Dian Isyarini Pemiluwati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
14 Hari Bersamamu (Pentigraf)

14 Hari Bersamamu (Pentigraf)

Tantangan Gurusiana hari ke-1 (42)

#TantanganGurusiana

Tiba-tiba dia berlari mengejarku, dan aku tak bisa menahan genangan air mata ini, aku hanya mengatakan aku ingin pergi darinya, meninggalkan semua."Kamu bukan untukku, kita bertemu diwaktu dan tempat yang salah, biarkan aku pergi !". Perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya terasa mencekam karena beberapa pos pemeriksaan Covid-19. Tibalah aku di kota Semarang, ada pemeriksaan lagi di sini, rasa lelah karena seharian mengendarai kendaraan membuatku sedikit pening. Aku merasa kurang sehat, bagaimana jika suhu badanku di atas 38 derajat. Aku turun dari mobilku karena pemerksaan Covid-19, dan yang terjadi adalah suhu tubuhku di atas 38 derajat, aku diharuskan rapid tes ditempat. Hasil rapid tes walaupun non reaktif, aku di wajibkan untuk karantina karena suhu tubuhku di atas 38 derajat dan cenderung demam.

Empat belas hari aku terdampar di kota Semarang, aku di karantina di sebuah lokasi penampungan pasien suspect Covid-19.Ditempat ini aku mengenalmu, iya kamu, perawat tangkas pejuang garda terdepan dalam melawan Covid-19." Rangga, aku memanggilmu, bisakah aku mendapatkan beberapa buku bacaan untuk temanku di tempat karantina ini?"."Rangga menatapku dan tersenyum, tentu saja Raisa, aku akan mendapatkan buku bacaan pesananmu". Selama tiga hari aku demam Rangga merawatku dengan baik dan selalu membuatku merasa nyaman. Kami bercerita mengusir kebosanan selama masa karantina ini, menuangkan berbagai macam keluh kesah yang aku rasakan dan kejenuhan ku menghadapi hidup. Kekecewaan yang dalam karena kegagalan pernikahanku membuat aku hampir tak bisa bernafas bahkan untuk bercerita pun aku tak mampu. Perjalanan dari Jakarta ke Surabaya adalah perjalanan pelarianku, tapi siapa yang menyangka aku dipertemukan dengan Rangga.

Senyuman kembali tersungging di bibirku saat mendengar cerita lucu dari Rangga, perawat garda terdepan di tempat karantinaku. Kamu mampu menghapus sedikit rasa gundahku, kamu mampu memberi warna di hari-hari mencekamku. Rangga, apakah hanya empat belas hari ini aku akan bersamamu?. Aku berangsur- angsur pulih, tidak hanya raganya yang pulih, jiwaku juga mulai pulih. Semuanya karena Rangga. Saat hari terakhir kita bersama, ku berikan salah satu buku bacaanku selama empat belas hari aku di tempat karantina pada Rangga, di dalam buku itu aku selipkan lembaran tulisan tanganku yang berisi sedikit kisahku, dan bagaimana dalam waktu empat belas hari aku bisa menemukan diriku kembali karena Rangga, dan aku rasa aku mulai jatuh cinta padanya meskipun aku tak mengharapkan yang sebaliknya. Kubersihkan tempat tidur single di tempat karantina tanda akhir aku ada di tempat ini, kupandangi sekeliling, aku pasti merindukan tempat ini, merindukan Rangga. Kulangkahkan kakiku menyusuri koridor tempat karantina, kuhirup udara segar dengan memejamkan mataku, sayup-sayup kudengar ada yang memanggil namaku. "Raisa, tunggu!".Oh..ternyata Rangga, dia berlari mendekatiku, terengah-engah dan menatapku lembut, "Raisa aku sudah membaca bukumu, tunggu aku di Surabaya, aku akan menemuimu di sana, jaga kesehatanmu!"dan tiba-tiba Rangga meraih kedua tanganku dan menciumnya dengan lembut dan berkata, "saat aku menemuimu di Surabaya, di jari ini akan tersemat cincin manis untukmu". Kedua mataku berkaca-kaca, Rangga memelukku erat seolah tak ingin berpisah dariku.Kata-kata manisku untu Rangga sebelum aku melangkah pergi, "Aku menunggumu di Surabaya, segera Rangga!"," jangan terlalu lama!, karena aku tak mau riduku semakin berat, karena aku takut tak kuat menahannya", dan kali ini kulangkahkan kakiku dengan perasaan yang tenang, senyuman tersungging dibibirku.

Bondowoso, 12 Juni 2020

Rangga dan Raisa

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul

12 Jun
Balas

Makasih bu eva.... Masih belajar

12 Jun

Mantul

12 Jun
Balas

Mantul

12 Jun
Balas

Mantul Bu

13 Jun
Balas

Wow...Raisa.....tunggulah Rangga dengan segudang manisnya cinta....keren

13 Jun
Balas

Ciye2 kenapa hanya 14 hari..seharusnya cintaku berepisode..

12 Jun
Balas

Ben gk lama-lama bu... Langsung KUA... Hahahhaha

12 Jun

Tambah asyik kalau jadi novel Bu...

12 Jun
Balas

aaamiiiiin....saya masih pemula bingit bu.....sek gak PD...hehehhe

13 Jun

Keren bu ceritanya

13 Jun
Balas

makasih bu suport nya buat pemula kayak saya

13 Jun

Asyiiik kereen kisahnya. Lanjut.

12 Jun
Balas

makasih bu nora....masih ngumpulin energi nih hehehhe

13 Jun

Wow mantap

12 Jun
Balas

Belajar bu juni.... Gak tau nulis cerpen blas...embuh wes...wkwkwkwkwk.

12 Jun

Wow... 14 hari cinta bersemi kembali.. Mantul mbak

12 Jun
Balas

cinta bersemi karena covid-19...eeeeaaaaa...wkwkwkkw

13 Jun

Keren bu kutunggu kisah selanjudnya

13 Jun
Balas

makasih bu yuli...masih ngumpulin tenaga nih...hihihi

13 Jun

Mantap sekali bu ditunggu lanjutannya

13 Jun
Balas

Selamat tuk rangga dan raisa... bu.

12 Jun
Balas

Tunggu undangannya... Jangan lupa bawa angpaow... Wkwkwkwkkwkw

12 Jun



search

New Post