitu Outing Class. Program ini merupakan bagian dari Bidang II Pengembangan dan Peningkatan Sumberdaya Manusia. Penyelenggaraan program pada hari sabtu, tanggal 2 Desember 2017 dengan lokasi di sepanjang Ci Tarum sekitar Bendungan Saguling, perbatasan Kabupaten Bandung Barat dengan Kabupaten Cianjur.

Tujuan pelaksanaan outing class ini, intinya agar Guru IPS di Kabupaten Bandung Barat dapat belajar langsung dari lapangan tentang teori-teori ke-ips-an dikaitkan dengan fenomena yang ada, baik dari sisi geografi, ekonomi, sejarah, maupun sosiologi. Pembelajaran kontekstual sangat kentara dalam kegiatan ini. Manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini, guru lebih memahami berbagai fenomena yang terjadi di lapangan, mengaitkannya dengan mata pelajaran IPS, dan apa yang didapatkan dari outing class ini akan menjadi bahan atau media pembelajaran di kelas, serta membuka wawasan mereka tentang cara belajar di luar kelas.

Alasan Daerah Aliran Sungai Ci Tarum dijadikan sebagai lokasi belajar, karena Ci Tarum mengalir di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan sekitarnya, menjadi gejala nyata, rusaknya lingkungan perairan yang dapat dilihat langsung oleh peserta didik dan masyarakat Jawa Barat khususnya, Indonesia dan dunia pada umumnya. Bahkan, ada julukan untuk Ci Tarum yang sebenarnya merupakan hal yang memalukan untuk kita, Toilet Terpanjang di Dunia. Dengan demikian, penting kiranya kita sebagai guru, untuk memberikan informasi kepada peserta didik, tentang pentingnya menjaga lingkungan Ci Tarum, agar tetap terjaga hingga mereka sadar, peduli dan melestarikan Ci Tarum untuk generasi yang akan datang.

Interpreter atau pemateri yang kami undang yaitu T. Bachtiar, beliau Dosen sekaligus pegiat Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB). Materi yang diberikan tentang Pemanfaatan Alam untuk Pembelajaran, Bandung Purba, Pemanfaatan Ci Tarum oleh Masyarakat Sekitar, dan Tujuh Kilometer Ci Tarum Bersih.

Ci Tarum merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat, dengan panjang sekitar 300 Km. Hulu sungainya berada di kaki Gunung Wayang tepatnya di sekitar Situ Cisanti. Air sungai kemudian mengalir ke hilir membelah Jawa Barat, melewati Muara Gembong, Karawang, dan berakhir di Laut Jawa.

T. Bactiar mengungkapkan bahwa dalam sejarah alam, sosial budaya dan politik Tatar Sunda, Ci Tarum mempunyai peran yang sangat berarti. Saat sungai ini melintas Cekungan Bandung 135.000 tahun yang lalu, terbentuk material letusan Gunung Sunda di utara Padalarang hingga membentuk Danau Bandung Purba, yang memberikan inspirasi adanya sasakala Sangkuriang-Dayang Sumbi hingga pembentukan Gunung Tangkuban Parahu yang imajinatif.

Ci Tarum merupakan sungai yang menjadi pembatas dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Galuh yang wilayahnya meliputi dari Ci Tarum ke Timur, dan Kerajaan Sunda dari Ci Tarum ke Barat. Pada sekitar abad ke-5 sungai ini juga menjadi sumber kehidupan bagi Kerajaan Tarumanegara.

Saat ini, Ci Tarum bisa dikatakan sebagi urat nadi kehidupan, karena sekitar 25 juta orang tergantung pada aliran airnya. Sungai ini dibendung di tiga tempat yaitu Waduk Jatiluhur, Cirata, dan Saguling yang menghasilkan tenaga listrik sebesar 1.400 MW Manfaat air Ci Tarum bukan saja untuk pertanian tapi juga berbagai kebutuhan lain seperti tenaga listrik,perikanan, pariwisata, sumber baku air minum, dan industri.

Tiga titik simpul Ci Tarum yang menjadi objek pengamatan para guru yang tergabung dalam FKG IPS KBB. Titik pertama, Sanghyang Tikoro. Secara administratif masuk ke wilayah Desa Rajamandala Kulon, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Ketika kami sampai di lokasi ini, volume Ci Tarum sedang besar, air sungai nampak mengalir deras. Pemandangan morfologi kars yang indah dengan bentukan batuan menarik, menggugah semangat untuk menanyakan berbagai hal yang berkaitan dengan tempat ini kepada pemateri. Pertanyaan tentang terciumnya bau gas menyengat pun muncul, yang ternyata merupakan bau gas metan dari air yang tercemar limbah.

