Dian_iyank

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kabut Cinta Di Sudut Desa

Kabut Cinta Di Sudut Desa

♡Menulisku 168

Part 15

Teh manis buatannya dia kirim ke kelasku. Membuat hatiku berbunga-bunga karena perhatiannya. Tapi bukan orang yang membuatnya yang mengirimkannya.

Dia mungkin malu ... atau sedang menjaga sesuatu. Jangan-jangan dia jaim, karena semua orang di sekolah ini tahu Mas Rama yang sedang dekat denganku.

Aku jadi makin gemas sendiri.

⚘⚘⚘

Sebuah pesan masuk ke gawaiku. Kulihat pengirimnya. Mas Evan. Aku tersenyum geli.

"Mbak .. teh manisnya kemanisan ngga?" Tanyanya basa-basi.

Ini modus. Menurut istilah teman-teman kuliahku. hihi ... senyumku makin lebar. Masa yang begini saja jadi obrolan.

"Tidak, Mas. Pas. Terimakasih ya ... maaf saya jadi merepotkan." Balasku sambil membubuhi emoticon minta maaf.

"🙏🙏"

"Tidak apa-apa. Aku suka ko..." jawabnya lagi cepat, membuat aku semakin geer dan suprise, sekarang dia memanggil dirinya aku.

"Iya Mas. Terimakasih. 🙏"

Aku jadi tebak-tebakan sendiri. Kira-kira dia sedang apa sekarang. Sebab yang kulihat tadi Bapak kepala sekolah mencarinya. Pasti ada tugas untuknya dan Mas Rama.

Ngomong-ngomong aku belum melihat Mas Rama hari ini.

⚘⚘⚘

Setelah pulang sekolah aku harus ke kantor UPT Dinas Pendidikan .. aku harus membuat Surat Ijin Belajar. Teman-teman sesama honorer katanya sudah membuat.

Kuparkir motorku di halaman UPT. Kucari Pak Dahlan pegawai UPT yang mengurus surat perijinan. Dan aku diberitahu dia sedang di kantin makan siang.

Kuputuskan menunggunya di kantor. Aku masih belum lapar ... nanti saja setelah selesai urusanku, aku akan mencari RM Padang sembari pulang. Di sana banyak pilihan makanannya.

Jam 1 lewat, Pak Dahlan memasuki ruangannya. Kudatangi beliau dan kuutarakan maksudku. Beliau meminta aku menunggu kabar kapan harus diambil surat ijinnya. Sebab Bapak Kepala UPT sedang rapat dinas.

⚘⚘⚘

Saat aku sedang menyalakan motorku sebuah motor memasuki halaman kantor UPT. Mas Rama dan Mas Evan. Kulambaikan tanganku.

'Mbak ... jangan dulu pulang. Tunggu. Kita pulang bersama."

Seru Mas Rama sambil masuk ke kantor UPT. Mas Evan juga meng-iyakan. Ada apa tanyaku dalam hati. Aku belum salat duhur ini.

'Tunggu ya!"

Mas Evan mengulangi kata-kata Mas Rama. Diapun menyusul masuk ke dalam.

???

(bersambung)

Rangkasbitung. Dian_iyank 25/10/2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

25 Oct
Balas

Trimakasih pak

29 Oct

Trimakasih pak

29 Oct

Trimakasih pak

29 Oct

Trimakasih pak

29 Oct

Trimakasih pak

29 Oct

Trimakasih pak

29 Oct



search

New Post