Dian_iyank

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KABUT CINTA DI SUDUT DESA

KABUT CINTA DI SUDUT DESA

♡Menulisku 176

Part 24

Dalam perjalanan pulang Mas Evan mengajakku singgah di sebuah mesjid kecil di pinggir jalan. Kami belum sempat salat ashar tadi. Mas Rama dan teman-teman sudah lebih dahulu memacu motornya, kami pasti sudah tertinggal jauh.

Ini yang aku suka dari Mas Evan dia tak pernah meninggalkan salat sesibuk apapun. Pernah kutanyakan hal itu padanya.

Jawabnya adalah,

"Kita tidak tahu kapan kita dipanggil Allah. Dan lagi, aku percaya salat kita yang akan melindungi kita di dunia ini."

Kata-katanya membuatku semakin respek dan kagum padanya.

⚘⚘⚘

Aku menunggunya di serambi mesjid setelah selesai ... Mas Evan kulihat masih berdoa. Kubuka ponselku, kukabari Wuri bahwa kami mampir dulu ke mesjid. Takut mereka mencari kita.

Aku memakai kaus kakiku ... kehangatan seketika menyelubungi kakiku. Semakin sore udara terasa semakin dingin. Aku berdiri bertepatan dengan Mas Evan yang berjalan menghampiriku.

"Sudah siap, dek. Ayo kita berangkat!" Ajaknya padaku.

"Mari, Mas." Sambutku.

Kurapikan kancing jaketku.

"Ngomong-ngomong ... kamu tidak lapar?" Mas Evan bertanya lagi sembari melihatku yang sedang naik ke boncengan motornya.

"Perutku minta diisi. Kita mampir dulu yuukk ... jika ada rumah makan atau kedai baso!" Pintanya lagi padaku.

"Tapi kita belum memberi tahu mereka ..." Lanjutnya lagi menyadari sesuatu.

"Oh. Aku sudah mengirim pesan pada Wuri, Mas." Beritahuku.

"Alhamdulillah kalau begitu. Kita bisa mengisi perut kita dulu." Tukasnya lega.

⚘⚘⚘

Kami sampai di depan rumahku saat azan magrib berkumandang.

Alhamdulillahhirobbilalamiiin ...

Bapakku sudah pergi ke mesjid sepertinya. Lampu teras sudah menyala.

"Aku langsung pulang ya, Dek. Aku mau mandi dulu sebelum salat magrib." Pamit Mas Evan menyalakan motornya.

"Iya, Mas. Terima kasih sudah diajak main. Dan terima kasih juga advisnya tadi." Jawabku dengan penuh rasa suka.

"Sama-sama ... Dek. Aku yang paling berterima kasih hari ini." Balasnya dengan wajah penuh senyum. Menularkan bahagia dan menghangatkan hatiku.

Seketika itu ada rasa lain muncul di hatiku.

Aku suka kamu, Mas. Bisik hatiku.

???

(bersambung)

Rangkasbitung. Dian_iyank 4/1/2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

02 Mar
Balas

Luar biasa Bunda penuh inspirasi

02 Mar
Balas



search

New Post