Ci Tarum di Sanghyang Tikoro bercabang dua, cabang pertama masuk Sanghyang Tikoro menjadi sungai bawah tanah, dan satu cabang lagi mengalir seperti sungai biasa. Menurut T. Bachtiar, Sanghyang Tikoro sempat dipercaya sebagai tempat bobolnya Danau Bandung Purba. Kepercayaan ini menyebabkan Mayor Rukana, Komandan Polisi Tentara di Bandung (peristiwa Bandung Lautan Api) mengusulkan kepada Jenderal A.H. Nasution untuk membumihanguskan Bandung dan menutup terowongan Sanghyang Tikoro dengan ledakan dinamit agar Bandung terendam menjadi danau kembali.

Untung saja Sanghyang Tikoro tidak jadi dibom, sebab ternyata ada perbedaan ketinggian yang kentara antara Bandung (650 m.dpl) dan Sanghyang Tikoro (392 m.dpl). Tentu Bandung tak akan pernah tergenang. Sebab jika dibendung Sanghyang Tikoro, Ci Tarum hanya melimpas di punggung pasir. Danau Bandung Purba bobol bagian barat di Pasir Kiara dan membobol batuan keras di Cukang Rahong dan bagian timur di Curug Jompong. Akhirnya Ci Tarum masuk sebagian ke Sanghyang Tikoro dan sebagian lagi ke sungai terbuka, sisanya menjadi rawa-rawa yang luas.

Setelah puas mengamati Ci Tarum di Sanghyang Tikoro, kami lanjutkan perjalanan ke titik kedua, Cukang Bingbin, Cikahuripan. Lokasi ini berada di Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Kami menyusuri sungai Ci Tarum sejauh kurang lebih1 Km. Selama perjalanan, di tempat-tempat tertentu kami berhenti, manakala ada bentukan-bentukan alam yang unik, kemudian T. Bachtiar menjelaskan proses terbentuknya dan mempraktekkannya dengan menggunakan media yang ada di sekitar lokasi. Cara tersebut mempermudah kami memahami materi yang beliau berikan, sehingga menginspirasi kami untuk melakukan hal yang sama kepada peserta didik, jika mengajak outing class.

Setelah sampai di lokasi, kami mengamati sekitar dengan mata takjub. Suasana begitu sepi. Udara yang sejuk dengan pepohonan rindang, menyegarkan pandangan mata. Suara aliran Ci Tarum menjadi irama yang terdengar indah, kicauan burung yang tak henti menemani, ditambah tiupan angin yang mengandung banyak uap air, semakin memberikan nuansa alam yang menentramkan. Semua peserta berdecak kagum dan mendokumentasikan berbagai tempat indah disekitar Cikahuripan.

Aliran mata air Cikahuripan ada yang membentuk lingga dan yoni sehingga disebut oleh masyarakat sekitar cai nyusu istri (mata air perempuan) bentuknya berupa jublegan atau pothole, dan cai nyusu pameget (mata air laki-laki) yang airnya keluar memancar. Selain mata air, air terjun, morfologi batuan yang unik, berupa dinding-dinding sungai dengan ukiran alam indah layaknya Grand Canyon, menambah belajar semakin betah. Untuk menyebrang ke batu Cukang Bingbin yang ambruk akibat erosi, tersedia rakit untuk mengantar peserta kegiatan ke seberang.

Setiap bentukan yang tersaji di sana, menjadi diskusi menarik kami dengan pemateri. Sungguh membuka wawasan ilmu, sehingga kami semakin paham dan sangat kagum terhadap penciptaan-Nya.

Lokasi terakhir yang kami kunjungi yang merupakan titik ketiga, Bendungan Saguling. Di lokasi ini kami banyak membahas tentang penyebab, manfaat, dan dampak yang ditimbulkan dari pembangunan waduk ini. Setiap gejala alam yang tersaji, menimbulkan banyak kepenasaran peserta outing.

Teriknya matahari tidak menyurutkan semangat kami untuk terus diskusi dengan pemateri. Sampai batas waktu kegiatan selesai, semangat itu tetap ada. Bahkan, peserta menginginkan lagi kegiatan yang sama, agar dijadwalkan secara rutin. Menurut mereka, kegiatan ini selain sebagai ajang menambah wawasan, juga dapat menyegarkan otak, dan silaturahmi sesama guru IPS se-Kabupaten Bandung Barat.

Tepat pukul 16.30 WIB, kegiatan berakhir, seluruh materi dibuat resumenya oleh peserta. Rencana Pelaksanaan pembelajaran yang dirancang untuk pembelajaran di luar kelas pun harus dibuat oleh peserta kegiatan, kemudian diemailkan ke Panitia outing class FKG IPS KBB, sebagai bukti pelaksanaan kegiatan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post