Sejak kepulangannya dari mengikuti workshop Inovasi Pembelajaran (Inobel) di Jogyakarta beberapa waktu lalu, entah angin apa yang mendorong istriku bersikeras untuk mengikuti kegiatan pelatihan Satu Guru Satu Buku (Sagusabu) yang diselenggarakan oleh Media Guru bekerjasama dengan APKS Bahasa Inggris kota Bandung.

"Ayo Bi ikutan, biar bisa buat buku. Nanti bisa buat melengkapi berkas kenaikan pangkat dan bisa juga buat kenang-kenangan buat anak cucu kita Bi" bujuknya

"Tapi itu kan pelatihan ga gratis lho, biasanya Ummi males kalau pelatihan harus bayar? " godaku

"Ini mah beda Bi, dijamin seru. Apa Abi ga kepingin punya buku sendiri? Kalau guru olahraga bisa bikin buku itu kerennya luar biasa lho" jawabnya berusaha meyakinkan kembali

"Iya kita ikut" jawabku

Itulah awal pertama kali Allah SWT mengenalkan Media guru padaku.

Dan memang benar. Selama dua hari mengikuti pelatihan sagusabu ini, perasaan dan motivasiku diaduk-aduk tak karuan.

Ada perasaan malu karena sudah belasan tahun menjadi guru tapi belum memiliki satupun karya dalam bentuk buku.

Ada perasaan ragu apakah seorang guru olahraga yang terkesan malas untuk menulis dan membaca dapat melahirkan sebuah buku?

Akan tetapi ada juga perasaan tertantang untuk membuktikan bahwa guru olahragapun bisa menulis. Disamping tentunya ada harapan untuk dapat memberikan inspirasi buat kedua buah hatiku, para anak didikku di sekolah, dan orang-orang terdekat lainnya.

Alhamdulillah dengan pelatihan sagusabu ini buku pertamaku dilahirkan. Perasaan malu, ragu dan tertantang itu kini terjawab sudah.

Terimakasih Media guru.