Dian Garini Lituhayu

Lahir dan tumbuh di Kota Samarinda, aku rapat dengan budaya Melayu yang kental mewarnai kehidupan pinggiran Sungai Mahakam. Berkeseharian sebagai ibu dan ibu gu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Andai Kamu Tahu ...

Andai Kamu Tahu ...

Seorang lelaki bertatapan hangat naik ke tangga langit berniat mengadukan istrinya. Tubuhnya yang besar dan kakinya yang lebar menjadikan panjatan tangga tali sutra hal yang terlalu sepele. Tibalah dia di depan pintu langit. Dia siap mengetuk. Pintu itu berwarna keemasan. Ada rambatan daun hijau yang lebar seperti daun jati dengan ranting halus berwarna coklat pucat. Sepasang malaikat penunggu pintu langit menghampiri lelaki gagah berparas manis itu dan bertanya apa tujuannya. “Saya ingin mengadukan istri saya ke pemilik Langit!” dengan tenang suaranya merdu berucap, membuat dua malaikat itu terperanjat sampai pucat membiru.

Si lelaki mulai menceritakan laku istrinya pada kedua malaikat penjaga pintu langit itu dengan penuh kecewa. Semua sakit hatinya bermula sejak 40 hari lalu ketika istrinya terlambat memenuhi panggilannya, padahal perempuan itu telah berjanji akan menemuinya dan menyiapkan segala keperluannya. Si lelaki mengutarakan bagaimana istrinya selalu dengan lihai menghindarinya dengan banyak alasan. Letih, mengantuk, sakit. Kedua malaikat menggenggam kedua tangan lelaki itu, bergumam dan menunduk, “Andai kamu tahu."

Di sebuah tempat dibalik pintu langit yang tertutup, seorang perempuan duduk bertelekan bantal empuk dengan pemandangan laut yang menjadi kesukaan perempuan itu selama masih di dunia. Tiga anak-anak perempuan yang digendongnya dalam susah dan sakit mengantarnya ke tempat itu dengan sepeda emas, yang hanya dimiliki janda beranak banyak. Tidak ada lelah lagi dirasanya. Tidak ada lagi penyakit menggerogotinya. Tidak ada lagi nafas sengalnya karena terlalu letih mencari rejeki. Tidak ada kerja keras sampai malam demi semangkuk susu bagi anak-anak perempuan di atas punggungnya yang dulunya bungkuk dan reot. Tidak ada lagi luka di betis kekar yang diajaknya berlari mengejar kesempatan beradu nafkah dengan lelaki dulu.

---

Allāhumma ṣalli ṣalātan kāmilatan, wa sallim salāman tāman, ʿalā Sayyidinā Muḥammadin illadhī tanḥallu bihi l-ʿuqad(u), wa tanfariju bihi l-kurab(u), wa tuqḍā bihi l-ḥawā'ij(u), wa tunālu bihi r-raghā'ibu wa ḥusnu l-khawātim(i), wa yustasqa l-ghamāmu bi-wajhihi l-karīm(i), wa ʿalā ālihi wa ṣaḥbihi fī kulli lamḥatin wa nafasin bi-ʿadadi kulli mʿalūmin lak(a).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post