Dian Garini Lituhayu

Lahir dan tumbuh di Kota Samarinda, aku rapat dengan budaya Melayu yang kental mewarnai kehidupan pinggiran Sungai Mahakam. Berkeseharian sebagai ibu dan ibu gu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kisah Dua Hati

Kisah Dua Hati

Kisah Dua Hati-Dian Garini Lituhayu-

Dua orang lelaki dari Bani Israil mempunyai kualitas yang luar biasa, sehingga mereka sangat terkenal. Yang satu terkenal sebagai hamba yang taat ibadah dan sholeh. Semua tindakan dan amalan orang sholeh sudah menjadi bagian dari hari-harinya. Semua hal baik dan mulia telah dilakukannya. Sementara yang satu terkenal pula, dengan predikat buruk. Pendosa dan kerap melakukan kesalahan. Segala macam dosa telah dilakukan, tak ada hal buruk yang tersisa.

Kusebut dalam cerita ini si Soleh dan si Salah.

Si Soleh hidup mulia dengan berbagai penghargaan dan penghormatan manusia dan masyarakat sekitarnya. Dijadikan panutan dalam ucapan dan tindakan. Keluarganya harmonis dengan anak-anak lelaki dan perempuan yang banyak. Tak pernah kekurangan harta dan makanan. Segala hal dimilikinya. Semua orang mengenalnya. Dia penderma dan suka menolong. Dia suka ibadah dan melakukan amal. Tidak seorang pun di desanya yang tak mengenalnya. Berasal dari keluarga baik-baik. Istrinya berasal dari keluarga terpandang. Anak-anaknya berlimpah kemewahan. Saudara dan saudarinya sangat bangga memiliki kerabat seperti si Soleh. Kemanapun berjalan, selalu banyak orang ingin dekat dan mengaku saudara padanya.

Bertolak belakang dengan si Salah. Dikenal sebagai pencuri kecil sejak masih bocah. Peminum, sejak zaman muda. Tak satupun ibadah dilakukannya. Mabuk dan teler menjadi warna setiap hari-harinya. Keluarganya hancur, istrinya pergi. Anak tak punya. Gemar berjudi dan membuatnya melarat karena tak ada harta sedikit pun tersisa. Semua habis di meja judi. Tak ada dosa yang luput. Semua pernah dilakukannya. Semua orang disekitarnya mengenalnya, dengan predikat buruk sedemikian rupa. Tak ada yang mau menjadi temannya. Saudara-saudarinya menyesal memiliki kerabat seperti dia. Seringkali bahkan yang punya hubungan kekerabatan pun tak merasa punya hubungan dengannya. Pendek kata semua mata memandang rendah dan jijik padanya.

Keterkenalan dua orang ini sampai ke telinga Nabi Daud yang mulia. Sebagaimana semua orang di daerah itu menyebut-nyebut nama kedua orang itu sebagai kualitas super hebat dan kualitas super bejad.

Pada sebuah hari yang sangat panas, bisa terlihat bahwa awan menaungi si Soleh dengan sukarela. Kemanapun berjalan, awan akan mengikuti di atas si Soleh. Sementara si Salah, matahari seperti geram dan selalu kuat membakar diatas kepalanya. Semua orang kagum dengan prestasi si Soleh sebagai orang yang dipandang baik dan mulia. Keluarga yang bisa menjadi panutan dan teladan. Semua wanita menginginkan suami mereka memiliki kualitas seperti si Soleh. Sementara melihat si Salah, semua orang memandang rendah dan hina. Tak ada yang bisa ditilik dengan lega. Tak ada kualitas yang bisa menjadi penyemangat mata.

Sebuah pagi yang cerah, si Soleh dan si Salah dipertemukan takdir menjadi teman seperjalanan. Pohon-pohon kurma disekeliling mereka seperti ikut menghormati kecondongan kebaikan yang dinisbatkan kepada si Soleh. Menjelang siang keduanya berhenti dan berteduh sejenak. Beristirahat di bawah kurma yang pelepahnya rimbun dan teduh.

Tanpa berkata apapun, Si Soleh berkata dalam hatinya, "Ah, lihatlah aku, aku orang sholeh yang taat ibadah, semua orang menghormatiku. Keluargaku harmonis dan mulia. Anak-anakku hidup berkecukupan dan terkenal karena nama baik; tak pantas aku duduk dengan seorang bajingan seperti ini. Entah mengapa Tuhan menjadikan aku teman seperjalanan lelaki ini. Tak ada yang bisa dibanggakan darinya. Pendosa, pemabuk, pezina, perampok, tak bisa ibadah. Tak ada amal baik. Keluarga hancur. Anak tak punya. Sungguh miris hidupnya. Pasti karena dia pendosa, Allah tidak mau memberinya keturunan. Pasti karena kebiasaan buruknya istrinya meninggalkannya. Tidak ada yang tahan hidup dengannya. Tuhan, mengapa Engkau berikan dia sebagai teman seperjalanan begini. Akan merusak penilaian orang banyak jika aku terlihat berjalan dengan lelaki mursal seperti ini.."

