Dian_iyank

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kabut Cinta di Sudut Desa

Kabut Cinta di Sudut Desa

♡Menulisku 173

Part 21

Sebuah pesan masuk ke gawaiku. Ini masih pagi ... di hari minggu pula. Mas Evan. Ada apa. Tergesa segera kubaca.

"Hari ini ada acara ke mana, Mbak?"

"Tak ada acara ke mana-mana, Mas. Kenapa."

"Ikut aku yuuukk ... aku dan teman-teman mau jalan-jalan." Ajaknya.

"Kemana. Nanti aku mengganggu." Sahutku ragu.

"Telaga biru. Kalau mengganggu tidak akan aku ajak." Balasnya sarkas.

Kukirim emot.

"😁"

"Jam berapa perginya?" Tanyaku cepat.

"Jam 8 tepat. Nanti aku jemput ya." Mas Evan membalas dengan cepat pula.

Aku tersenyum. Hatiku berbunga. Aku suka.

Kukirim emot lagi.

"👍"

⚘⚘⚘

Tepat jam 8 aku dijemput Mas Evan. Dia sudah rapi ... berjaket dan bertas gendong. Pakaiannya santai. Aku bingung ... takut salah kostum. Walau pakai celana jeans atasanku blouse bunga-bunga.

Matching ngga ya dengan acara hari ini. Batinku ambigu.

***

"Mas ...!" Panggilku lirih.

"Ya?" Dia menoleh cepat.

"Aku ganti kaos ya?" Tanyaku meminta izin.

"Memang kenapa baju yang itu." Mas Evan balik bertanya sambil melihat bajuku.

"Pantas ko. Cantik."

Aku tersipu malu. Tapi bukan itu respon yang ingin kudapat.

"Bajuku seperti mau jalan-jalan ke kota ya?" Tanyaku lagi menggantung.

"Ngga ko. Cocok. Cantik. Tapi ... jika mau kaosnya dibawa saja. Takut nanti baju itu basah ada gantinya." Saran Mas Evan lembut.

Aku cepat masuk ke dalam rumah dan mengikuti sarannya. Kucari tas ransel kecil menggantikan tas selempangku. Kupindahkan semua isinya.

Setelah selesai aku keluar.

"Yuuukk kita pergi!"

⚘⚘⚘

Kami pergi berdelapan. Cindy dan Wuri juga berpasangan. Mas Rama dengan Sheila. Mereka tersenyum simpul saat melihat aku dan Mas Evan tiba.

Karena sudah sering bertemu dalam situasi seperti ini ... sikapku jadi biasa.

"Kita mampir ke RM Padang dulu ya nanti. Untuk bekal di sana." Seru Sheilla mengingatkan.

"RM Sederhana saja Shel, yang di perempatan Ci macan ... sambelnya enak. Bosan masakan Padang melulu." Sahut Wuri cepat. Aku setuju dengan usul Wuri. Tapi hanya berani berkata dalam hati.

"Ya sudah. Aku setuju." Alhmdllh. Sheilla menyetujui usul Wuri. Aku tersenyum.

Tiba-tiba Mas Evan berbisik.

"Kamu ngga keberatankan?"

Aku menggeleng.

"Apapun aku suka."

"Ini baru gadisku." Lirih Mas Evan ambigu.

Gadisku. ???

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post