Dian Intan Marsifa fauzia, S.Pd. SD

Guru di SDN 25 Membalong Belitung ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Maras Taun

"Maras Taun" di Perantauan

#TantanganGurusiana

Tantangan hari ke 16

Setiap daerah di Indonesia memiliki upacara adat tersendiri, masing-masing berbeda nama dan tata cara upacaranya. Akan tetapi, nilai esensi yang terkandung di dalamnya tidaklah jauh berbeda yakni bentuk kesyukuran atas anugerah rizki melimpah dari Tuhan YME serta memohon perlindungan kepadaNya dari segala mara bahaya.

Di kabupaten Belitung sendiri upacara tahunan yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya adalah "Maras Taun". sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan atas segala kebaikan dan kemudahan yang dianugerahkan kepada mereka. Secara etimologis, ritual ini berasal dari dua akar kata, yaitu Maras dan Taun. Maras memiliki arti memotong, sedangkan Taun berarti tahun. Secara lebih luas, ritual Maras Taun dapat dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kebaikan yang telah mereka peroleh pada tahun lalu dan sekaligus permohonan perlindungan untuk tahun berikutnya.

Pada awalnya, Maras Taun merupakan ritual yang dilakukan oleh para petani ladang untuk menyambut datangnya musim panen padi. Budaya Maras Taun merupakan sebuah tradisi yang biasa dilakukan secara rutin setiap tahun. Tradisi ini tercipta dan terpelihara dari dulu hingga sekarang. Diadakan di masing-masing dusun atau kampung tepatnya di kediaman tetua kampung atau sering disebut dukun kampung. Dukun bukan berarti dukun ilmu hitam akan tetapi hanya sebatas panggilan kepada yang dituakan di sebuah kampung di Kabupaten Belitung.

Adapun upacara Maras Taun sering juga dilakukan dalam skala besar sekecamatan yang diadakan di salah satu desa secara bergiliran. Pada tahun 2015 Maras Taun skala Kecamatan Membalong diadakan di halaman lingkungan kantor Desa Bantan Kecamatan Membalong.Ratusan warga Kecamatan Membalong berkumpul di Desa Bantan, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung.

Di lapangan terbuka tersebut, warga meramaikan suasana adat budaya Maras Taun Kecamatan Membalong tahun 2015. Dihadiri oleh Bupati Belitung, Bapak Sahani Saleh atau yang akrab di sapa Pak Sanem pejabat tersebut disambut tarian selamat datang dan beberapa prosesi adat lainnya.

Semua penduduk wajib datang tanpa terkecuali dengan masing-masing membawa lepat atau umumnya disebut lepet sejenis lemper kudapan nasi ketan berbungkus daun pandan. Kudapan tersebut dikumpulkan menjadi satu dan diakhir acara akan disantap bersama-sama. Namun ada pula “Lepat Gede” yakni lepat berukuran besar kurang lebih panjang 4 meter yang akan secara resmi dipotong oleh bupati sebagai symbol perhelatan acara tersebut dibuka. Rasa persaudaraan dan keakraban akan bercampur dalam acara ini. Acara dimulai dengan membaca ayat suci Al quran disertai doa yang dipimpin oleh tetua kampung dan diakhiri dengan santap bersama kudapan lepet yang tadi dibawa dari rumah masing-masing.

Pada Maras Taun skala Kecamatan ini acara berlangsung selama satu pekan dengan diisi acara-acara untuk menghibur masyarakat yang hadir. Acara juga dimeriahkan dengan mendirikan stand-stand perwakilan tiap desa, instansi pemerintahan dan organisasi kepemudaan yang ada di Kecamatan Membalong. Stand tersebut menampilkan hasil prakarya pribumi asli seperti ambong, tudung saji yang terbuat dari bahan-bahan alami, aneka jajanan khas daerah, hasil tani lokal daerah setempat seperti lada, beras merah serta buah-buahan.

Apapun upacaranya dan bagaimanapun cara mengekspresikannya asal tidak berbentuk ke arah kemusyrikan atau bahkan hanya mendekati kemusyrikan sebagai manusia yang berketuhanan yang Maha Esa segala nikmat serta perlindungan Allah swt wajib disyukuri. Karena sesuai janji Allah setiap nikmat yang disyukuri akan ditambah dan jika diingkari Allah akan sudah memperingatkan bahwa siksanya amatlah pedih.

Mari kita lestarikan budaya daerah agar tidak hilang tergerus oleh zaman.

Salam anak Rantau.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantap bk .........

31 Jan
Balas

Mkasih pak, slm kenal pak Yulius Sabri. Follow balik pak y

04 Feb



search

New Post