Di saat yang sama, Si Salah berkata dalam hatinya. "Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam. Aku yang pendosa. Pemabuk. Pezina. Aku yang tak punya amalan apa-apa. Aku yang keluargaku hancur. Aku yang tak diberi keturunan. Aku yang ditinggal sahabat dan teman. Aku yang tak punya amalan baik. Aku yang tak dianggap. Aku yang hina dan menjijikkan dimata manusia. Kuasamu ya Tuhan. Aku dijadikan teman seperjalanan lelaki Sholeh ini. Mudah-mudahan aku kecipratan berkahnya. Mudah-mudahan aku bisa tertimpa kebaikan yang dipancarkannya. Mudah-mudahan aku bisa menirunya. Mudah-mudahan menjadi berkah buatku hari ini karena menjadi teman dan duduk disebelahnya.."

Pada suatu malam, Nabi Daud diberi pengetahuan langsung dari Allah perihal dua lelaki itu dan suara hati-hati mereka. Allah memerintahkan Nabi Daud menyampaikan pesan langit tentang keduanya. Nabi Daud kemudian memerintahkan seseorang untuk menjemput kedua lelaki tersebut dari tempat mereka berjalan.

Sesampainya di depan Nabi Daud, keduanya bersimpuh dengan takzim. Si Sholeh sangat bangga dipanggil Nabi Daud sang Raja. Pasti Nabi akan memberinya apresiasi sebagai orang Sholeh. Sebagai ulama yang alim. Sebagai orang yang pandai ilmu agama. Sementara Si Salah bergetar dipanggil ke istana tersebut. Takut kalau dihukum karena semua dosanya. Takut akan dihukum karena semua kesalahannya.

Tak lama suara merdu Nabi Daud memecah keheningan hari. "Wahai Soleh, aku diminta menyampaikan kepadamu, agar engkau memulai belajar dan melakukan amal kebaikan dan semua ibadah dengan lebih rajin, dengan lebih khusyu, dengan lebih banyak. Karena semua amal ibadahmu sepanjang umurmu, sudah habis. Sementara dosamu masih ada. Kamu harus memulai semuanya dari nol. Minta ampun yang banyak. Dosa-dosamu belum terhapus. Mudah-mudahan masih cukup waktumu untuk meminta ampun atas segala dosamu. Tak ada satupun amal kebaikan dalam catatan langit atas dirimu.."

Kemudian Nabi Daud melanjutkan, "Dan buat kamu, wahai Salah. Mulai hari ini, genapi harimu dengan ibadah dan amal baik. Isi sisa umurmu dengan kebaikan-kebaikan saja. Semua dosamu sudah habis. Mulailah dari nol, kejar hubungan baik dengan Tuhan dan manusia. Minta maaf kepada mereka yang kamu sakiti. Datanglah kepada ibu bapak dan mantan istrimu dan ucapkan maaf penuh sungguh.."

Keduanya kemudian meninggalkan ruangan dan berjalan keluar. Wajah si Sholeh tertekuk, menangis dalam duka. Bagaimana bisa mengejar semua kebaikan sementara dosanya masih menumpuk tak terampuni. Sementara wajah ketakutan si Salah mendadak berubah gembira, berniat dengan penuh akan memperbaiki hidup di sisa usianya. Awan yang menaungi kepala Soleh berlomba pindah menaungi si Salah. Matahari mencekam panasnya. Membakar kepala Soleh yang tak pernah sekalipun merasakan panasnya siang.

Demi melihat percakapan itu, seseorang bertanya pada Nabi Daud.

"Wahai Nabi, wahai Raja yang Mulia, mengapa bisa terjadi seperti itu?"

Nabi Daud menjawab, "Begitulah, Allah tidak suka kesombongan. Sealim apapun, tidak berhak seorang makhluk menghakimi dan mencela orang lain dan menganggap hidupnya lebih baik daripada orang lain. Padahal dia lupa, Allah memberi kemuliaan pada yang Dia kehendaki. Semua kemuliaan hanya Allah Yang Punya. Tidak berhak seorang makhluk menghujati qadar hidup seseorang berdasarkan keilmuannya. Sedikit sekali ilmu yang diberikan Allah pada manusia. Allah benci kesombongan. Karena hanya Allah yang berhak sombong atas apa yang dimilikiNya, seluruh langit dan bumi dan kita sebagai mahkluk. Allah tidak suka kita menyombongkan diri atas makhluk lainnya. Berhati-hatilah. Kesombongan terhadap amal ibadah dan kebaikan itu seperti api yang membakar jerami kering. Itulah penanda habisnya amalan sholeh dan kebaikan ketika merasa bangga, merasa lebih baik daripada orang lain dan menghinakan orang lain karena tak sepadan dengannya.."

"Meskipun di dalam hati?" tanya orang itu kembali.

"Iya, meskipun kesombongan itu terlintas dalam hati.." jawab Nabi Daud.

*menjadi apapun kita, rendah hati, jangan mudah menghakimi -- ceramah semalam

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post