Dian_iyank

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KABUT CINTA DI SUDUT DESA

KABUT CINTA DI SUDUT DESA

♡Menulisku 175

Part 23

Dan sekarang kami di sini. Berjalan berdampingan menyusuri taman di sekitar telaga yang indah. Bunga -bunga bermekaran menambah semarak suasana hari ini.

Sesekali kami berswafoto. Awalnya kecanggungan melanda kami berdua karena malu dan tak terbiasa. Setelah beberapa jepretan, pose-pose luculah yang akhirnya kami hasilkan.

Mas Evan orangnya menyenangkan. Dia yang awalnya kutahu pendiam ternyata jika semakin dekat ... banyak sifat humorisnya bermunculan.

Kuutarakan hal itu padanya. Jawabannya sedikit mengejutkan.

"Aku bukan type yang senang mengumbar keakraban pada orang-orang yang tidak dekat denganku. Namun jika sudah dekat ... aku seperti ini." Paparnya lugas padaku.

"Jadi prinsip tak kenal maka tak sayang itu ada di diriku." Lanjutnya lagi sambil tersenyum.

Rasa hangat mengisi relung hatiku. Dia bukan type yang mudah menyukai orang lain. Dan itu membuatku merasa special karena disukainya.

⚘⚘⚘

Setelah berjalan jauh aku mengajaknya duduk di sebuah tempat yang menjual minuman.

"Kamu haus Mbak ... eh, sekarang pantasnya aku memanggil apa ya?" Dia bingung sendiri.

Tawaku langsung berderai. Benar-benar tak bisa kutahan. Sikap dan semua kata-katanya mengalirkan rasa bahagia ke hatiku. Aku suka sekali.

"Terserah Mas saja. Aku senang dipanggil apapun oleh Mas." Jawabku masih diliputi rasa geli.

"Kamu cantik jika tertawa lepas begitu. Jadi ingat pertemuan pertama kita. Maaf ya aku keceplosan dan sedikit kurang ajar waktu itu." Katanya ambigu.

Kukernyitkan dahiku. Bingung dengan kata-katanya.

"Maksud Mas apa ... aku tidak mengerti..?" Tanyaku padanya.

"Waktu itu di depan kelasmu. Kubilang kamu cantik. Maaf ya jika aku tidak sopan ... baru bertemu bisa-bisanya aku memuji kamu. Aku sampai tak bisa tidur karena takut kamu tersinggung."

Dia rekatkan kedua tangannya di dada.

"Tunggu dulu ... bukannya Mas Rama yang berbicara waktu itu?" Tanyaku bingung.

"Aku ... Dek!" Jawabnya menegaskan.

"Ngga apa-apakan aku panggil kamu adek?" Tanyanya lagi.

"Tidak apa-apa, Mas. Aku suka. Dan lagi aku kan lebih muda satu tahun darimu." Sahutku menenangkan.

Dia tersenyum senang.

Oh jadi Mas Evan yang nyeletuk waktu itu. Ko aku bisa mengira Mas Rama yang berbicara ... hingga aku salah paham padanya.

⚘⚘⚘

Kami kembali ke tempat teman-teman. Kulihat tenda mini yang dibawa Wuri sudah selesai terpasang. Kami pun duduk bergabung mengitari tikar yang tergelar.

"Setelah salat duhur ... kita buka bekal yang kita bawa. Ralat. Nasi bungkus yang kita beli." Seru Mas Rama sambil tertawa.

Diikuti kami-kami yang juga menertawakan ucapannya.

"By the way. Van. Sudahkah kau nyatakan cintamu padanya?" Tanya Mas Rama kepo.

Sambil menggaruk kepala dengan wajah memerah, Mas Evan melihat padaku.

"Memang aku belum bilang, ya. Bukannya sudah?" Tanyanya ragu.

Aku bingung. Harus menjawab apa.

???

(bersambung)

Rangkasbitung. Dian_iyank 28/12/2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post