Diandra Haqi

Guru MTsN 1 Kota Blitar Hobi memasak, menulis, dan gemar berbisnis ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Suara Aneh di Kos 424 C (Hari Ke-90)

Selama kuliah di Kota Malang, setidaknya Dian sudah tiga kali berpindah kos. Kos yang paling lama ia tinggali adalah di kos Ibu Sri nomor 424 C Sumbersari VI Kota Malang, yakni selama tiga tahun. Sekilas kosan itu seperti rumah biasa, sederhana, tanpa fasilitas dapur. Hal yang membuat Dian dan teman-temannya betah di sana adalah kebersihan kos karena ibu kos selalu rempong dalam mengingatkan piket anak-anak kosnya. Sehelai rambut saja yang jatuh di lantai sudah bikin geger. Itulah penyebab Dian, Anggi, Amel, dan Umi betah tinggal di kos tersebut. Tiga tahun mereka tinggal di kos 424 dengan ibu kos yang super dan beberapa misteri yang tidak pernah terungkap asal muasalnya.

Kala itu, Dian yang mendapat kamar di lantai 1 sedang tidur santai usai pulang kuliah. Sambil menunggu Amel pulang dan mengajaknya makan siang, ia asyik membahas materi perkuliahan bersama teman-temannya di FB dengan saling melempar komentar. Tiba-tiba ia mendengar suara kursi dan meja yang diseret. Sangat jelas dan semakin kencang. Meski siang hari, suasana di kos sangat sepi dan ruangan demi ruangan begitu lembab karena tiada sinar matahari yang masuk.

Dian merasa penasaran dengan suara misterius mirip meja kursi yang diseret. Padahal semua penghuni kos adalah anak kuliahan, mustahil sekali mereka bermain meja kursi berkali-kali. Ia beranikan diri untuk naik ke lantai dua. Di lantai atas hanya ada Tika, teman kos Dian dari jurusan IT yang sedang mengerjakan tugas. Dian menceritakan apa yang baru saja terjadi.

“Tik, di kamarku barusan terdengar suara meja kursi diseret. Berulang-ulang lho Tik. Ngeri banget. Apa ada anak ke sini ya tadi? Kamu di lantai atas sendirian?” tanya Dian penasaran.

“Nggak Di, aku dari tadi di kamar. Nggak ada yang mainan meja kursi. Sepi nih, anak-anak masih kuliah kok. Kamu salah dengar kali, mungkin tetangga sebelah,” tandas Tika.

Dian terkejut karena memang benar Tika sendiri di lantai atas. Tidak ada orang lain, semua kamar terkunci karena teman-teman lainnya belum pulang kuliah. Dian yakin yang ia dengar tadi suara meja kursi yang diseret. Padahal meja kursi di ruang tv yang diletakkan di lantai atas untuk tempat anak-anak kos 424 C mengobrol, menonton tv, atau makan bersama tetap rapi di tempatnya. Lantas, siapa gerangan yang bermain meja kursi tadi? Dengan rasa gemetar, pelan-pelan Dian turun menuju kamarnya. Ia menghela napas panjang dan mencoba berpikir positif. Amel telah sampai di kos dan Dian menceritakan segala keganjilan tersebut.

“Itu sih biasa Di. Kalau aku lagi sendirian di kamar dia juga suka iseng gitu. Pokoknya kita berempat yang di bawah, penghuni dua kamar pojok sini yang mesti kena. Anak-anak bawah yang di dekat ruang tamu nggak pernah heboh. Emang ada penunggunya di lantai atas. Mbak Melly, senior kita yang bilang. Kita santai aja, yang penting nggak ganggu.” ujar Amel.

Misteri suara meja kursi yang diseret memang tidak pernah terpecahkan. Cuma jadi bahan pembicaraan dari satu anak kos ke anak-anak yang lainnya. Menurut Mbak Melly, memang benar sering terdengar suara meja kursi diseret tetapi hanya terdengar oleh penghuni kamar bawah di pojok belakang kamar mandi. Keesokan harinya, Dian dan Anggi malah mendengar suara orang mengetuk pintu kamar dan tida-tiba menghilang.

Kejadian itu berlanjut hingga berkali-kali. Untung saja mereka sudah kebal dan tidak lagi merasa ketakutan. Kadang-kadang malah jadi bahan candaan atau sekedar hiburan karena mendengar suara-suara ajaib makhluk asing yang menyeret meja kursi di lantai atas.

Dian dan teman-teman kos di kamar lantai bawah tak lagi merasa takut. Selama mereka tidak mengganggu makhluk tersebut dan tidak putus dalam salat lima waktu, pasti mereka juga tidak akan balik mengganggu dan menampakkan diri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post