Dian Diana

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tersumbatnya Curug Sumpal

Tersumbatnya Curug Sumpal

TERSUMBATNYA CURUG SUMPAL

Oleh: Dian Diana

Butiran embun menggelayut di ujung dedaunan, laksana mutiara tergantung, dengan gambar bayangan pepohonan sekitar. Halimun pagi menipis saat mentari menampakkan sinarnya yang kuning keemasan. Langit biru cerah memberi warna alami yang memukau. Udara sejuk terasa menyentuh kulit, semakin menambah kesegaran dan semangat kami untuk menempuh lokasi Curug Sumpal, curug yang masih jarang didatangi oleh para penikmat keindahan alam.

Curug berasal dari Bahasa Sunda, kependekan dari cai urug, longsoran air. Curug Sumpal merupakan salah satu curug yang berada di Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat. Curug ini berada pada undakan keempat dari tujuh curug, titik pertamanya yaitu Curug Malela, yang terkenal dengan sebutan Niagaranya Indonesia.

Rute perjalanan menuju Curug Sumpal, sama percis dengan ke Curug Malela. Jika menggunakan kendaraan pribadi, dari pusat kota Bandung, perjalanan dilanjutkan ke Cimahi, Batujajar, Cihampelas, Cililin, Sindangkerta, Gununghalu, Bunijaya, dan sampai di Curug Malela, Rongga. Namun, jika menggunakan kendaraan umum, bisa naik Bus Madona dari terminal Leuwipanjang, kemudian turun di terminal Sindangkerta, dilanjutkan naik elf ke terminal Bunijaya. Kendaraan berikutnya, menggunakan ojek menuju parkiran lokasi wisata. Kondisi jalan yang mulus, semakin mempermudah wisatawan datang berkunjung.

Jika kita tidak menyiapkan makanan berat untuk dimakan sepulang perjalanan dari Curug Sumpal, bisa memesan nasi liwet beserta lauknya di salah satu saung pedagang. Salah satunya warung Abah, yang letaknya di sisi kiri jalan turunan pertama menuju curug. Nasi liwet yang hangat, dengan hidangan ayam kampungnya yang lezat, ditambah goreng tempe, tahu, goreng ikan asin yang garing, lalapan mentah dan rebusan daun singkong yang segar, dengan sambal hijau istimewa yang maknyos rasanya.

Tiga curug telah terlewati, Curug Malela dengan kemegahan batuan dan dindingnya yang lebar, kemudian Curug Manglid dengan keunikan gua di balik terjunan airnya, dan Curug Katumbiri yang sering berhiaskan pelangi.

Informasi yang kami kumpulkan, tentang sulitnya perjalanan ke sana, menjadi bekal persiapan mental dan kewaspadaan, untuk bersemangat mencapai titik teratas dan titik terbawah Curug Sumpal. Setelah satu kilometer berjalan naik turun tebing, atau tanah dengan kemiringan lereng yang terjal, akhirnya kami sampai pada bagian atas dari Curug Sumpal.

Penampang dasar sungai di bagian atas curug menyempit, terlihat bagian sisi kiri sungai, terdapat bentukan parit yang menurun tajam dengan lebar sekitar 2 meter, dan kedalaman satu meter, panjangnya sekitar 40 meter dari arah hulu. Sedangkan sisi kanan penampang lebih tinggi dari bentuk parit tersebut. Inilah yang mengakibatkan aliran air lebih deras dari curug yang lainnya. Parit inilah yang memusatkan terjunan air pada patahan yang memotong aliran Ci Dadap. Tepat di depan terjunan air, terdapat dinding tebing ignimbrit yang pejal di kanan dan kirinya, dinding ini menghalangi aliran sungai, sehingga alirannya seperti tertutup oleh tebing tersebut. Inilah yang menyebabkan nama curug ini disebut Curug Sumpal, yang artinya air terjun yang tersumbat atau tertutup.

Tidak cukup hanya memandang dari bagian atas Curug Sumpal, kami mencoba memanjat tebing lagi untuk berputar mencari jalan agar dapat turun ke bagian bawah curug. Perjalanan semakin menantang, selain tebing yang terjal, semak berduri sering menghalangi. Namun semuanya tak menyurutkan niat kami untuk melanjutkan langkah. Perlahan tapi pasti, dengan terjatuh-jatuh, bergelantungan di akar, tertimpa kawan yang terpeleset, semakin memompa semangat untuk segera menikmati curug itu.

Sampailah kami di bagian hilir, jaraknya sekitar 100 meter dari Curug Sumpal. Dari kejauhan tampak pemandangan yang mengagumkan. Sejenak kami terdiam dan takjub. Dari arah kami, aliran super deras itu tampak sebagian karena tertutup dinding tebing terjal. Terlihat undakan kedua air terjun yang diapit oleh batuan yang aman untuk sekedar duduk atau berbaring. Tak sabar untuk segera memandang dan bersandar, walaupun tenyata, untuk mendekati curug, kami harus meraih akar, berpegangan pada batuan, atau berjalan di atas batuan sungai yang licin.

Ada bentukan unik akibat erosi air yang khas di sini, yaitu jublegan (pothole). Batu ini disebut jublegan karena bentuknya seperti jubleg atau lumpang. Batu dengan bentuk lubang vertikal alami, akibat terperangkapnya pasir dan kerikil yang diputarkan oleh aliran air yang menggulung dan menggerus dinding batu dengan kuat dan terus menerus dalam waktu yang sangat lama. Lubang-lubang ini bervariasi kedalaman serta garis tengahnya, yang banyak terlihat di sepanjang aliran sungai menuju Curug Sumpal.

Pada sisi sebelah kanan, terdapat batuan yang datar, dengan lebar 2,5 meter, sepanjang 15 meter, airnya dangkal, namun alirannya cukup deras. Di situ, kita bisa bersantai sejenak duduk bersama dan berfotoria.

Tips agar perjalanan ke Curug Sumpal lancar dan menyenangkan, persiapkan barang bawaan secukupnya saja. Perhitungkan cuaca, apalagi di musim hujan, datanglah pagi-pagi dan pulang sebelum sore hari. Bawalah pakaian yang sifatnya ringan dan mudah kering, persiapkan jas hujan. Gunakan sepatu anti licin dan hindari menggunakan sandal, agar kaki kita terlindung dari benda tajam atau gigitan hewan liar. Agar terhindar dari dehidrasi, bawalah air minum sekitar 1-2 liter di dalam ransel saat berangkat dari lokasi parkiran. Untuk lebih menjaga keamanan, bawalah tambang atau webbing¸ karena jalan tidak lurus dan mulus, tapi licin dan terjal. Selamat berpetualang! Salam Lestari!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Perjalanan yang menantang Cukup membayangkan saja.. walau ada keinginan untuk sampai ke lokasi Salam literasi

26 Mar
Balas

Makasih Bu Sri dan Bu Mey, salam literasi

27 Apr
Balas

Seru ya ?.. Menantang dan menyenangkan. Jadi pengen. Sqlam literasi

26 Mar
Balas



search

New Post